Setelah Hinata mengeluarkan pernyataan yang sangat mencengangkan itu, seluruh aula diliputi keheningan, lalu Hinata melanjutkan perkataannya.
“Meskipun begitu, aku juga adalah seorang Saint kerajaan Marinford… aku tidak bisa begitu saja tinggal disini selamanya, jmeskipun ini adalah petunjuk dewa, aku harus kembali dan membicarkannya dengan pope disana, dan menunda masalah ini sementara…”
Mendengar hal itu, baik raja dan para bangsawan mengelus dada karena lega.
“… Itu benar… Pertama-tama kamu harus kembali ke kerajaan mu… itu saja cukup…”
“Tentu saja itu tak akan merubah hasil akhirnya.. karena ini adalah perintah para dewa…”
Hinata pun membalas cepat seakan-akan ingin menyangkal pendapat sang raja.
“… Tentu saja. Jika itu adalah perintah dewa…”
Sang raja mengangguk dengan enggan sambil menatp tajam kearah Cain. Lalu sang raja maju kedepan dan menatap kearah bangsawan,
“Persoalan terkait Saint-dono akan dibahas di kemudian hari… Karena ini adala hari pertunngan Eaarl Cain von Silford dengan putriku Telestia, Nona Silk von Santana, dan Ksatria Tiffana von Libert… Jadi kita tidak bisa mengabaikan bintang utama acara hari ini bukan? Mari kita dengar sepatah kata dari Earl Silford…”
Mendengaar perkataan sang raja, Cain pun berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke sisi sang raja. Perhatian para hadirin terppusat kepada Cain, ada yang menganggap ia benar-benar diberkati, ada juga yang memandangnya dengan tatapan iri.
Siapapun pasti akan berpikiran sama jika menyaksikan pernyataan yang mengejutkan dari Saint itu. Sambil tetap duduk di meja mereka, tatapan para bangsaawan itu menusuk keara Cain yang berdiri di panggung yang lebih tinggi.
“Terima kasih telah hadir berpartisipasi pada acara pesta pertunangan ku hari ini… Seperti yang anda semua lihat hari ini, meskipun aku adalah Eaarl, namun aku masihlah belum dewasa.. kedepannya aku akan terus berupaya meniru anda sekalian yang telah lebih lama membuat kerajaan ini selalu berjaya, dan akan berjuang bersama kalian untuk membuat kerajaan ini semakin berjaya”
Dan ia menutup pidatonya dengan membungkuk, dan terdngar tepuk tangan yang meriah dari para bangsawan yanng hadir.
“Kalau begitu, dengan ini acara ini selesai….”
Dan tepuk tangan kembali terdengar setelah Raja menutup acara ini. Dan kemudian keluarga kerajaan mulai meninggalkan aula.Setelah seluruh keluarga kerajaan meninggalkan aula, selanjutnya giliran Saint untuk beranjak pergi, dan kemudian diikuti oleh Cain bersama dengan Telestia, Silk dan Tiffana.
Setelah keluar, Cain dipandu menuju ruang tunggu dan dipersilahkan duduk di sofa.
“Uahh.. benar-benar melelahkan…”
Dihadapan Cain yang terlihat kelelahan, duduk tiga sosok perempuan, dan tentunya mereka itu adalah ketiga tunangannya.
“Cain-sama, bagaimana ini maksudnya?? Sampai-sampai Saint-sama juga mengatakan akan menjadi istri Cain-sama!”
Cain yang sedang merengut menyalahkan Cain dengan pose tubuhnya yang condong ke depan meja.
“Meskipun kamu tanya aku, aku juga tidak tahu apapun… aku juga tidak pernah mengira dia akan mengungkapkan perintah dewa di tempat seperti itu…”
Cain yang tampak kebingungan berusaha menjawab, namun kemarahan Telestia belum lah menghilang. Tampaknya Silk yang duduk di sampingnya tidak terlalu perduli dengan hal ini, dan dia menikmati obolan dengan Tiffana sambil meminum teh.
“Tolong jangan ditambah lagi… Sungguh… aku penasaran saat dewasa nanti berapa jumlahnya…”
Seakan simpatik dengan Telestia, Silk pun masuk dalam pembicaraan.
“Teles.. Kali ini kita tidak punya pilihan lain… Saiint-sama juga bilang ini adalah perintah dewa… lagipula Saint-sama juga seusia dengan kita, jadi kupikir iini akan menyenangkann… iya kan?? “
“Aku tidak perduli berapapun jumlah istrinya.. aku bahagia asalkan selalu bisa melakukan pertandingan dengan Cain… itulah cara kami saling mencintai…”
Mendengar nasihat lembut dan kata-kata Tiffana, Telestia pun mulai agak mengendurkan ekspresinya.
“Baiklah… Sebagai istri, semoga saja kita semua bisa saling mendukung kedepannya… “
“Ya, ya! Ayo kitaa berusaha melakukan yang terbaik, Teles!! “
Melihat senyuman Silk, Telestiapun akhirnya mulai tersenyum. Melihat hal ini Cain pun akhirnya dapat bernaffas lega.Dan bgitulah, Upacara pengumuman pertunangan berakhir dengan damai.
◇◇◇◇
Setelah acara pesta selesai, para bangsawan kembali ke mansion mereka masing-masing. Dan diantara mereka, ada seorang pria yang sedang terduduk di ruang kerjanya sambil memegangi kepalanya.
“Benar-benar… Kali ini giliran Saint?? Cain ini..Seberapa banyak kamu ingin membuat aku kerepotan..”
Garm tampak kelelahan menghadapi Cain yang terus-menerus menimbulkan masalah. Lalu Sebas datang menghampiri untuk menyuguhkan teh kepadanya.
“Garm-sama, bagaimana jika bersantai sedikit dengan meminum teh? “
Garm pun mengambil cangkir teh yang ada dihadapannya, lal menyeruputnya, dan kemudian ia menghela nafas panjang.
“Apa anda sudah sedikit tenang? Tapi saya benar-benar tidak menyangka Cain-sama sampai bisa mendapatkan Saint-sama… fufu.. sepertinya ini adalah sesuatu yang menggembirakan bagi keluarga Silford…”
Mengesampingkan Garm yang tampak terbebani, Sebas terlihat cukup puas dengan kejadian ini. Bagi Sebas yang telah mengenal Cain sejak lahir, dia adalah sosok yang sangat imut sampai kapanpun. Terlebih Cain telah menjadikan keponakannya, Collin, sebagai kepala pelayan di mansionnya.
Dan kini Cain mendapatkan Tuan puteri, Puteri Duke, bahkan seorang Saint sebagai istri nya. Itu adalah sebuah kehormatan yang amat tinggi bagi kepala pelayan yang melayaninya.
Dan Garm terus mengeluh kepada Sebas yang tak menunjukan perasaan nya ini.
◇◇◇◇
Beberapa hari berlalu dengan damai tanpa masalah sejak pesta pertunangan berakhir. Dan kini di halaman istana sudah berbaris dua puluh kesatria dengan armor logam berwarna putih perak.
Dibagian dada armor besi tersebut terukir pola burung merpati, lambang ini merupakan lambang kerajaan Marineford. Mereka adalah pasukan Ksatria Suci yang menggantikan pasukan pengawal Saint yang lama yang sedang ditahan.
Sebagai wakil komandan Royal Knight, Dime sedang menyambut kedatangan komandan pasukan mereka. Namun sepertinya mereka berdua tampak menujukan ekspresi yang lembut dan saling berjabat tangan dan tersenyum.
“Hagen-dono, sudah lama tidak berjumpa… Apa anda sehat? Aku tidak menyangk bahwa Hagen-dono sendiri yang datang menjemput Saint-sama.. “
“Sudah lama ya, Dime-dono… Yah kali ini adalah kesalahan kerajaan kami, itu sebabnya harus aku yang datang…”
Mereka berdua adalah teman lama, sepertinya mereka suah berhubungan sejak muda, dan hubungan mereka tetap terjaga selama lebih dari 10 tahun sejak mereka pertama kali bertemu dan melakukan pertarungan simulasi antar kerajaan.
Mereka saling mempertajam teknik masing-masing, hingga saat ini Hagen telah menjadi wakil komandan ksatria suci kerajaan Marineford. Bagi kerajaan Marinford, Ksatria suci adalah pasukan terbaik disana, dan menjadi Wakil komandan itu artinya dia adalah sosok nomor dua di pasukan tersebut. Dan karena Dime juga saat ini menjadi Wakli komandan Royal Knight, hubungan mereka semakin erat.
“Kurasa kami akan segera berangkat setelah beristirahat selama dua hari disini… Pertama-tama aku juga ingin melihat komandan pengawal yang ditangkap… Kerajaan kami juga harus melakukan penyelidikan tentang ini…”
“Baiklah… Saat ini dia sedang ada di tahanan… Kami juga menyiapkan ruangan khusus untuk para pasukan pengawal lainnya.. jadi kurasa kamu bisa menemuinya segera… Silahkan bersantai saja dulu…”
Mereka berjalan berdamingan menuju ker ruang tahanan milik Royal Knight. Dan pasukan ksatria suci mengikuti dari belakang.
Hari itu, Hagen melakukan interogasi kepada komandan pengawal yang melakukan perencanaan pembunuhan kepada Saint, dan dia telah mengunkapkan semuannya. Hanya orang-orang dari kerajaan Marinefford saja yang berada didalam ruangan interogasi itu, sehingga tak ada satupu n yang mengetahui bagaimana caranya dia melakukan interogasi. Terungkap bahwa selain kapten pengawal itu, dua orang prajurit juga ikut terlibat dalam perbuatan ini, dan hari itu juga mereka langsung ditangkap. Dan para ksatria suci yang melakukan interogasi itu diminta untuk tutup mulut.
Kemudian, pada malam hari, dua orang pria berusia 30 tahunan duduk berdampingan di sebuah konter di bar untuk meminum sake.
“Dime-dono… aku minta maaf telah merepotkanmu atas kejadian ini… dan juga.. aku minta maaf Saint-sama telah mengacaukan pertunangan tuan puteri… “
Hagen dengan ringan menundukkan kepalanya sambil mengguncang-guncang sake yang berada di dalam cangkir kayu milikya.
“Jangan khawatir kan itu, Hagen-dono… Cain-sama, sosok yang disebutkan dalam perintah dewa yang disebutkan oleh Saint-sama itu… Kurasa kau akan menemuinya di acara audiensi besok… Aku akan mengatur agar kau bisa bicara dengannya… Silahkan tentukan sendiri keputusanmu setelah bicara dengannya…”
“Apakah bisa aku bertemu dengannya setelah audiensi besok?? Aku juga sangat ingin melihatnya sendiri…”
“Begitulah… tapi jangan menantangnya bertarung ya! Kami saja… tidak, lupakan… ini adalah perteuan pertama kita setelah sekian lama, mari minum dengan hati gembira! “
Kedua pria itu menyentuhkan caangkir masing masing dan mempererat persahabatan mereka sambil bernostalgia.