Liburan musim panas pun berakhir, para murid satu persatu mulai datang ke sekolah. Cain pun menaiki keretanya dan berangkat kesekolah seperti biasanya. Ketika ia memasuki tuang kelas, seluruh teman kelas S-nya yang sudah akrab ini saling membentuk kelompok mereka dan berbincang mengenai liburan mereka.
Telestia dan Silk sudah tiba di sekolah dan mereka juga sedang berbincang.
“Ah, selamat pagi, Cain-sama.”
“Cain, selamat pagi”
“Teresu, Silk, Selamat Pagi”
Cain pun memasuki pembicaraan diantara mereka.
“Sepertinya sudah saatnya ya… Sebenarnya kami berniat mengadakan pesta penyambutany untuknya, tapi pihak mereka menolak karena tidak ingin terlalu mencolok…”
“Kita juga belum pernah betemu dengan nya kan… orang seperti apa ya puteri kaisar itu?? “
Mereka berdua berbincang sambil membayangkan sosok puteri kaisar yang akan ditemuin mereka hari ini. Lalu tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi dan wali kelas mereka memasuki ruang kelas.
“Hmm… semuanya hadir ya… Selamat pagi… Hari ini kelas S ini kedatangan siswi pindahan… Masuklah.. “
Dengan aba-aba walikelas, perlahan-lahan pintu kelas terbuka.
Dan sosok yang masuk itu adalah seorang gadis cantik berambut biru yang terurai sampai kepinggangnya, dan mmiliki poni sampai sekitar alisnya. Tinggi gadis itu sekitar 150 cm dan saking cantiknya gadis ini, para siswa di kelas ini pun menyuarakan ketertarikan mereka.
Gadis cantik itu berdiri disamping podium, dan melihat sekelilingnya, lalu kenudian ia membungkuk.
“Perkenalkan, nama ku Liltana van Vysus, kau datang dari Kekaisaran Vysus untuk belajar di kerajaan Esfort in… sebenarnya ini adalah kedua kalinya aku berada di kerajaan Esfort, namun ini adalah kali pertama aku menginjakan kaki di ibukota kerajaan.. mari kita mengakrabkan diri…”
Terdengar suara sorakan gembira dari pada murid laki-laki.
“Dia puteri kaisar loh…”
“Benar-benar cantik sekali…”
Para gadis mulai tampak tidak senang dengan sorakan para murid pria itu. Namun Litana tmpak tidak mempedulikan mereka, dan sekali lagi membungkukan wajahnya, lalu kemudian ia melirik kearah Cain dan tersenyum.
Mengetahui senyuman ini diarahkan kepad Cain, baik Telestia maupun Silk mulai merasa cemas.
“Ternyata….”
Gumam Telestia dengan suara yang lirih. Sedangkan Cain tidak terlalu mempedulikan senyman itu dan tetap fokus mendengarkan pembicaraan.
“Seperti yang sudah kalian dengar… Nona Liltana ini adalah seorang putri Kaisar Kekaisaran Vysus… Namun statusnya ini tidak berarti disekolah ini… Liltana, kamu duduk di… belakang Telesia ya… Silahkan duduk…”
“Baik bu.. “
Liltana tersenyum kepada semua orang, lalu menuju ketempat duduknya. Tempat duduk itu tepat berdiagonal dengan tempat duduk Cain.
“Kalau begtu kita mulai jam pertama… Kalian semua pasti perlu memperkenalkan diri… Cain! Mulai dari dirimu…”
Cain pun menuruti perintah itu, ia berdiri dan berbalik menghadap kearah Liltana.
“Namaku adalah Cain von Silford Drintle… Aku diberikan gelar Earl oleh kerajaan ini… Salam kenal…”
Cain pun menyelesaikan perkenalan dirinya yang sederhana itu, dan segera kembali duduk. Lalu selanjutnya adalah giliran Telestia.
“Aku adalah Telestia Terra Esfort… Aku adalah puteri ketiga kerajaan ini… dan juga.. aku adalah tunangan Cain-sama yang ada disebelahku ini… Salam kenal…”
Telestia memperkenalakn dirinya sambil menekankan bagian tuangannya. Saat mendengar hal ini, mata Liltana terbuka lebar karena terkejut.
Lalu selanjutnya adalah giliran Silk yang duduk di urutan ketiga.
“Namaku adalah Silk von Santana… aku adalah puteri ke dua salah satu keluaraga Duke… dan aku juga tunangan Cain-kun.. Salam kenal ya…”
Mendegar perkenalan diri dari kedua gadis ini, banyak diantara para murid pria yang bersiul. Dan sama seperti tadi, Liltana pun memandangi Cain dengan ekspresi terkejut.
Lalu kemudian satu persatu teman sekelas mereka memperkenalkan diri. Dan selama perkenalan ini, tetap tersenyum sambil menyembunyikan perasaan hati yang sedang memburuk itu.
Ketika hampir sudah tiga puluh murid yang memperkenalkan diri, jam pertama pun berakhir.
“Baiklah… dengan ini jam pertama selesai… lain kali kita mulai dengan pelajaran yang sebenarnya…”
Lalu wali kelas itu meninggalkan ruangan, dan para pria langsung berkerumun di sekitar Liltana.
“Salam kenal ya… aku adalah putera tertua keluara Viscount.. “
Melihat para murid pria yang mengerubungi seorang gadis cantik, para murid permpuan hanya bisa menghela nafas.Menghadapai situasi ini, Liltana pun juga tampak kelelahan. Kemudian Telestia yang duduk didepanya pun berbicara kepadanya.
“Semuanya… meskipun kalian mendekatinya bersamaan seperti itu, Liltana juga akan sulit untuk mengenali kalian…”
Mendengar komentar tuan puteri, para pria itu pun dengan pasrah kembali ketempat duduk mereka. Meskipun ini adalah sekolah, mereka tidak bisa untuk tidak mendengarkan perkataan tuan puteri.
“Liltana-san maaf ya jadi agak ribut…”
“tidak apa-apa, terimakasih.. Telestia-san? “
“Panggil saja aku Teles… teman-temanku juga memanggil begitu…”
“Kalau begitu, panggil saja aku Lil…”
Mereka berdua saling tersenyum. Bersama dengan Silk, mereka bertiga saling mengobrol satu sama lan. Sedangkan Cain hanya duduk di tempat duduknya sambil menyangga wajahnya dengan tangannya.
“Jika bisa akrab dengan mereka berdua sepertinya tidak akan ada masalah ya…”
Cain pun meyakinkan dirinya dan tersenyum.
Ketika mereka bertiga sedang mengobrol, sesekali Liltana melirik kearah Cain. Silk yang memperhatikan hal ini pun bertanya kepada Liltana.
“Lil… apa kamu ada perasaan dengan… Cain-kun?? “
Meendengar pertanyaan Silk, wajah Liltana memerah dan iapun berusaha menyangkalnya.
“Tidak bukan itu… lagipula kau baru bertemu dengan.. nya… dan dia itu tunangan kalian berdua kan?? aku hanya penasaan saja kira-kira orangnya seperti apa ya…”
Di akhir kalimattny terdengar sedikit nada kesedihan. Liltana pun menggenggam kalung yang ada dilehernya. Telestia yang penasaran dengan kalung itu pun bertanya.
“Kalung itu terlihat sederhana.. tapi sangat bagus… sepertinya itu saga penting bagimu ya…”
“Ya… ketika aku kecil ada seseorang yang memilihkannya untukku…”
Ia mengatakan itu sambil memandangi kalung yang memiliki batu permata biru itu, dan sekilas ia melirik kearah Cain.Setelah itu mereka bertiga melanjutkan perbincangan diantara mereka. Seperti yang diharapkan dari pembicaraan antara Putri raja, Puteri kaisar, dan puteri Duke, tak ada saupun orrang yang berani masuk dalam pembicaraan mereka.
Lalu bel pun berbunyi dan pintu terbuka, dan seorang guru masuk.
“Baik, kita mulai pelajaranya…”
Dan mata pelajaran selanjutnya pun dimulai. Tampaknya Liltana telah mendapatkan buku pelajaran miliknya, dan dia menengarkan pelajaran dengan serius.
Pelajaran haari itu pun berjalan dengan lancar, lalu tiba saatnya makan siang. Di sekolah ini terdapat ruang makan yang sangat besar, dan kebanyakan siswa melakukan makan sian disana. Dan ada juga beberapa orang yang membawa bekal, dan makan bersama dengan teman teman mereka di kafetaria.
Cain pergi ke ruang makan, dan mencari tempat yang kosong sambil membawa nampan ditangannya. Telestia yang melihat ini pun memberikan isyarat tangannya, Silk dan Liltana juga sedang duduk bersamanya.
“Cain-sama, disini masih ada satu tempat… silahkan…”
“Terimakasih… maaf mengganggu kalian ya…”
Cain pun duduk dan meletakan nampan diatas meja.
“Karena ini kebetulan aku ingin sekalian mempererat pertemanan, jadi aku mengajak Lil juga…”
“Liltana-san, jika kamu ada pertanyaan tentang sekolah ini, tanyakan saja pada mereka berdua pasti aman… Salam kenal ya…”
Liltana pun mengangguk meskipun ia merasa agak sedih mendengar jawaban Cain.
Sambil makan, perbincangan diantara mereka terus berlanjut. Meskipun ia tak bisa membicakan tentang urusan dalam negeri Kekaisaran, namun pebicaraan mereka terdengar sangat meriah dengan topik khas para wanita.
“Katanya kamu dulu juga pernah ke kerajaan Esfort, tapi kamu juga bilang baru pertama kali ke Ibukota, sebenarnya kota mana yang pertama kali kamu kunjungi?? “
Ketika Telestia bertanya, Liltana tampak agak gugup untuk menjawab.
“Ya… waktu kecil… ke kota Ramesta…”
“Ramesta itu di wilayah Gracia, bukan? Kota yang diperintah Ayah Cain kan?? Jangan-jangan Lil dann Cain pernah bertemu??”
“Ku-kurasa… tidak…”
Liltana berusaha menjawab denga suara pelan, namun itu terpotong oleh perkataan Cain.
“Aku cupa pernah sekali berkunjung ke kota Ramesta… Meskipun aku pergi kesana untuk urusan ayahku, tapi kebanyakan waktu ku aku habiskan untuk berlatih dengan para ksatria…”
Cain berusaha mengingat hal yang sudah lama berlalu itu. Kala itu, meskipun ia masih kecil, ia menghabiskan waktu dengan berlatih bersama para ksatria. Dan juga pernah sekali mengunjungi pusat perbelanjaan dikota untuk melihat-lihat.
Liltana mendengarkan cerita Cain dengan penuh harap, namun ketika Cain mengakhiri ceritanya, ia tampak agak sedih.
“Cain-sama sudah berlatih sejak kecil ya… karena itu sekarang jadi sekuat ini…”
“Ngomong-ngomong, kalian berdua ini adalah tunangan Cain-sama kan?? Apa kalian berdua…. Tidak saling… cemburu?? “
Seolah ingin memotong perkataan Telestia, Liltana mengajukan sebuah pertanyaan.
“Bukan Cuma dua kok… sekarang ini Cain-kun punya tiga tunangan resmi… mungkn nanti bertambah satu lagi…?”
Mendengar jawaban Silk yang benar benar diluar bayangannya ini, Liltana sangat terkejut.
Di dalam Kekasisaran, sudah bisasa umtuk menentukan tunagan seseorang sebelum dewasa, namun kebanyakan itu hanyalah untuk urusan politik dan memperdalam hubungan kedua keluarga bangsawan.
Tentu saja untuk seseorang yang belum dewasa dapa memiliki tiga orang, atau bahkan empat orang tunangan itu bahkan mustahil bagi seorang pangeran sekalipun.
“Aku juga sudah menekan kan kepada Cain-sama agar tidak lagi menambah jumlahnya…”
Menyetujui penjelasan Silk, Telestia pun menambahkan. Mendengar perkataan mereka berduam Liltana melirik dingin kearah Cain.
“Meskipun kalian bilang begitu…”
Cain tidak menyangkal hal ini dan hanya menggaruk kepalanya.
“Begitu ya… maaf.. aku kembali ke kelas duluan ya…”
Liltana pun berdiri dari tempat duduknya dan membawa nampan miliknya.
“Apa aku salah bicara ya…”
Gumam Cain sambil melihat punggung Liltana yang semakin menjauh.
Catatan pengarang : tidak masalah membaca cerita di WN apa adanya, namun ada beberapa bagian yang ditulis ulang dan penjelasan kemunculan karakter di LN. Serta bagian SS juga akan membicarakan tentang Liltana.