Ini adalah sebuah misi pengawalan selama dua hari setelah meninggaalkan gerbang ibukota kerajaan. Prajurit pribadi bansawan itu berjalan lebih dahulu sebaai pemimpin jalan, lalu diikuti oleh rombongan kereta dibelakangnya, barulah Cain dan kelompoknya di barisan paling belakang.
“Kita akan sampai pada tujuan dua hari lagi ya… kita cuma bisa sebentar menikmati kemewahan ibukota… “
Party empat orang yang mengawal rombongan ini sudah melakukan tugas mereka sejak rombongan ini berangkat dari kota asal bangsawan ini, dan ini sudah merupakan hari ke 10 bagi mereka.
“Kalian datang dari kota mana?? “
Ketika Cain bertanya, sang pemimpin, Laget mengalihkan pandanganya, dan akhirnya Ninaly yang menjawab menggantikan dirinya.
“Kami berasal jauh ke selatan dari ibukota, sebuah kota bernama Misanga… tempatnya tepat dipinggir laut… makanan laut diasana sangat lezat loh…”
“Makanan laut ya… Aku ingin kesana! “
Baik di Drintle maupun di ibukota kerajaan kebanyakan memanfaatkan bahan yang di dapatkan dari monster, sehingga masakan di sana kebanyakan adalah olahan daging.
Meskipun didunia ini ada [Item Box], namun [Item Box] yang memiliki fungsi menghentikan waktu bagi Item itu langka. Sehingga akan menjadi sulit untuk mendistribusikan makanan laut di ibukota.
“Apa Cain-kun ini selalu ada di Ibukota dan kota Drintle saja?? “
“Ya..meskipun aku lahir dan besar di Gracia, sejak usia 10 tahun aku selalu tinggal di ibukota…. Dan akhir-akhir ini aku jadi sering bolak-balik ibukota Drinntle…”
“Padahal kamu belum dewasa… Memang jadi petualang itu sulit ya… Tenang saja, jika ada monster yang muncul, biar kami saja yang atasi…”
“-Ya terima kasih.”
Cain pun hanya mengangguk mendengar hal ini tanpa bisa menunjukan kartu peringkat S miliknya. Selain itu, pengawasan di area antara ibukota dan kota Drintle sangatlah ketat, sehingga jarang ada bandit yang muncul.
Sebaliknya, tingkat kemunculan monster yang keluar dari hutan sangat lah tinggi. Namun karena banyak pedagang yang berlalu-lalang bersama dengan pengawal mereka, monster-monster yang ada di area ini telah ditaklukan secara berkala. Selain itu, di tengah perjalanan dari Ibukota ke kota Drintle dibangun sebuah kota pos, untuk menjadi check point para pedagang.
Cain pernah mengatakan kepada Alex bahwa dengan menyediakan fasilitas transportasi yang baik, maka kota akan bisa semakin makmur.
Di sepanjang perjalanan, rombongan ini sering kali berpapasan dengan kereta milik para pedagang.
“Jadi… kenapa puteri bangsawan itu ingin pergi ke kota Drintle?? “
“Kita juga tidak tahu rinciannya… Aku dengar dia ingin bertemu dengan seseorang…”
(Kok aku belum dengar tentang ini ya… Apa mungkin kak Alex?)
Ketika mereka sedang asik berbincang, rombongan ini pun sampai di lokasi tempat istirahat makan siang.
Para pelayan mengeluarkan meja serta kursi dari dalam gerbong, lalu menata nya. Sedangkan para petualang yang mengawal berpencar dan memastikan keamanan sekitar. Kemudian, sosok gadis turun dari kereta.
Karena Ninaly dan kawan-kawannya berasal dari dekat laut, kulit mereka agak kecoklatan, namun sosok puteri yang turun dari kereta itu mrmiliki rambut pirang yang lurus serta kulitnya tidak tampak kecoklatan. Seorang gadis cantik berusia belasan tahun.
Gadis itu lalu berdiri dihadapan Cain dan yang lainnya, dan mulai berbicara.
“Terimakasih atas pengawalan kalian… Kami juga akan menyiapkan makanan untuk kalian… jadi tolong tunggu sebenar lagi.. Mohon kerja samanya sampai besok ya..”
Cain sangat terkesan bahwa gadis itu mau berbicara kepada para petualang yang merupakan orang biasa, tidak seperti bangsawan kebanyakan.
Lalu gadis itu menghampiri Cain.
“Mohon kerja samanya, aku adalah Lelline von Regant… Salam kenal ya…. Etto…”
Cain pun berdiri dan membungkuk.
“Aku Cain… aku yang akan mengantar kalian dari Ibukota menuju ke kota Drintle… Salam kenal…”
Cain adalah seorang Earl. Meskipun itu adalah sapaan yang sederhana, namun itu tampak sangat berbeda dengan orang oang biasa. Leline pun menyadari akan hal ini.
“Cain-sama ya…. Cain-sama… Sepertinya aku pernah dengar… dimana ya…”
Cain pun tersenyum kepada Lelline.
“Saat ini aku hanyalah seorang petualang bernama Cain…”
Mendengar perkataan itu, Leline pun mengangguk sembari tersenyum.
“Begitu ya… Aku mohon kerja samanya ya, Cain-sama yag hanya seorang petualang…”
Setelah menyampaikan sambutan dengan elegan, Leline pun kembali ke meja yang telah disiapkan pelayan pribadinya.
“Cain-kun, kamu luar biasa.. kamu tidak gugup berhadapan dengan bangsawan…”
“Ah itu kan karena dia masih anak-anak… dia hanya masih belum tahu apa yang perlu ditakutkan… “
Lagett berusaha menyangkalnya dan mulai menyantap makanan yang dibagikan.
“Yah… Lagett ini… Cain-kun jangan terlalu dipikirkan ya… Dia memang orangnya begitu… Tapi kalau soal pertarungan, kita bisa tenang dan menyerahkannya pada dia…”
“Ya! Tenang saja… aku tidak telalu mempedulikan itu.. “
Cain pun mulai memakan makanan yang ia terima.
Setelah makan dan beristirahat sebentar, perjalanan pun berlanjut.
“Kupikir kita akan segera sampai pada kota persinggahan sebelum senja… aku sudah memesan penginapan..”
“Eh? Ada penginapan di tengah jalan?? “
“Ya.. karena ini adalah perjalanan dua hari… dan ada tempat terbatas untuk semuanya…”
“Aku jadi makin semangat nih! “
Mereka pun naik ke kereta, dan rombongan mulai bergerak. Dan mereka berhasil mencapai kota persinggahan sebelum malam.
Kota persinggahan itu dikelilingi oleh papan kayu sederhana untuk melindungi nya dari monster. Dan juga dengan quest dari Drntle, selalu ada beberapa orang petualang yang bersiaga. Mereka akan berpatroli keliling dan menaklukan monster jika ada yang mendekati kota.
Ada beberapa jenis penginapan disini, dan Cain telah menyiapkan salah satu penginapan terbesar dan termewah disini. Ketika Cain memasuki gerbang, dia langsung berjalan paling depan dan memandu mereka menuju penginapan.
Kemudian rombongan kereta mereka berhenti di depan sebuah penginapan berlantai tiga.
“Penginapan kita malam ini adalah disini… karena ini hanyalah kota persinggahan, jadi tidak ada tempat mandi… namun kalau Cuma air panas ada kok… dam untuk para petualang penginapanny yang disebelaahnya ini…”
Cain memandu mereka menuju resepsionis dan mengurus administrasi bersama beberapa pelayan. Kemudian, staff penginapan mengantarkan Leline menuju ke kamar terbaik di penginapan itu.
“Terima kasih Cain-sama.. dengan ini aku bisa sedikit bersantai…”
“Bukan apa-apa… sampai bertemu lagi besok…”
Setelah membungkuk hormat, Cain pun meninggalkan penginapan dan bergabung dengan Lagett dan teman-temannya.
“Untuk kita, penginapan yang desebelah ini… yah sudah sepantasnya kita tidak bisa menginap bersama seorang bangsawan… lagipula agak aneh kan jika kita satu penginapan dengan bangsawan”
Mereka mengangguk pada penjelasan Cain.
“Cain kamu peka juga ya… yosh! Kita makan-makan di penginapan yuk!! “
Laget yang sedang dalam mood yang baik itu merangkul Cain dan berjalan menuju penginapan.
Setelah masing-masing melakukan chek-in, telah diputuskan semua orang akan berkumpul di kafetaria.
“Kalau begitu kita kumpul di kafetaria satu jam lagi ya..”
Semua orang mengangguk pada perkataan Ninaly, dan mereka memasuki kamar masing-masing. Cain juga memesan sebuah kar, dan dia pun masuk ke kamar yang telah dipesan nya.
“Aku bisa saja langsunng ke mansion ya… tapi sekali-sekali coba merasakan jadi petualang ah…”
Cain melepaskan seluruh perlengkapannya dan menyimpannya kedalam [Item box] dan sedikit bersantai menghabiskan waktu. Setelah itu ia berjalan menuju ke kafetaaria.
Dan semua orang sudah berkumpul di kafetaria.
Ini harusnya Update-an kemarin huhu…
“Cain Lambat!! Kita udah hampir mulai nih!! “
“Maaf… aku kebablasan…”
“Ini kan masih sebelum waktu yang di janjikan tadi!! Kamu aja yang udah kelaparan dan pengen cepet dimulai! “
Cain pun duduk di sebelah Laget yang sedang diceramahi oleh Ninaly. Setelah membuat pesanan, dan minumannya tiba, mereka pun bersulang.
“Kalau begitu, besok, kita akan sampai di Drintle, tujuan kita! Terima kasih telah bersama selama dua minggu ini!! Bersulang!!”
“Bersulang!!”
Karena Cain masih di bawah umur, jadi minumannya adalah jus, namun para petualang lain mengangkat gelas berisi sake.
Setelah itu laget mulai mencicipi makanan yang dihidangkan satu persatu.
“Makanan di sini enak ya! Sake nya juga lumayan!!”
Makanan yang enak ditambah sake, dan kemudian jumlah sake yang telah diminum pun semakin banyak. Ketika selesai makan, mereka terlihat bahagia, tiba-tiba terdengar suara dari belakang.
“Um, maaf. Apakah anda ada waktu? “
Ketika Cain berbalik, ia melihat salahs eorang pelayan bangsawan yang menghampirinya.
“Lelline-sama memerintahkan saya untuk memanggil Cain-sama..”
Pelayan itu bertanya dengan sungkan, lau Laget pun menjawab.
“Cain! Sono pergi! Lagian kamu juga gak bisa minum disini! “
“–Ya … Aku akan ikut bersamamu …”
Cain pun mengikuti pelayan itu menuju ke tempat Lelline menginap. Tampak nya dia juga sudah selesai makan, dan Cain di anarkan menuju ke kamarnya.
Kamar miliknya adalah seuah kamar khusus. Terdiri dari ruang tidur miliknya, ruang tidur pelayannyaa, serta sebuah ruang tamu. Serta ruangan disebelahnya juga diisi oleh penjaga, memang sebuah kamar yang di desain khusus untuk bangsawan.
Cain pun duduk di sofa di hadapan Lelina.
“Maaf ya tiba-tiba memanggilmu… aku ingin mengucapkan trerimakasih ku telah menyiapkan ruangan sebagus ini…”
Ketika Lelina ingin membungkukan kepalanya, Cain berusaha menghentikannya dengan tangannya.
“Tidak perlu khawatirkan itu… Aku hanya sedang menjalankan quest saja kok… ya kan? “
“Ternyata Cain-sama itu…”
“Aku hanyalah Cain, seorang petualang… tidak lebih dari itu…”
“benar juga… maafkan aku… kalau begitu, ada hal yang ingin aku diskusikan… “
“Boleh saja… maaf ya aku masih anak-anak…”
Mendegar hal itu, Lelline pun segera menyuruh orang-orang untuk keluar. Awalnya para pelayan tampak kebingungan, namun setelah diyakinkan oleh Lelina, mereka pun keluar.
Kemudian ia menatap Cain dengan tatapan serius.
“Sebenarnya… Alasan aku berkunjung ke Drintle adalah…”
◇◇◇
Cain meninggalkan penginapan tempat Lelline menginap dengan wajah penuh senyum. Iapun menuju ke penginapan tempat Laget dan teman-temannya menginap.
Dan ketika ia membuka pintu penginapan, tampak Lagett dan petualang lain yang sedang saling menarik kerah baju.