Mungkin dia dalah petualang dari kota Drintle, saat ini dia dan Lagett sedang saling menarik kerah baju.
“Dasar rank C dari pedalaman, nogomong sombong ape lu? Gua nih rank C dari Drintle loh!!”
“Sama-sama rank C! emang ada bedanya pedalaman sama Drintle!! Hah!!”
Ninaly berusaha menghentikan mereka, namun tampaknya Lagett tidak ingin berhenti. Mereka berdua tampak sedang mabuk. Cain pun menghela nafas, dan mulai berbicara kepada mereka.
“Sepertinya sebaiknya kalian hentikan ini… kalian mengganggu pengunjung lain…”
“Bawel! Dasar bocah! Diem aje!!”
“Cain! Gak usah ikut campur, ini urusan ku!”
Keduanya tampak tak berniat mendengarkan Cain. Mereka pun sekejap mengambil jarak, lalu meletakan tangan mereka di gagang pedang mereka.
Jika mereka sampai mencabut pedang mereka, mungkin itu akan jadi masalah besar. Cain pun menghela nafas dalam-dalam.
“Kalian berdua…. Berhenti ya…”
Bersamaan dengan kata-katanya, aura membunuh Cain merayap keluar dan memenuhi seluruh ruangan itu. Mereka berdua yang sedang berniat memulai pertempuran diterpa aura itu secara langsung. Mereka berdua langsung diselimuti ketakutan dan seluruh tubuhnya gemetaran, bahkan gigi mereka tampak gemetar.
Dan bukan hanya Ninaly yang tadi berusaha menghentikan mereka, namun seluruh petualang di kafetaria ini tubuhnya ikut gemetar ketakutan.
“Apa yang kamu….”
Lagett mengatakan itu dengan wajah pucatnya, namun petualang dari Drintle yang berbalik dan melihat ke arah Cain, tubuhnya langsung menegang.
“Si— Siver Devil!!”
Tak ada satupun orang di kota Drintle yang tidak tahu nama itu.
Seorang anak berambut perak yang menghancurkan tempat latihan guild dan memaksa para petualang senior yang menantangnya bertarung untuk segera pensiun. Namun tentunya hanya sedikit yang mengetahui identitas aslinya sebagai walikota. Dan di tempat ini, tak ada yan mengetahui identitas itu.
(Silver Devil ya… sepertinya panggilan yang mengerikan..)
Ketika Cain maju selangkah lebih dekat, petualang dari Drintle itu semakin gemetaran, dan berusaha melangkah mundur.
Cain pun mulai berbicara sambil tersenyum.
“Ini adalah tempat minum di kota persinggahaan… kalau kalian ribut disini bakal bikin repot orang lain… Kalau kamu petualang, setidaknya kamu tahu hal ini, iya kan??”
Para petualang yang ada di kafetaria ini menganggukan kepala mereka meskipun mereka dipenuhi rasa takut.
Lalu Cain menghilangkan aura membunuhnya dan berbicara kepada Lagett sambil tersenyum.
“Di kota Drintle itu banyak petualang… jadi aku harap kamu lebih berhati-hati ya… Ah permisi! Jus buah nya satu!!”
Para pelayan yang bekerja di kafe ini juga gemetaran setelah diterpa aura membunuh itu dan mereka bersembunyi dibalik Counter. Namun ketika ia mendengar perkataan Cain, dengan cepat ia menjawab ‘Ya! Segera!’ dan langsung membuatkannya.
Dia melakukan nya dengan cepat dan segera menempatkan minuman itu dihadapan Cain.
Petualang yang mengajak Laget bertarung itu lagsung mebereskan bawaannya, dan segera meninggalkan toko setelah membayar seakan ingin melarikan diri secepatnya.
Cain pun duduk dikursi tempat ia duduk sebelumnya, dan mulai meminum jus yang dipesannya. Ia pun juga memulai menyantap makanan, namun tak ada seorang pun yang berani menyentuh makanan di meja itu.
“Hm? Kenapa?? “
Cain bertanya sambil mengunyah makanan di mulutnya. Ninaly pun menjawab dari jarak yang agak jauh dengan nada pelan.
“- Cain-kun… itu sebenarnya…”
Cain tersenyum mendengar petanyaan itu, dan kemudian menjawab hanya satu kalimat.
“…Hanya seorang petualang dari Drintle kok…”
Semua yang mendengar kan jawaban ini pasti memiliki pemikiran yang sama. Mereka pasti ingin mengatakan ‘Mana mungkin cuma itu!! memangnya aku bodoh!!’ namun tak ada satu pun dari mereka yang bisa menyuarakan itu setelah barusan diterpa oleh aura membunuh seperti itu.
Cain merasa sedikit tidak enak melihat bar yang jadi sangat tenang ini seperti sebuah kuburan, jadi ia segera kembali ke kamarnya.
“Sepertinya aku berlebihan ya…. Padahal aku tidak berniat mengeluarkan sekuat itu…”
Hari berikutnya, setelah menyelesaikan sarapan, para pengawal berkumpul di halaman tempat Leline menginap, dan mulai mempersiapkan kereta kuda.
Munkin masih terpengaruh kejadian semalam, keempat petualang itu bersiaga ditempat yang agak jauh dari Cain.
(Sepertinya kemarin aku membuat kesalahan ya…)
Begitulah pikir Cain sambil menunggu Leline keluar.
Setelah menunggu beberapa saat, Leline dan pengawalnya pun keluar. Setelah memberikan sambutan singkat yang anggun, iapun naik ke kereta, dan rombongan ini berangkat.
Di perjalanan kali ini sangat berbeda dari hari kemarin, kali ini lebih tenang. Tampaknya Lagettt juga menahan diri melihat perubahan Cain yang mengejutkan kemarin.
Lalu Ninaly mulai berbicara kepada Cain.
“Cain-kun itu… apa kamu sebenarnya cukup terkenal?? “
Cain pun tersenyum melihat Ninaly yang bertanya meskipun gugup.
“Kurasa tidak segitunya… yah meskipun mungkin aku sedikit terkenal di guild Drintle…”
Mendengar penjelasan Cain yang lembut ini Ninaly pun merasa lega dan mengelus dadanya. Sebenarnya, orang yang mengetahui sosok Cain bahkan tak berani menatap matanya, bahkan jika mereka tahu bahwa dia adalah walikota, mereka bahkan merasa tidak bisa seenaknya berbicara pada dirinya.
“Iya kan?? Padahal seimut ini… tapi orang-orang itu malah memanggil dengan nama aneh… Silver devil atau apalah itu… jahat ya…”
Cain pun mengangguk sambil tersenyum mendengar itu. Ninaly pun tersenyum, dan langsung mengatakan, ‘Aku harus menghilangkan kesalah pahaman teman-teman’ dan segera pergi menghampiri teman-temannya.
Dan berkat penjelasan dari Ninaly, pada saat istirahat makan siang, Cain dapat sedikit membaur. Namun Lagett masih menjaga jarak darinya.
Setelah menyelesaikan makan siang, dan sedikit melanjutkan perjalanan, mereka sempat bertemu dengan beberapa goblin yang keluar dari hutan. Namun segera dibasmi oleh Lagett terlebih dahulu.
Dan setelah beberapa saat, mereka dapat melihat kota Drintle.
Berkat sihir Cain, dinding luar kota Drintle terlihat sangat menakjubkan. Terdengar suara kekaguman dari para rombongan ini melihat dinding yang membentang sejauh beberapa kilometer untuk pertama kalinya.
“Luar biasa…. Jadi ini Drintle?”
“Benar-benar hebat……”
Digerbang masuk kota, sudah penuh sesak dengan kereta kuda milik pedagang. Jika rombongan ini menunggu giirannya, mungkin mereka baru bisa masuk saaat senja nanti.
Jadi Cain mengatakan bahwa dia akan mencoba bernegosiasi untuk bisa mengijinkan nya masuk lebih dulu, iapun pergi sendirian.
Cain pun berjalan sendirian di samping barisan itu dan kemudian berbicara kepada salah seorang prajurit muda.
“Permisi, aku seorang pengawal, dan sedang mengawal puteri bangsawan, apa kami boleh lewat duluan?”
“Bangsawan?? Dari mana ya?? “
“Puteri Earl Regant dari kota Misanga…”
“Keluarga Earl ya…bisakah aku melihat kartu identitas nya? “
“Tidak apa-apa, jika mereka bersama orang ini… biarkan saja mereka lewat… “
Salah serang prajurit paruh baya menghentikan perkataan prajurit muda itu.
“Silahkan langsung masuk saja… tapi… sedang ada urusan petualang ya? Cain-sama…”
Cain pun tersenyum mendengar itu, dan dengan ringan membugkukan kepalanya.
“Terima kasih…. Kali ini aku sedang jadi pengawal… tolong rahasiakan ini ya… kalau begitu aku akan memanggil rombongan ya…”
Setelah mengatakan itu Cain pun berlari kembali menuju ke kereta.
Melihat sikap prajurit paruh baya ini, sang prjurit muda yang kebingungan pun mulai bertanya.
“Kapten… Apa tidak apa-apa apa membiarkannya lewat begitu saja?? Kita belum memeriksa identitasnya…”
“?!…… Ingat baik-baik… Orang itu adalah…”
Sang kapten itu pun memberitahukan identitas Cain sebenarnya kepada prajuritu itu dengan berbisik.
“?! Walikota?? Beneran??? Jadi itu sosok yang sering dibicarakan… “
“Jika kamu masih ingin bekerja di kota ini sebaiknya kamu mengingatnya dengan benar…”
“Ya!”
Tanpa mengetahui percakapan ini, Cain pun kembali ke keretanya dan memberitahukan bahwa mereka dapat langsung masuk.
“Hmm… sepertinya dia pantas menjadi petualang sini…”
Lagett pun tanpa sadar berkomentar seperti itu.
Rombongan itu pun langsung melewati gerbang dan masuk. Para prajurit penjaga gerbang berbaris di kedua sisi gerbang untuk menyambut.
Bahkan para petualang pun merasa keheranan dengan sambutan layaknya VIP ini. Dan ketika mereka memasuki kota, mereka kembali dibuat terkagum melihat trotoar batu dan jalan yang luas serta beraspal.
“Ini… Kurasa ini lebih bagus daripada yang ada di ibukota ya…”
“Benar… katanya kota ini menjadi seperti ini sejak walikota yang baru dilantik…”
Ninaly dan Mine saling berkomentar dengan suara lirih melihat pemandangan kota. Sedangkan Lagett dan Cross merasa gugup berjalan menyusuri kota yang sangat indah ini.
Sedangkan Cain tidak terlalu memperdulikan hal ini, ia pun berjalan di depan dan memandu rombongan ini menuju ke penginapan terbaik di kota Drintle.
Lelline dan para pengawalnya akan menginap disini, namun para petualang seperti Lagett dan teman temannya akan menginap di tempat berbeda.
Pelayan turun terlebih dahulu dari kereta, dan melakukan administrasi terlebih dahulu dan tak lama Lelline pun turun dari kereta.
“Terima kasih, Cain-sama… telah menyiapkan hal seperti ini…”
“Ini juga adalah pekerjaan sebagai pengawal… kalau begitu aku akan pamit permisi, tolong berikan tanda tangan di lembar quest ini…”
Cain pun menyerahkan lembar quest dari sakunya. Setelah seorang pelayan menandatanganinya, lembar itu dikembalikan kepada Cain.
“Terima kasih… Tugas pengawalan ku dengan ini berakhir… tapi aku akan mengantarkan Lagett dan teman-temannya ke penginapan terlebih dahulu.. “
Ketika Cain ingin mengantar Lagett menuju ke penginapan, Leline memanggilnya.
“Ano… Cain-sama… apa setelah ini… “
Cain pun hanya mengangguk dan tersenyum merespon perkataan Lelline.