Cain dan kelompoknya tiba di penginapan Cat calmness dan mereka pun berpencar ke kamar masing masing. Setelah berpamitan pada Enark, Cain pun meninggalkan penginapan.
Ia masuk ke sebuah gang sepi lalu kemudian menggunakan [Transfer] dan berpindah ke mansionnya. Setelah melakukan sedikit percakapan dengan Darmeshia, ia kembali meninggalkan mansion. Kali ini ia menuju ke tempat Lelline menginap.
Setelah Cain meminta pemilik penginapan untuk memberikan pesan kepada Lelline bahwa dirinya sudah datang, Lrlline pun segera turun bersama dengan ksatria pengawalnya.
Lelline telah mengganti pakaiannya dan sudah penuh persiapan. Terpana akan ke anggunan gaun khas puteri bangsawan itu, Cain pun tak sengaja menyuarakan kekagumannya.
“Cain-sama.. maaf ya membuat kamu mengawalku sampai kesini, aku masih belum terbiasa dengan kota ini…”
“Tidak apa-apa kok… tapi ya… anda cukup cantik…”
Mendengar perkataan itu, ksatria pengawal itu tampak marah. ‘Seorang petualang biasa berani mengatakan itu!! Itu adalah pneghinaan!!’ katanya. Namun Lelline menghentikan ksatria itu dengan tangannya.
“Tidak apa-apa… Aku senang jika Cain-sama mengatakan itu…”
Lelline mengatakan itu ambil tersenyum, Lalu ia pun menuju ke kereta yang telah disiapkan. Setelah ia naik di dalam kereta, dua orang ksatria berjalan di depan kereta, sedangkan Cain duduk di tempat kusir. Kereta itu pun mulai berjalan.
Tujuannya adalah rumah walikota. Mansion milik Cain.
“Meskipun begitu, aku tidak menyangka kita bisa langsung bertemu dengan walikoa… ku kira harus menunggu beberapa hari..”
“Begitu aku memberikan surat itu, pelayan disana mengatakan tidak apa-apa untuk datang kapanpun… Yah kita harus bersyukur akan hal ini.. “
“Kurasa karena Earl Silford masih anak-anak jadi dia tidak terlalu memikirkan hal ini….”
“Benar juga ya… kudengar dia masih jadi pelajar di akademi ibukota… “
Mendengar percakapan antara dua ksatria yang menunggangi kuda didiepannya, Cain hanya bisa tersenyum. Tak lama, mereka pun tiba di mansion walikota, dan terlihat dua orang penjjaga di kedua sisi gerbang.
Ketika mereka menyadari ada kereta yang mendekati mansion, salah satu dari mereka berlari kearah mansion.
Ksatria pengawal berbicara kepada penjaga yang masih ada di gerbang.
“Kami adalah rombongan Leline-sama, puteri dari Earl Regant dari kota Misanga… kami telah membuat janji dengan walikota… tolong izinkan kami masuk”
“Earl Regant ya… Saya sudah mengkonfrmasinya… Silakan masuk…”
“Baiklah, permisi.”
Ksatria itu melewati gerbang terlebih dahulu, lalu kemudian kereta mengikutinya dari belakang. Ketika kereta memasuki gerbang, penjaga gerbang itu terkejut melihat Cain ada di kereta itu.
“?! eh !?”
Cain hanya tersenyum sambil menempelkan satu jari didekat bibirnya, seakan mengatakan baahwa ini rahasia. Penjaga yang terkejut itu pun segera mengangguk.
Kereta itu pun tiba tepat di depan mansion. Di halaman mansion sudah ada para pelayan yang dipimpin oleh Darmeshia berdiri menyambut.
Ksatria itu turun dari kudanya dan kemudian membukakan pintu kereta. Lalu Lelline pun turun dengan anggun.
Darmeshia pun mulai membuka pembicaraan.
“Lelline-sama.. terimakasih atas perjuangan panjang anda yuntuk sampai kemari… Earl Silford akan segera selesai bersiap-siap, jadi mari saya antar ke kamar anda terlebih dahulu.. “
Iapun membungkuk hormat, dan para pelayan dibelakangnya serentak ikut menundukan kepala.
“Aku minta maaf atas kunjungan tiba-tiba ini… Mohon kerjasamanya ya… “
Cain juga turun dari kereta dan berdiri debelahnya, namun Cain hanya mengangguk puas melihat sikap Darmeshia.
“Kamu tunggu saja disini.. Kami yang akan menemani beliau masuk.. “
“-Iya…”
Katria itu menyuruh Cain untuk menunggu diluar bersama dengan kereta kuda dan kusirnya. Darmeshia sempat melirik kearah Cain, sebelum akhirnya ia mengantar Lelline dan dua ksatria itu masuk ke dalam mansion. Ketika Cain tidak melihat mereka lagi, Cain segera berputar menuju ke pintu belakang, dan kemudian berpindah ke dalam ruang kerjanya.
Di ruang kerja itu pakaian formal milik Cain sudah disiapkan, ia pun segera mengenakannya. Ketika ia sudah sia[, terdengar pintu diketuk.
“Cain-sama, apa anda sudah siap?? Tapi… anda sepertiinya terlalu jahil kali ini…”
Darmeshia berkomentar, namun dia bukannya tidak suka apa yang dilakukan Cain, namun dia malah cenderung menyukainya.
“Yah sesekali saja kan… Lagipula aku ini kan memang petualang… dan juga ada sedikit alasan, kan??”
“Ya.. Saat ini beliau juga masih ada di ruang kerjanya…”
“Kalau begitu, jika waktunya tiba, bisa kamu panggilkan dia?? Kuserahkan timingnya padamu.. “
“Dimengerti… Saya akan memanggil beliau pada saat yang tepat.. “
Cain dan Darmeshia pun tersenyum bersamaan.
“Tidak baik membuatnya menunggu terlalu lama… ayo.. “
“Baik… saya sydah mengantarkan para tamu ke ruang tamu terbaik… “
“Ya terima kasih”
Cain pun meniggalkan ruang kerjanya sambil tersenyum.
Lalu ruang tamu tempat Lelline dan rombongannya menunggu itu diketuk. Tidak hanya Lelline, dua orang ksatria yang berdiri di belakangnya pun juga merasa gugup. Lalu kemudian, pintu pun terbuka, Darmeshia pun masuk. Dan dibelakangnya, Cain pun ikut masuk.
Kedua orang ksatria itu sangat mengenali sosok yang baru saja masuk itu, mereka pun terpaku melihat hal ini.
“Eh ?! Eh ?!”
“Ke-kenapa?”
Lelline pun sedikit terkejut, namun ia tersenyum dan segera berdiri kemudian membungkuk. Cain pun mengangguk sambil tersenyum dan memintanya untuk duduk kembali.
“Aku adalah Cain von Silford Drintle. Terima kasih atas perjalanan panjang anda kemari…”
“Perkenalkan sekali lagi, aku adalah Lelline von Regant.. Mohon maaf atas kunjungan ku yang mendadak ini”
“Tidak apa-apa, justru aku minta maaf karena seperti aku membohongi kalian begini… tapi sepertinya Lelline-dono juga sudah menyadari hal ini ya?”
Leline pun tersenyum.
“Ya.. AKu sudah mendengar dari ayah… tentanng anak kecil berambut perak.. atau pun petualang yang memancarkan aura yang tidak biasa…. Dan ketika aku mendengar nama Cain-sama, aku jadi menebaknya…”
Sementara mereka berdua berbincang, kedua ksatria yang berdiri di belakang Lelline pun mulai bercucuran keringat dingin. Soeang bocah petualang yang mengikuti mereka sebagai pengawal dari ibukota, ternyata adalah seorang walikota. Pada awalnya mereka sempat protes mengapa pengawalan seorang keluarga bangsawan harus melibatkan seorang anak-anak. Jika terjadi masalah, mungkin saja akan ada komplain ke guild ibukota.
Ketika mereka memikirkan hal itu, ternyata sebenarnya anak itu adalah seorang walikota. Sungguh diluar dugaan mereka.
Cain pun berbicara kepada dua pengawal itu.
“Para kesatria juga terima kasih… maaf ya jadi menipu kalian seperti ini.. “
Melihat Cain menundukan kepalanya, Para ksatria itu terkejut dan segera menghentikannya.
“Saya juga minta maaf atas sikap saya yang kurang ajar…”
“Mohon maafkan kami…”
Mereka membungkuk sedalam-dalamnya, lalu Cain memerintahkan mereka untuk mengangkat wajah mereka.
“Kalau begitu, mari kita masuk ke topik utama…”
Ketika Cain mengatakan itu pintu pun diketuk. Dan kemudian terbuka, lalu Alex pun masuk.
“Cain.. ada apa kamu tiba-tiba memanggilku?? “
Alex melihat sosok gadis yang duduk di hadapan Cain dan kemudian wajahnya menegang.
“Kak Alex.. Silahkan duduk disebelah…”
“Cain!? Apa-apaam ini?? Kenapa Nona Lelline ada di sini?”
Melihat Alex terkejut, Cain mulai menjelaskan.
“Kan aku bilang… Aku mengantar nya kemari… tunangan kakak Alex!”
Cain mejawab dengan senyuman lebar diwajahnya.