Pagi hari pun tiba, para siswa termasuk Cain telah selesai sarapan bersiap melakukan tour di kota. Kunjungan ke parlemen akan diadakan esok hari, sedangkan hari ini akan lakukan kunjungan ke beberapa fasilitas di kota Tanvare dengan bimbingan guru.
Cain dan rombongannya berjalan-jalan menyusuri kota dengan bimbingan para guru.
“Aku dengar Tanvare itu terkenal bukan hanya sebagai kota parlemen tapi banyak hiburan disini… Ada pelelangan… ada Arena Pertandingan… tapi Cain-sama… pokoknya jangan sampai ikut ya!!”
Mendengar itu Cain pun tersenyum pahit. Meski dia tidak akan kalah siapa pun lawannya, itu adalah hal yang tidak etis untuk mengikuti pertandingan ketika sedang dalam kunjungan study tour. Jika dia sampai ikut serta, entah apa yang akan dikatakan oleh raja nanti ketika ia kembali ke kerajaan.
Mereka tetap berkunjung ke Arena, namun hanya sebatas sebagai penonton saja.
“Kuharap bisa menonton sesuatu yang seru…”
Cain bergumam dengan suara lirih, dan melanjutkan tournya.
Setelah melihat-lihat berbagai fasilitas, mereka beristirahat dan menyantap makan siang,barulah setelah itu mereka berkunjung ke arena. Ditempat penonton sudah penuh sesak dengan para penonton. Tak perduli itu laki-laki atau perempuan, mereka semua bersorak meriah kearah arena.
Dikarenakan mereka masuk sebagai pengunjung dari kerajaan Esfort, mereka diberikan kursi VIP yang memiliki posisi lebih tinggi dari yang lain. Diruangan VIP itu sudah ada pelayan yang bersiaga dan mereka dapat segera menyediakan miniman jika diminta.
Dan juga, kursi yang disediakan sangat berbeda dengan kursi penonton biasa, disiapkan kursi untuk masing-masing orang dan dipasang kan atap diatasnya, sehingga menciptakan susasana menonton menjadi lebih nyaman.
“Sepertinya sudah mau mulai ya… Etto.. Pertandingan pertama itu… Eh!??”
Telestia sedang memastikan jadwal pertandingan yang ia adapt, namun ia terkejut melihatnya. Cain pun begitu, setelah dia membaca lembaran ditangannya, dia tersenyum.
Pertandingan pertama adalah tiga orang petualang melawan Ogre yang dirantai.
Beberapa staf terlihat menarik rntai dan menyeret Ogre itu hingga sampai di tengaah arena. Dan seketika suara erangan nya menggema di seluruh arena.
“Maaf membuat anda semua menunggu!! Pertandingan pertama hari ini adalah… Ogre vs 3 orang petualang peringkat D… Kalau begitu, mari kita mulai!!!”
Bersamaan dengan perkataan sang MC, rantai un dilepas, dan Ogre itu mengerang. Ketika suara erangan dari Ogre setinggi 3 meter itu mencapai bangku penonton, para penonton semakin bersorak.
Bersamaan dengan itu, ketiga petualang itu menyebar, dan dua orang diantara mereka bersiap dengan pedang mereka sedangkan satu lagi bersiap memegang tongkat dan mulai merapal sihir.
Mungkin Ogre itu mengakui ketiga petualang itu sebagai ancaman, jadi dia langsung maju kearah mereka dalam sekejap dan mengayunkan pedangnya. Petualang yang berhasil menghindari serangan pedang Ogre itu langsung menebas tangannya. Ketika menyaksikan darah mengalir deras dari Ogre tersebut, suara sorakan penonton semakin meriah.
Selanjutnya, penyihir yang sejak tadi melapalkan sihirnya mulai menembakan bola api berukuran kepala manusia dan langsung menghantam wajah Ogre itu. Bersamaan dengan itu, kedua petualang yang lain menebas kepala Ogre tersebut dengan pedang mereka.
Sudah ku tepati janji ku pada kalian wahai saudaraku…
Dalam beberapa menit, Ogre itu sudah sekarat dan bercucuran darah. Para petualang itu mengangkat pedang mereka kearah penonton, dan kemudian terdengar suara sorakan penonton semakin meriah.
“Itu pertarungan hebat ya…”
“Benar…”
Terdengar para siswa menyuarakan kekaguman mereka, namun Cain hanya menikmati ini saja. Baginya ini hanyalah Ogre, bukan sesuatu yang istimewa. Selanjutnya, bebereapa pertandingan serupa dilanjutkan. Dan ketika mereka mengeluarkan Earth dragon yang merupakan monster rank A, para penonton semakin meriah.
“Kalau begitu, tiba saatnya pertandingan terakhir hari ini… Pertama-tama, mari kita perkenalkan terlebih dahulu, petualang terkuat, rank S dari Republik Ilstein, Gaurmuz si tarinng naga merah!!”
“Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!!”
Sorakan semakin meriah.
Setelah diperkenalkan, Gaurmuz, sosok yang memiliki tubuh terlatih dan mengenakan armor kulit serta membawa dua pedang seukuran tinggi badannya itu muncul perlahan-lahan
Peringkat tertinggi petualang di dunia saat ini adalah peringkat S. mereka adalah sosok yang sangat berharga sehinngga Setiap negara rela mengeluarkan berbagai macam cara untuk menahan mereka tinggal di negara mereka.
Meskipun hanya ada perbedaan satu tiigkat dari peringkat A, namun perbedaan kekuatan diantaranya sangat lah nyata. Dan mereka baru bisa menjadi peringkat S jika negara mengakuinya.
Cain bisa menjadi peringkat S karena kemampuan cheatnya, namun bagi orang biasa adalah sangat langka untuk bisa mencapai tingkatan itu dengan kemampuan sendiri.
Sorakan yang ditujukan kepada Gaurmuz tidak kunjung berhenti, dan MC pun melanjutkan perkataannya untuk mmenghentikan sorakan ini.
“Lawan Gaurmuz hari ini adalah…. Ras Iblis yang baru saja kami tangkap!!”
“Ooo !!!!!”
Pintu besar menuju ke arena itu terbuka, dan sebuah sangkar yang besar dan kokoh dibawa menuju ke arena. Dan kemudian di tempatkan di pusat arena.
(Ras Iblis?? Itu seperti Seto kan ya…)
“Maaf aku ingin bertanya sedikit… apa di negara ini ada ras iblis??”
Mendengar pertanyaan Cain, pelayan yang bersiaga dibelakangnya pun mulai menjawab.
“Di negara ini, jika kita menemukannya maka akan langsung di eksekusi… Ras iblis itu dipandang sebagai sosok jahat di negara ini…”
Setelah Cain mengucapkan terimakasih kepada pelayan itu ia kembali mengarahkan perhatiannya ke arena. Meskipun ia tidak terlalu menunjukannya diwajahnya, di dalam hatinya muncul sedikit perdebatan. Secara pribadi, Cain tidaklah membenci ras iblis.
Sebaliknya, Cain merasa tidak suka dengan tindakan menangkap secara paksa ras iblis dan mengeksekusi mereka. Namun, setiap negara memiliki kebijakan masing-masing berdasarkan norma mereka. Di beberapa negara bahkan juga ada yang membenci ras beastmen dan menganggap mereka sebagai musuh. Terutama di kerajaan Marinford, tak ada ras lain yang diizinkan selain ras manusia disana.
(Jika Seto tahu ini… Jika dia tahu ini… pasti dia akan perang dengan negara ini… Apa aku bisa mencegah ini ya..)
“Cain-sama, kamu terlihat pucat, apa kamu baik-baik saja??”
Terdengar suara Telestia yang duduk di sebelahnya. Tanpa sadar wajah Cain menjadi suram ketika berpikir.
“… Hm.. tidak apa-apa.. aku cuma ada sedikit pikiran…”
Jawab Cain sambil memandang kearah sangkar di arena. Kemudian segel sihir di sangkar itu pun dibuka dan pintu sangkar itu terbuka.
――Dan yang keluar dari sana adalah ――Sesosok wanita.
Dari penampilannya tampak sedikit lebih tua dari Cain, mungkin ia baru saja beranjak dewasa. Ras iblis itu memiliki rambut putih yang lurus terurai sampai kepinggang, mata yang merah, serta mengenakan jubah berwarna hitam.
――Dan terlihat lima tanduk keluar dari dahinya.
Dapat dikatakan bahwa paras iblis itu cukup cantik, tidak itu memanglah sangat cantik. Dan para penonton pun semakin bersorak melihat kemunculan ras iblis itu.
“――tanduknya lima… kalau tidak salah katanya bangsawan kelas atas punya empat tanduk kan??”
Cain bergumam sambil berusaha mengingat perkataan Seto. Ia pun yakin jika hal ini sampai tersebar luas akan jadi masalah besar. Diapun memikirkan bagaimana caranya menghentikan masalah ini, namun pertandingan di arena itu pun dimulai.