Setelah menangkap Viscount Bard, Pasukan yang mengikutinya pun dengan pasrah menaiki tangga satu persatu sesuai instruksi.
Karena akan bermasalah jika dia melukai diri sendiri lagi, maka Viscount Bard dipisahkan dan diikat lebih dulu. Para pasukan penyerang yang telah naik itu pun di ikat satu persatu oleh Tiffana dan pasukannya.
“Sepertinya disini sudah aman, Claude-san.. kita harus kembali kesebelah sana…”
“Iya ya… yah mereka pasti tidak akan bisa keluar sih…”
“Aku akan ikut memeriksanya… Setidaknya aku juga punya nama di luar negeri…”
Memang meskipun Cain adalah Earl, namun yang mengetahui identitasnya hanya terbatas pada orang-orang yang mengenal Drintle saja. Namun Tiffana berbeda, setelah bertahun-tahun menjadi komandan Royal Knight di Kerajaan, dari negara lain pun banyak yang mengakui dirinya.
Karena kekuatan dan kecaantikannya, dia telah menerima berbagai lamaran pernikahan dari berbagai negara. Dia menolak semua itu, namun tiba-tiba dia mengumumkan sebuah pertunangan. Tentu saja dalam sekejap berita ini menyebar ke berbagai negara.
“Yah.. itu akan sangat membantu jika Tiffana ada disana…”
“Benar kan??? Kalau aku aku tidak sering membantu Cain, nanti aku bisa kebalap sama Tuan puteri dan yang lainnya….”
Tifana mengatakan itu sambil menyatukan tangannya didada dan senyuman penuh diwajahnya. Claude hanya bisa tersenyum pahit melihat percakapan ini.
Berbicara tentang sosok Tiffana, itu tidaklah asing diantara para petualang di Kerajaan Esfort. Dan selagi sosok itu sedang bersama Cain, dia tidak ada bedanya dengan sosok gadis biasa yang sedang jatuh cinta. Dan itu menghancurkan gambaran sempurna di dalam bayangan Claude dan para petualang lain.
Namun, ini bukan saatnya membahas hal itu. Claude pun berusaha memperbaiki ekspresinya lalu berbicara pada Cain.
“Cain ayo cepat kita kembali…”
Setelah mendengar perkataan Claude, mereka bertiga berlari kearah lubang para Prajurit Ilstein.
“Maaf membuat kalian menunggu… ternyata kita dapat bala bantuan…”
Setelah mendegnar perkataan Claude, Rina menghela nafas lega. Namun ketika ia melihat sosok gadis yang ada di belakang Cain, sosok Tiffana dia langsung terdiam membeku.
“…Tidak mungkin….tak kusangka Komandan Royal Knight kerajaan Esfort akan muncul…”
Mendengar perkataan Rina itu, petualang lain pun mengangguk dalam keterkejutan mereka.
Cain mengintip ke dalam lubang, dan nampaknya mereka belum menyerah. Masing-masing dari mereka masih memegang senjata mereka, dan para penyihir sedang bersiaga sehingga siap menembakan sihir kapanpun. Dan Tiffana pun berdiri sehingga bisa terlihat oleh para penyerang itu.
“Aku adalah Tiffana on Libert, Komandan Pasukan Royal Knight Kerajaan Esfort… Kepada seluruh pasukan penyerang, aku perintahkan kalian membuang senjata kalian… Jika tidak, aku akan menganggap ini sebagai pernyataan Perang oleh Republik Ilstein kepada Kerajaan Esfort…”
Kata-kata Tiffana itu nampaknya efektif. Seketika ekspresi wajah para penyerang itu menjadi pucat. Ini adalah bukti bahwa nama Tiffana sangatlah besar sampai dikenal oleh negara lain.
Bahkan pelaku utama penyerangan ini, Marf, pun memasang ekspresi seolah tak percaya. Dari sudut pandangnya, Ia merencanakan ini untuk mendapatkan kembali semua aset dan jabatan yang telah hilang dirampas akibat kesalahan anaknya Ralph. Dia pun mengikuti rencana Marquis Cordino untuk membasmi Cain yang merupakan musuh bebuyutan mereka. Namun entah kenapa saat ini malah ada sosok Komandan Royal Knight muncul, dan membicarakan masalah perang antara Republik Ilstein dan Kerajaan Esfort.
Jika itu sampai terjadi, bukan hanya jabatan Senat dan aset saja yang akan hilang. Bisa jadi seluruh keluarga dan bawahannya akan dianggap bersalah dan dihukukum mati.
Marf yang putus asa pun jatuh terduduk ditanah, namun tidak dengan yang lainnya. Banyak prajurit sewaan dan juga anggota Dark Guild yang mengikuti rencana manis Marf. Tentunya mereka dijanjikan akan menerima hadiah yang besar, Namun ternyata mereka malah terjebak didalam lubang tanpa bisa melakukan apapun. Tentu saja jika rencana ini gagal, itu artinya hadiah itu pun tidak akan ada.
Namun saat ini bahkan mereka tidak dapat melarikan diri dari dalam lubang besar ini.
“Sial!! Kenapa jadi begini…”
Sang ketua dark guild yang mengatakan itu, namun ketika ia melihat barisan tentara disekelilingnya, satu persatu diantara mereka tiba-tiba terjatuh dan pingsan.
“Apa-apaan ini–“
Bersamaan dengan itu, Kesadaran si ketua itu pun hilang.
◇◇◇◇
“Cain… apa yang kau lakukan???”
Claude pun bertanya kepada Cain yang tiba-tiba mengatakan ‘Oke sukses..’ setelah ia memastikan semua orang di dalam lubang itu pingsan.
Milly dan Nina juga tampak heran.
“Aku rasa mereka tidak mau menyerah… jadi aku menggunakan sihirku untuk mengurai oksigen…”
“Ok-Oksigen??Apa itu??”
Tak ada satupun orang yang mengerti perkataan Cain. Di kehidupan sebelumnya dia adalah siswa SMA. Dia tahu jika kadar oksigen menipis maka kadar karbon dioksida akan bertambah. Dan jika rasio ini berubah itu bisa membuat orang menjadi pingsan. Kebetulan dihadapannya kini ada lubang besar, ketika ia mengingat itu dia langsung mencobanya.
Pada dasarnya dia tidak bisa meihat molekul udara. Namun didunia ini juga diperlukan bernaas, jadi dia hanya asal mencoba saja. Dan sepertinya percobaan ini berhasil sesuai harapannya, dan para penyerang itu pun pingsan.
“Hmm… anggap saja aku sudah mengurangi udara untuk mereka bernafas…”
“………”
“Yah, kebetulan mereka ada di dalam lubang besar, jadi itu mudah dilakukan…”
Semua orang terpana mendengar perkataan Cain. Sederhananya adalah, ia mengatakan bahwa dia dapat menghilangkan kesadaran siapapun dimanapun dan kapanpun. Mereka semua pun kembali mengerti jika mereka sampai bermusuhan dengan Cain, maka mereka dapat dikalahkan tanpa sempat melakukan apapun.
Menyadari akan hal ini, Claude pun menelan ludah, dan memantap kan hatinya bahwa dia tidak akan pernah mau bermusuhan dengan Cain.
“Ah kalau kelamaan nanti mereka sadar… jadi ayo kita ikat mereka semua sekarang…”
Tiffana pun tersadar setelah mendegar perkataan Cain. Bahkan bagi Tiffana ini adalah penampakan yang sulit dipercaya.
“Iya ya… aku panggil para ksatria yang ada disana dulu…”
Setelah mengatakan itu Tiffana pun berlari bagaikan angin.
“Sambil menunggu kita kembaliin dulu ya….”
Cain pun meletakan tangannya ditanah dan kemudian mengalirkan sihirnya. Lubang itu pun perlahan lahan naik dan tak lama menjadi tanah datar kembali.
“Kalau begini kan jadi lebih mudah mengikatnya…”
Tak ada satupun yang mampu menjawab Cain. Semua orang hanya dapat mengangguk dengan kaku. Tak lama kemudian, 20 orang ksatria pun datang menghampiri mereka. Sambil menuunggu Cain pun mengeluarkan tali dari [Item Box] miliknya dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Jumlah penyerang ini adalah ratusan, jadi Cain berpikir tali yang dibawa oleh para ksatria itu tak akan cukup.
“Maaf membuat menunggu…. Loh?? Lubangnya mana???”
“Aku sudah mengembalikannya… itu akan mengganggu pengikatan kan?? “
“Yah… Iya sih…”
Tiffana masih tak dapat mempercayai ini, namun ia segera memerintahkan para ksatria untuk mengikat para penyerang itu satu persatu.
TIdak sampai dua jam, mereka semua sudah diikat semuanya.
“Terus kita apakan ya….”
Jumlah penyerang itu melebihi 500 orang. Tidak mudah untuk membawa mereka semua.
“Asal kita bisa membawanya ke benteng…”
Mendengar Gumaman Tiffana ini Cain pun menepuk tangan, seolah ia baru saja mendapatkan ide.
“Kita Cuma perlu membawa mereka kan ya….”
Sesungguhnya cerita menggantung itu adalah karya penulis…Hahaha
Cain pun mengeluarkan mobil Van lagi dari dalam [Item Box] miliknya.
“Kursi nya mungkin tidak akan muat, tapi kalau kita asal masukan saja mungkin akan muat banyak…”
Untuk berjaga-jaga, Cain menyiapkan dua buah mobil Van. Para penyerang itu sudah di basmi, jadi para guru dan siswa sudah turun dari mobil van itu.
Mereka pun terkejut melihat jumlah penyerang itu dan menjadi pucat. Mungkin mereka membayangkan bagaimana jika tidak ada Cain. Dan mereka terus menerus mengucapkan terimakasih kepada Cain. Namun Cain hanya terseyum pahit mendegarkan ucapan mereka.
(Yah… kalau tidak ada aku mungkin kalian tidak akan diserang…. Mungkin…)
Para ksatria pun mengangkut para penyerang itu kedalam Van satu persatu. Dan tentu saja itu tidak muat dengan adanya lebih dari 500 prnyerang, lalu Cain pun mengeluarkan sebuah sangkar dari dalam [Item Box] miliknya.
“Masukan sisanya disini…”
“Cain… aku tau itu sangkar… Tapi bagaimana kita membawa orang-orang dengan ini?? “
Mendengar Tiffana bertanya, Cain pun tersenyum.
“Tentu saja—— “
Tiffana pun terkejut setelah mendengar jawaban Cain.