Dikerajaan Esfort saat ini, telah berkumpul para bangsawan untuk di berikan penjelasan atas situasi yang saat ini terjadi. Istana sedang sangat sibuk untuk menyambut para bangsawan itu.
Pada dasarnya seluruh bansawan telah mendapatkan panggilan, dan jika mereka tidak bisa datang ke ibukota karena alasan tertentu, maka mereka diwajibkan mengirimkan perwakilan mereka untuk hadir.
Sementara itu, Cain saat ini sedang mengunjungi gereja. Ia datang untuk menanyakan terkait Cordino yang menjadi utusan Dewa Jahat. Dia pun berlutut dihadapan ketujuh patung dan menyatukan tangannya. Dan seperti biasanya, pandangannya seketika menjadi putih, dan ketika cahaya itu menghilang, dia sudah berada di dunia para dewa.
Dan Zenom pun mempersilahkan Cain untuk duduk. Namun para dewa itu menunjukan ekspresi yang suram tidak seperti biasanya. Mungkin karena Cain telah berhadapan dengan Aaron.
“…Cain… aku sudah melihatnya… Pertama-tama aku ucapkan terima kasihku… Aku tidak menyangka Aaron sudah mendapatkan kesadarannya kembali….”
Zenom mennundukan kepalanya.
“Kali ini aku beruntung karena aku sedang ada didekatnya… Apakah akan ada lagi??”
Zenom hanya mengangguk pada pertanyaan Cain.
“Ketika Aaron disegel kedalam sebuah permata, permata itu dipecah dan disembunyikan diberbagai tempat… kamu sudah melihat yang ada di Dungeon dekat kota mu kan??”
Cain teringat kembali soal Ancient Dragon yang ia temui di Dungeon ketika ia sedang berusaha menghilangkan stress.
(Ngomong-omong, dia bilang dia menjaga segel ya…)
“Benar…seperti halnya Dungeon itu, ada banyak tempat yang menyembunyikan permata itu… Namun dalam beberapa kasus, ternyata permata itu berhasil ditemukan… dan diambil oleh orang lain… dan begitulah kenapa kejadian seperti ini bisa terjadi…”
“Jadi dimasa depan mungkin saja ada kejadian serupa, begitu??”
“Ya.. Meskipun dia sudah disegel, ada kemungkinan dia bisa meliaht dari permata itu… MEskipun mungkin terserah orang itu setelah mendapatkan kekuatan… Aku hanya ingin mereka tidak memilih jalan kejahatan…”
“Baiklah.. kalau begitu izinkan aku yang membasmi mereka jika itu terjadi…”
“Aku mengandalkan mu Cain… “
Cain pun meninggalkan gereja dan menaiki keretanya menuju ke istana. Ia akan menghadiri penjelasan dari pihak kerajaan yang akan diberikan kepada para bangsawan. Sebesar itu lah rencana Cordino mengubah segalanya. Dan juga dilakukan pembasmian total kepada fraksi pendukungnya.
Karena Cain adalah seorang Earl yang merupakan bangsawan kelas atas, ketika ia sampai di aula, para bangsawan kelas bawah telah hadir dan menunggu di dalam. Meskipun Cain adalah seorang anak yang belum dewasa, tak ada diantara bangsawan kelas bawah yang berani bicara padanya.
“Tuan SIlford.. Lama tidak berjumpa ya…”
Dan tiba-tiba Cain mendengar seseorang menyapa nya. Ketika ia berbalik, ia pun tersenyum.
“Lama tidak berjumpa Tuan Santos…”
Dia adalah Viscount Geretta, ayah Sarah, yang tidak lain adalah kakek Cain.
“Para bangsawan sampai berkumpul sebanyak ini… sebenarnya ada apa ya…”
Cain memang mengetahui rincian masalah ini, namun dia tidak seharusnya membicarakan hal ini, jadi ia memutuskan untuk tidak memberitahunya. Apalagi soal negosiasi dengan Republik Ilstein, Cain sama sekali tidak mengetahui hasilnya.
“Kupikir nanti akan ada penjelasannya… Tapi ini sungguh menakjubkan bisa berkumpul sebanyak ini…”
“Ya begitulah… maaf ya sudah menghambatmu.. kalau ada waktu nanti mari kita berbincang lagi… “
“Boleh juga… mari kita berbincang lagi kapan-kapan…”
Cain pun membungkuk ringan dan segera menuju ke posisinya. Para bangsawan telah berkumpul, dan mulai terdengar alunan musik tanda sang raja akan segera masuk.
Semua orang pun berdiri, dan meletakan tangan mereka di dada, lalu menundukan kepala mereka. Dan kemudian sang raja perlahan lahan muncul dan duduk di singgasana nya.
“Semuanya, angkat wajah kalian….”
Mendengar itu, para bangsawan pun mengangkat wajah mereka dan kemudian dipersilahkan duduk.
“Kali ini ada yang harus aku jelaskan pada kalian semua… Maaf memanggil kalian kemari meskipun kalian sedang sibuk… Magna, tolong…”
Setelah mendengar itu, Perdana Menteri Magna pun mulai menjelaskan isi dikumen yang ada ditangannya. Isi dokumen itu sangat mengejutkan sampai-sampai terdegar suara yang cukup ramai dari para bangsawan yang hadir.
Isinya adalah tentang rencana penyerangan yang dibuat oleh Marquis Cordino kepada murid akademi Ibukota di Republik Ilstein. Serta tindakan pemberontakan Marquis Cordino.
Dan juga tentang serangan itu yang melibatkan mantan anggota Senat Republik Ilstein, dark guild, serta pasukan di kota Terenza.
Sasaran penyerangan itu diantaranya adalah uteri ketiga, Telestia, serta banyak anak bangsawan, serta Cain juga disebut.
Kemudian dia juga menjelaskan semua insiden ini dapat terselesaikan berkat kerja keras Cain. Setelah penjelasan itu selesai, Perdana menteri Magna pun mundur kebelakang, dan berganti dengan Duke Eric.
“Selanjutnya aku akan menjelaskan terkait hasil negosiasi dengan Republik Ilstein… Pertama terkait pembagian wilayah, telah diputuskan bahwa sebagian wilayah Republik Ilstein akan diserahkan kepada pihak kerajaan… Lalu…”
Dia pun menjelaskan tentang pembagan wilayah dan tentang biaya kompensasi yang akan dibayarkan. Terkait kompensasi, itu sungguh jauh berbeda dengan apa yang dibayarkan kepada Cain ketika ada penyerangan di dalam kota.
Jumlahnya adalah 10.000 koin platinum atau sekitar 100 miliar yen. Namun biaya itu tidak dibayarkan secara langusng. Jika saja dibayarkan secara langsung, mungkin negara mereka akan segera runtuh. Pembayaran itu akan dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun.
Sebenarnya tak ada korban di pihak mereka. Namun ini adalah kasus penyerangan kepada Cain yang termasuk Bangsawan, serta para keluarga kerajaan dan keluarga bangsawan. Ini sama saja dengan menantang berperang.
Duke Eric pun menyelesaikan penjelasannya.
“Terakhir… Magna, tolong…”
Sekali lagi Perdana Menteri Magna maju kedepan.
“….Earl Cain von Silford Drintle.. Harap maju kedepan…”
Meskipun terkejut karena tiba-tiba dipanggil, Cain tetap maju dan kemudian berlutut di hadapan raja.
“Cain von Silford Drintle, hadir..”
“Angkat wajahmu… “
Cain in menatap sang raja. Wajah sang raja terlihat tersenyum seolah sedang merencanakan sesuatu. Cain pun mulai merasa khawatir.
“Pencapaian mu kali ini benar benar mengesankan… Jika tidak ada kamu, aku tidak akan tahu lagi bagaimana nasib puteriku dan kawan-kawannya…. Dan maaf telah membuatmu menghadapi Cordino… Magna tolong jelaskan kepadanya…”
“Baik Yang Mulia…Tuan Silford… Atas pencapaian mu kali ini, aku mewakili sang raja mengangkatmu menjadi seorang Margrave… Serta memberikanmu hak untuk memerintah Kota Terenza danwilayah baru yang diserahkan oleh Republik Ilstein kepada kita…”
(Jadi ini yang di incar Yang Mulia….)
“— Cain von Silford Drintle, Saya pastikan untuk melayani sepenuh hati demi kejayaan kerajaan Esfort..”
Meskipun begitu, bukan berarti tidak akan ada pihak yang menolak ini. Meskipun Cordino sudah tidak ada, mungkin beberapa penerus keinginannya ini masih ada.
“Mohon tunggu sebentar… Tadi dijelaskan tentang penanganan serangan dari Republik Ilstein serta kekacauan yang dilakukan Cordino terjadi pada saat yang bersamaan, dan semua itu diselesaikan oleh tuan Silford, bukan kah itu sedikit tidak mungkin? Jika kita mempertimbangkan masalah jaraknya…”
Mungkin semua bangsawan disini berpikiran yang sama. Hanya beberapa orang bangsawan saja yang mengetahui Cain dapat menggunakan sihir [Transfer]. Namun masalah ini sudah dibahas sebelumnya.
Mau bagaimnapun, akan ada ketimpangan dalam penjelasan kasus ini. Untuk itu sebelumnya Magna sudah memberikan saran.
Untuk mengungkapkan bahwa Cain dapat menggunakan sihir yang cukup banyak untuk melakukan sihir [Transfer] sekali dalam satu hari.
Dan ini juga akan menjadi alasan mengapa Cain menjadi sangat penting meskipun dia masih di bawah umur. Cukup layak sampai ia dapat menikahi Telestia, Silk dan Tiffana sekaligus. Itulah nilai sihir [Transfer] yang legendaris itu.
“Izinkan aku yang menjelaskan masalah itu…. Tuan SIlford ini… dapat menggunakan sihir [Transfer]… sihir yang legendaris itu… Dengan itu, dia dapat berpindah dari Republik Ilstein ke Ibukota dalam sekejap untuk menjelaskan masalah ini… Apa itu cukup??”
Setelah mendengar itu, seluruh bangsawan hyang hadir kehilangan kata-kata mereka. Sihir [Transfer] yang legendaris. Itu hanyalah sihir yang dikatakan hanya bisa digunakan oleh sang raja pertama kerajaan Esfort, Yuuya sang Hero.
“――-Apakah Tuan Silford itu ―― Jangan jangan… dia Hero…”
Para bangsawan saling berbisik, namun mereka pun menelan ludah ketika melihat ekspresi Yang Mulia. Sang Raja itu menggelengkan kepalanya.
“Bukan… Dikatakan bahwa Raja Pertama dipanggil dari dunia lain… sedangkan tuan Silford inii adalah anak dari tuan Garm…”
“Meskipun begitu.. Bukankah nanti seluruh kekuasaan di kerajaan Esfort ini akan berpihak kepada keluarga Silford??”
Cain sebenearnya juga berpikir demikian. Dikerajaan Esfort ini, hanya ayahnya lah yang memegang posisi Margrave. Sebagai seorang Margrave, dia memiliki wewenang untuk membentuk pasukan sendiri, dan berhadapan dengan negara musuh dengan kehendaknya.
Saat ini Garm bersama dengan Visount Tris sedang mempertahankan benteng di kota Lamesta dari kekaisaran Vysus. Kerajaan Esfort ini berbatasan dengan Republik Ilstein di Timur laut, Kerajaan Vysus di barat, dan kerajaan Marineford di tenggara.
Akan jadi masalah jika mereka menempatkan Margrave di perbatasan dengan Kerajaan Kepercayaan Marineford. Sedangkan perbatasan Republik Ilstein, selama ini mereka selalu damai sebagai negara perdagangan, sehingga tidak pernah ada peperangan.
Namun setelah kejadian ini, wilayah kerajaan Esfort bertambah, dan perlu untuk mempertahankan wilayah tersebut.
Namun itu bukan berarti semuanya harus diserahkan kepada keluarga Silford. Jika suatu hari keluarga Silford memberontak….
Itulah yang ada dalam benak semua orang.
“Tidak ada masalah tentang itu… Tuan silford akan menikah dengan puteri ku Telestia… sedangkan Pangeran kedua, Pangeran Loran, akan secara resmi mengumumkan pernikaahan dengan Puteri pertama keluarga Silford, Reine…”
“Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeehhh!!???”
Cain secara refleks berteriak setelah mendengar pengumuman mengejutkan dari sang raja itu.
