Cain terliihat terkejut setelah mendengar pernyataan Seto.
Masalahnya adalah Lizabeth dijadikan budak, dan tiba-tiba menghilang dibawa oleh seseorang tak di kenal dari Arena. Dan kini mereka menayatakan berperang kepada ras manusia demi mencari Lizabeth.
Dapat terbayangkan berapa banyak korban yang akan jatuh. Baik ras manusia, maupun ras iblis akan banyak merugi. Meskipun begitu, Kekaisaran Beneshitos memutuskan untuk berperang.
Namun di dunia iblis juga terdiri dari beberapa kerajaan iblis. Jadi hal itu tak dapat dilakukan dengan mudah. Seto sudah mengenal Cain. Dia paham jika dia sampai berperang dengan Kerajaan Esfort dimana Cain berada, maka ras iblis akan musnah.
Itu sebabnya Seto sedang berusaha menghentikan para iblis yang sedang berniat untuk berperang.
“Ternyata begitu ya…. Seto, terima kasih…”
Cain pun menyampaikan rasa terimakasihnya.
“Jadi saat ini aku sedang berusaha meminta Cain untuk menemani ku pulang ke kekaisaran….”
Seto pun merasa lega mendengar Lizabeth mengatakan itu. Bahkan di negara yang ia pimpin, para petingginya juga mendukung adanya peperangan dengan ras manusia.
Namun jika Cain bersedia pergi ke wilayah para iblis, dan menunjukan kekuatannya, maka itu akan menjadi pencegah peperangan untuk pecah.
Lizabeth, Seto, dan Cain, jika ketiga orang ini pergi ke kekaisaran dan mengajukan pencegahan perang, maka itu akan dikabulkan. Begitulah pikir Seto.
“Kalau begitu aku akan ikut menemani ke kekaisaran… kurasa aku akan sedikit membantu jika diperlukan…”
“Itu benar… Aku sangat bersyukur kalau Seto-sama menemani kami…”
Mereka pun saling bercakap-cakap seolah sudah dipastikan Cain akan ikut bersama mereka. Namun Cain juga tidak bisa seenaknya meninggalkan kerajaan. Karena dia tidak lebih dari salah satu penguasa wilayah disebuah kerajaan Esfort.
Jadi perlu untuk menjelaskan hal ini kepada sang raja, dan mendapatkan izin darinya untuk pergi ke wilayah para iblis.
“Pertama-tama mari kita jelaskan ini kepada raja… Karena aku juga tidak bisa meninggalkan kerajaan ini begitu saja…”
“Kalau begitu aku juga ikut… Jika itu sampai membawa bangsawan wilayah lain maka sudah pasti harus aku yang datang dan memintanya sendiri kan??”
Cain pun mengangguk, dan ia segera berpindah ke istana dengan menggunakan sihir [Transfer] untuk meminta izin.
◇◇◇
Jadwal pertemuan dengan raja segera dibuatkan. Dia menyampaikan kalau ini adalah hal darurat, dan ia juga membawa dua orang tamu bersamanya. Kemudian ia berpindah ke Drintle sekali lagi untuk membawa Lizabeth dan Seto ke Istana.
Diruang pertemuan itu, Cain, Seto, dan Lizabeth duduk di sofa. Sedangkan sang raja, Duke Eric, serta Perdana Menteri Magna duduk dihadapan mereka. Ada juga wakil komandan Royal Kinght, Dime yang bersiaga dibelakang raja.
“Cain…. Apa kamu mau menambah calon lagi??”
Secara refleks sang raja mengatakan itu ketika ia melihat kecantikan yang dimiliki Lizabeth yang dibawa oleh Cain.
“…Tentu saja aku tidak akan menggunakan panggilan darurat hanya untuk masalah itu kan… Sebenarnya… Negara-negara ras iblis saat ini sedang bersatu…. Dan kemungkinan besar akan menyatakan perang kepada ras manusia…”
“A-apaa katamu!!???”
Semua orang yang hadir terkejut mendengaar pernyataan Cain itu. Layak sebagai petinggi negara, mereka sepertinya sudah mengetahui tentang eksistensi kerajaan Iblis. Memang seharusnya mereka saling bermusuhan, namun pada dasarnya mereka tidak saling mengusik. Namun kali ini ras iblis menyatakan perang kepada ras manusia. Ini bukanlah hal yang dapat dipercaya dengan mudah.
“Cain… bisa kau jelaskan dari awal….”
“Sebenarnya… Ingat tentang tour ku di Republik Ilstein kan?? Ketika aku sedang tour disana, aku bertemu dengan Lizabeth yang ada disampingku ini…. Disana dia sudah diperbudak… dan ketika dia sedang diadu di arena, aku menyelamatkannya…”
“Lantas apa hubungan itu dengan pernyataan perang???”
“Biar aku yanng lanjutkan…”
Setelah mengatakan itu, Lizabeth melepaskan sihir perubahan wujudnya. Dan muncul lah sosok gadis bermata merah dengan lima buah tanduk di dahinya.
“…!? Ja-jadi ternyata ras iblis ya… “
“Iya… dan Seto juga…”
Bersamaan dengan perkataaan Cain, Seto pin juga melepas perubahan wujudnya dan kembali dengan tampilan tanduknya yang tampak terhormat.
“Aku adalah puteri kaisar di Kekaisaran Beneshitos, Lizabeth van Beneshitos…. Dan disampingku ini adalah Seto-sama, Raja Iblis…”
Mendengar perkenalan diri itu Perdana Menteri Magna menjadi pucat.
“Pu-puteri Kaisar…”
“Bahkan ada Raja Iblis….”
Baik Duke Eric dan dan Perdana Menrteri Magna bukan hanya mengerti urusan dalam negeri, tapi mereka juga cukup mengerti tentang negara-negara ras Iblis. Termasuk bagaimana kedudukan Kekaisaran bagi negara-negara iblis itu, serta bagaimana artinya posisi seorang puteri kaisar.
“Jangan-jangan… Ilstein menjadikan puteri kaisar ini sebagai tontonan dan ingin membunuhnya…”
Cain hanya mengangguk menjawab pertanyaan Perdana Menteri Magna.
“Dasar Ilstein Bego!!! Bukan hanya anak-anak kita… bahkan sampai seperti ini….”
Sang raja benar benar tampak marah.
Sesuai dugaan ini bukanlah hal yang dapat diselesaikan oleh Kerajaan Esfort sendirian. Target pertama mereka pasti adalah Republik Ilstein. Lalu pasti akan merambah ke negara-negara disekitarnya. Dalam kasus terburuknya mungkin mereka akan menguasai daerah ras manusia. Tidak mungkin Kerajaan Esfort dapat selamat sendirian.
“Cain… Jadi apa yang ingin kau lakukan??”
“Aku bemaksud pergi ke wilayah iblis bersama Seto dan Lizabeth… Kurasa cuma itu cara satu-satunya…”
“Izinkan aku yang melanjutkannya…”
Seto pun menjelaskan situasi dan kondisi yang terjadi di wilayah para iblis saat ini. Ekspresi mereka berubah seiring mendengarkan penjelasan itu.
“—-Begitulah….”
Setelah Seto menyelesaikan penjelasannya, mereka menghel nafas berat. Siapapun pasti akan begitu jika mengetahui bahwa para iblis sudah mantap ingin berperang.
“…Aku sedikit kepikiran… Kenapa Raja Iblis Seto bisa berada disini??”
Duke Eric bertanya. Memang hadirnya Seto disini sangatlah aneh. Jika mereka mengetahui bahwa puteri kaisar baik-baik saja, seharusnya perang itu sendiri dapat di tiadakan.
“Kalau itu… Auk yang memanggilnya karena ingin bertanya…”
Mendengar penjelasan Cain, Duke Eric semakin bingung.
“Apa Cain-kun sudah ada sebelumnya dengan Seto-dono…”
“Yah…Sedikit…”
“Jangan-jangan… yang kami panggil di pelajaran disekolah waktu itu???”
Cain hanya mengangguk sambil tersenyum pahit.
“Benar.. Aku adalah bawahan Cain-sama…”
Mendengar pernyataan itu ekspresi Cain malah semakin suram.
“…Cain… Apa benar itu??? Seto-dono yang merupakan seorang raja Iblis adalah bawahanmu???”
Namun, malah Seto yang menjawab pertanyaan sang raja ini.
“Tentu saja! Cain-sama adalah sosok yang akan memerintah seluruh dunia ini!!!”
Cain hanya bisa pasrah ketika melihat Seto tertawa terbahak-bahak.
Wkwk kacaw