“Maaf merepotkan ya…”
“Bishop-sama… Hati-hati di jalan…”
Ksatria Kuil dan para petualang yang mengawal rombongan ini sudah bersiap di halaman gereja sejak pagi sekali. Bishop Hanam pun berpamitan kepada Priest yang mengantar dirinya, dan kemudian menaiki kereta. Cain pun ikut naik bersamanya dan kemudian menutup pintu kereta.
Dengan dipimpin para Ksatria Kuil, dan para petualang yang mengelilingi kereta ini, mereka mulai bergerak perlahan untuk meninggalkan kota. Mereka akan meninggalkan kota Genacy dan melakukan perjalanan selama tiga hari untuk mencapai Ibukota sambil berkemah di tengah perjalanan.
Ada beberapa desa kecil di sepanjang perjalanan, namun mereka hanya akan melewatinya saja sekedar untuk membeli bahan makanan. Karena perjalanan ini akan melewati gunung dan hutan, maka para petualang sudah bersiaga untuk menghadapi serangan jika memang ada.
“Cain-dono, aku mendengar dari gereja bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi penyerangan di sekitar sini… Mayoritasnya adalah penyerangan kepada kereta kuda…”
“Ya, aku sudah mendengar hal itu di bar tempat kami menginap…. Sejak pagi aku sudah membagikan informasi ini dan aku selalu mengaktikan skill Search ku… jadi kurasa kita akan bisa menghadapinya meskipun adaa penyerangan sekalipun…”
Bishop Hanam nampak khawatir, namun Cain mengatakan tidak masalah. Itu karena dia mempercayai para anggota pengawal lain, termasuk Claude.
Pada kenyataannya pengawal Bishop maupun Priest lainnya mungkin hanyalah peringkat C atau bahkan peringkat D. Hal ini dikarenakan sudah ada para ksatria kuil untuk pertarungan, dan mereka hanya di minta untuk mempersiapkan kemah atau sesuatu semacamnya. Kerajaan Kepercayaan Marinford ini sudah masyur namanya ke negara-negara lain, dan bahkan perampok pun tak mau repot-repot menyerang orang dari gereja.
Diperkirakan penyerangan kali ini terjadi karena banyaknya Bishop yang akan melintas dalam satu masa, dan kemungkinan mereka membawa banyak barang berharga.
Kemah malam pertama dapat terlalui tanpa masalah. [Item Box] milik Cain memiliki banyak barang. Tentu saja magic bag milik Milly dan Nina yang diberikan Cain sewaktu masih diajar oleh mereka juga memiliki banyak barang. Sedangkan Claude dan Rina, Cain membuatkan mereka magic bag ketika mereka pulang dari Republik Ilstein.
Tentunya mereka menolak untuk tidak membayar, jadi mereka memutuskan untuk membayarnya berdasarkan harga pasaran. Walau sebenarnya Magic Bag buatan Cain itu sudah sekelas harta nasional dan kapasitasnya berkali-kali lipat dari yang biasa beredar dipasaran, jadi tentunya mereka tidak akan bisa membayar sesuai harga sebenarnya.
Rina sebenarnya merasa khawatir saat menerimanya, namun ia melihat Claude menerima tas itu sambil tertawa. Ia pun memukul nya.
Ketika rombongan kereta ini memasuki wilayah pegunugnan, Cain mulai lebih waspada memperhatikan skill Search miliknya.
Jalur yang dilalui memiliki banyak pepohonan tinggi serta semak-semak yang membuat bidang pandang menjadi terbatas dan terhalangi. Benar-benar tempat yang terasa sempurna untuk melakukan penyerangan. Seakan sudah mengerti soal ini, Claude yang memimpin rombongan pun memperlambat laju kereta.
(Ada ya… dua orang… Mungkin tim pengintai….)
Cain merasakan keberadaan orang yang memperhatikan rombongan ini dari jauh didalam hutan. Cain yang merasakan bahaya segera meminta kepada kusir untuk menghentikan kereta. Meskipun awalnya merasa heran, Bishop Hanam pun bisa menduga situasinya setelah melihat ekspresi serius Cain.
“Mungkin mereka adalah tim pengintai perampok…. Mereka mencoaba menghilangkan hawa keberadaan mereka, namun aku merasakan ada dua orang… Aku akan coba bicara pada Claude-san…”
“Baik, aku akan mengikuti perintah anda…”
Ketika Cain turun dari kereta, terlihat Claude kebingungan karena tiba-tiba rombongan ini berhenti. Dan wajahnya cukup tegang. Mungkin karena ia dapat menduga ekspresi Cain.
“…Apa mereka datang??”
“Ya.. Mungkin… masih pengintai saja… mungkin penyerangan akan terjadi di depan…”
“Yosh… Aku akan bersiap-siap… Aku akan berjalan di samping kereta, jadi kalau sudah tahu akan ada serangan, segera beritahu aku dari jendela…”
“Baik… Kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan dengan perlahan-lahan…”
Claude memberikan istruksi untuk beristirahat sejenak dan mengumpulkan para petualang.
“Ada apa? Seharusnya tempat istirahat masih jauh didepan kan??”
“Ya… Aku sudah berbicara dengan Cain, dan memutuskan untuk beristirahat sebentar…”
“Cain itu…. Anak kecil itu kan??? Apa baik-baik saja mendengakan perkataan bocah seperti itu??”
Ada satu party yang belum mengetahui kemampuan Cain dan meragukannya, namun Claude tetap diam dan hanya mengangguk pertanda persetujuannya.
“Aku kenal Claude-san karena memang terkenal… tapi aku belum pernah kenal bocaha itu… apa memang dia sepantas itu untuk diandalkan?”
“Kau belum tahu?? Di Drintle dia sangat terkenal, dan kurasa seharusnya informasi itu sudah beredar di Ibukota…. Apa kau pernah dengar Silver Devil??”
“…?! Aku pernah mendengarnya… sosok Silver Devil yang menghancurkan guild petualang dan bahkan membuat guild master disana tunduk, serta mengusir semua orang yang menentangnya itu kan?? Apa dia itu Cain itu!?”
“Aku juga pernah mendengar gosipnya, katanya para bangsawan pun membuka kan jalan untuknya… dan semua orang yang menentangnya akan hilang dan mungkin terbakar disuatu tempat….”
Para petualang itu saling membicarakan tentang rumor yang beredar tanpa sepengetahuan Cain. Claude tampak seperti akan meledak menahan tawanya, dan ia pun hanya bisa mengangguk.
“Begituen ya…lah… Makanya dia naik di Kereta Bishop… karena dia itu iblis, jadi kalau kita menentangnya…. tau kan??”
Rina tiba-tiba memukul kepala Claude dengan tongkat karena ia mulai terlihat seperti mengancam.
“Kalian tidak boleh percaya rumor begitu saja kan… Claude juga kenapa malah berlebihan begitu!!”
“Tapi kan… rumor itu tidak bohongan… lagipula tentang menghancurkan guild itu juga sungguhan, iya kan?”
“Memang sih…”
“Serius nih…”
Para petualang itu menelan ludah mereka dan menatap Claude dengan ekspresi serius.
“Yah pokokya begitu… jadi usahakan jangan ganggu dia hanya karena dia terlihat seperti anak-anak… Dan juga Cain bilang dia mungkin menemukan pengintai di sekitar sini… Aduuh!!”
Tiba-tiba Rina memukul kepala Claude lagi menggunakan tongkatnya, dan dia pun mendongak dengan mata yang berkaca-kaca.
“Bukan kah itu masalah penting!!”
Claude pun berkali kali dipukul oleh Rina dan meninggalkan bekas biru di dahinya.
“Maaf merepotkan ya…”
“Bishop-sama… Hati-hati di jalan…”
Ksatria Kuil dan para petualang yang mengawal rombongan ini sudah bersiap di halaman gereja sejak pagi sekali. Bishop Hanam pun berpamitan kepada Priest yang mengantar dirinya, dan kemudian menaiki kereta. Cain pun ikut naik bersamanya dan kemudian menutup pintu kereta.
Dengan dipimpin para Ksatria Kuil, dan para petualang yang mengelilingi kereta ini, mereka mulai bergerak perlahan untuk meninggalkan kota. Mereka akan meninggalkan kota Genacy dan melakukan perjalanan selama tiga hari untuk mencapai Ibukota sambil berkemah di tengah perjalanan.
Ada beberapa desa kecil di sepanjang perjalanan, namun mereka hanya akan melewatinya saja sekedar untuk membeli bahan makanan. Karena perjalanan ini akan melewati gunung dan hutan, maka para petualang sudah bersiaga untuk menghadapi serangan jika memang ada.
“Cain-dono, aku mendengar dari gereja bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi penyerangan di sekitar sini… Mayoritasnya adalah penyerangan kepada kereta kuda…”
“Ya, aku sudah mendengar hal itu di bar tempat kami menginap…. Sejak pagi aku sudah membagikan informasi ini dan aku selalu mengaktikan skill Search ku… jadi kurasa kita akan bisa menghadapinya meskipun adaa penyerangan sekalipun…”
Bishop Hanam nampak khawatir, namun Cain mengatakan tidak masalah. Itu karena dia mempercayai para anggota pengawal lain, termasuk Claude.
Pada kenyataannya pengawal Bishop maupun Priest lainnya mungkin hanyalah peringkat C atau bahkan peringkat D. Hal ini dikarenakan sudah ada para ksatria kuil untuk pertarungan, dan mereka hanya di minta untuk mempersiapkan kemah atau sesuatu semacamnya. Kerajaan Kepercayaan Marinford ini sudah masyur namanya ke negara-negara lain, dan bahkan perampok pun tak mau repot-repot menyerang orang dari gereja.
Diperkirakan penyerangan kali ini terjadi karena banyaknya Bishop yang akan melintas dalam satu masa, dan kemungkinan mereka membawa banyak barang berharga.
Kemah malam pertama dapat terlalui tanpa masalah. [Item Box] milik Cain memiliki banyak barang. Tentu saja magic bag milik Milly dan Nina yang diberikan Cain sewaktu masih diajar oleh mereka juga memiliki banyak barang. Sedangkan Claude dan Rina, Cain membuatkan mereka magic bag ketika mereka pulang dari Republik Ilstein.
Tentunya mereka menolak untuk tidak membayar, jadi mereka memutuskan untuk membayarnya berdasarkan harga pasaran. Walau sebenarnya Magic Bag buatan Cain itu sudah sekelas harta nasional dan kapasitasnya berkali-kali lipat dari yang biasa beredar dipasaran, jadi tentunya mereka tidak akan bisa membayar sesuai harga sebenarnya.
Rina sebenarnya merasa khawatir saat menerimanya, namun ia melihat Claude menerima tas itu sambil tertawa. Ia pun memukul nya.
Ketika rombongan kereta ini memasuki wilayah pegunugnan, Cain mulai lebih waspada memperhatikan skill Search miliknya.
Jalur yang dilalui memiliki banyak pepohonan tinggi serta semak-semak yang membuat bidang pandang menjadi terbatas dan terhalangi. Benar-benar tempat yang terasa sempurna untuk melakukan penyerangan. Seakan sudah mengerti soal ini, Claude yang memimpin rombongan pun memperlambat laju kereta.
(Ada ya… dua orang… Mungkin tim pengintai….)
Cain merasakan keberadaan orang yang memperhatikan rombongan ini dari jauh didalam hutan. Cain yang merasakan bahaya segera meminta kepada kusir untuk menghentikan kereta. Meskipun awalnya merasa heran, Bishop Hanam pun bisa menduga situasinya setelah melihat ekspresi serius Cain.
“Mungkin mereka adalah tim pengintai perampok…. Mereka mencoaba menghilangkan hawa keberadaan mereka, namun aku merasakan ada dua orang… Aku akan coba bicara pada Claude-san…”
“Baik, aku akan mengikuti perintah anda…”
Ketika Cain turun dari kereta, terlihat Claude kebingungan karena tiba-tiba rombongan ini berhenti. Dan wajahnya cukup tegang. Mungkin karena ia dapat menduga ekspresi Cain.
“…Apa mereka datang??”
“Ya.. Mungkin… masih pengintai saja… mungkin penyerangan akan terjadi di depan…”
“Yosh… Aku akan bersiap-siap… Aku akan berjalan di samping kereta, jadi kalau sudah tahu akan ada serangan, segera beritahu aku dari jendela…”
“Baik… Kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan dengan perlahan-lahan…”
Claude memberikan istruksi untuk beristirahat sejenak dan mengumpulkan para petualang.
“Ada apa? Seharusnya tempat istirahat masih jauh didepan kan??”
“Ya… Aku sudah berbicara dengan Cain, dan memutuskan untuk beristirahat sebentar…”
“Cain itu…. Anak kecil itu kan??? Apa baik-baik saja mendengakan perkataan bocah seperti itu??”
Ada satu party yang belum mengetahui kemampuan Cain dan meragukannya, namun Claude tetap diam dan hanya mengangguk pertanda persetujuannya.
“Aku kenal Claude-san karena memang terkenal… tapi aku belum pernah kenal bocaha itu… apa memang dia sepantas itu untuk diandalkan?”
“Kau belum tahu?? Di Drintle dia sangat terkenal, dan kurasa seharusnya informasi itu sudah beredar di Ibukota…. Apa kau pernah dengar Silver Devil??”
“…?! Aku pernah mendengarnya… sosok Silver Devil yang menghancurkan guild petualang dan bahkan membuat guild master disana tunduk, serta mengusir semua orang yang menentangnya itu kan?? Apa dia itu Cain itu!?”
“Aku juga pernah mendengar gosipnya, katanya para bangsawan pun membuka kan jalan untuknya… dan semua orang yang menentangnya akan hilang dan mungkin terbakar disuatu tempat….”
Para petualang itu saling membicarakan tentang rumor yang beredar tanpa sepengetahuan Cain. Claude tampak seperti akan meledak menahan tawanya, dan ia pun hanya bisa mengangguk.
“Begitulah… Makanya dia naik di Kereta Bishop… karena dia itu iblis, jadi kalau kita menentangnya…. tau kan??”
Rina tiba-tiba memukul kepala Claude dengan tongkat karena ia mulai terlihat seperti mengancam.
“Kalian tidak boleh percaya rumor begitu saja kan… Claude juga kenapa malah berlebihan begitu!!”
“Tapi kan… rumor itu tidak bohongan… lagipula tentang menghancurkan guild itu juga sungguhan, iya kan?”
“Memang sih…”
“Serius nih…”
Para petualang itu menelan ludah mereka dan menatap Claude dengan ekspresi serius.
“Yah pokokya begitu… jadi usahakan jangan ganggu dia hanya karena dia terlihat seperti anak-anak… Dan juga Cain bilang dia mungkin menemukan pengintai di sekitar sini… Aduuh!!”
Tiba-tiba Rina memukul kepala Claude lagi menggunakan tongkatnya, dan dia pun mendongak dengan mata yang berkaca-kaca.
“Bukan kah itu masalah penting!!”
Claude pun berkali kali dipukul oleh Rina dan meninggalkan bekas biru di dahinya.