Setelah menginap semalam di mansion milik Walikota, mereka pun memutuskan untuk berangkat menuju ke ibukota setelah sarapan. Karena Randal memutuskan untuk ikut dengan mereka, maka mereka dipinjami kereta kuda oleh sang Walikota, dan saat ini mereka tengah memuat barang-barang ke dalam kereta.
“Terima kasih telah meminjamkan kami kereta kuda Randal-dono…”
Awalnya mereka berencana untuk menyewa kereta kuda agar bisa sampai ke ibukota. Meskipun di dalam Item Box milik Cain terdapat sebuah bus otomatis, namun jika ia mengeluarkannya di kerajaan ini itu bisa menimbulkan keributan.
“Tidak usah terlalu dipedulikan… Justru dari sudut pandangku sendiri, aku sangat bersyukur kami memiliki sekutu yang kuat seperti Cain-dono di pihak kami…. Lagi pula…”
Randal mengepalkan tinjunya dengan erat.
Sepertinya dia memiliki keinginan untuk bertarung di garis depan bersama dengan teman-temannya. Namun karena ia harus melindungi tanah yang di kuasai orang tuanya, jadi ia tidak bisa meninggalkan kota ini. Kemudian saat Randal mendengar bahwa peperangan ini dipenuhi dengan kekalahan, Randal tidak punya pilihan lain selain bersabar.
Namun kali ini, ia telah diizinkan oleh Gandhar yang akhirnya mengakui kekuatan Ain. Ini membuat semangatnya naik kembali.
“Sebenarnya aku sangat ingin bertarung di garis depan meski hanya sekali….”
“Begitu ya…”
Cain mengerti, bagi para ras Beastmen yang menyukai pertarungan, meskipun mereka sedang dalam misi melindungi wilayah mereka, mereka lebih suka berada di lokasi terjadinya perang. Dan berkat Cain, orang itu bisa maju ke garis depan.
“Ah Cain-sama itu adalah pengguna sihir pemulihan, jadi Anda tidak boleh ke garis depan loh…”
Salah seorang dari Kerajaan Esfort memberikan peringatan. Memang pada saat berangkat, Sang Raja telah menekankan dengan sangat bahwa Cain tidak boleh sampai maju ke garis depan.
Hanya dengan kemunculan Cain sendiri saja di garis depan, situasi peperangan akan langsung berubah drastis. Atau lebih tepatnya para petinggi itu sudah mengetahui bahwa Ain sendirian saja sudah dapat mengatasi invasi pihak Kekaisaran itu.
Namun, pihak Beast Kingdom belum mengetahui sejauh itu. Jika mereka sampai mengetahui kekuatan Cain yang sebenarnya, mereka pasti akan khawatir suatu saat Cain akan menjadi sosok yang berbahaya untuk mereka meskipun negeri mereka bersahabat.
“…..Sudah kuduga….”
Cain menghela nafas dan pasrah.
“Mungkin jika Cain-dono ikut dalam peperangan itu akan setara dengan seratus orang… tapi ini adalah peperangan milik kami, mohon perhatikan saja kemenanganku dari belakang….”
“Yah, aku akan menunggu di belakang sebagai petugas pemulihan, kalau bisa jangan sampai datang ke tempatku ya….”
“Tentu saja aku tidak berniat untuk merepotkanmu…. Aku akan mengusir semua orang-orang Kekaisaran itu!!”
Agak menyedihkan melihat orang yang dikenal meninggal dunia. Meskipun Ain baru bertemu dengan Randal, dan tahu bahwa dia kuat, namun ia tetap tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam sebuah peperangan.
Cain memalingkan wajahnya dari Randal dan memutuskan untuk menikmati pemandangan yang terhampar di luar jendela.
◇◇◇
Butuh dua hari perjalanan untuk sampai ke Ibukota Beast Kingdom. Di tengah perjalanan mereka melewati sebuah kota, jadi mereka dapat mencapai ibukota tanpa perlu berkemah.
Pemandangan Ibukota kerajaan ini mayoritas dipenuhi dengan bahan kayu. Hanya dinding yang mengelilingi kota, dan Istana kerajaan yang ada di tengah yang konstruksinya menggunakan batu. Pada dasarnya Beast Kingdom ini membuat negara dengan membuka lahan di hutan, jadi mereka memiliki bahan kayu yang melimpah.
Meskipun mereka dalam keadaan berperang, toko-toko di dalam kota tetap buka, dan Cain dapat merasakan kota itu cukup hidup. Sesuai dengan namanya Beast Kingdom, di ke kota ini sebagian besar penghuninya adalah ras manusia hewan.
Ada berbagai macam ras yang sedang berkeliaran di kota ini, seperti ras anjing, ras kucing dan ras kelinci. Hanya ada sejumlah kecil manusia biasa yang terlihat berkeliaran di sekitar.
“Bagaimana? Cukup ramai kan meskipun ini sedang berperang… Sepertinya nanti akan segera di berikan pengumuman resmi…”
“Begitu ya… Ekspresi orang-orang juga terlihat cukup ceria… aku agak merasa lega….”
Kereta kuda melaju perlahan-lahan menembus keramaian kota, dan akhirnya dapat tiba di Istana tanpa ada hambatan. Cain bersama Hagness dan Randal langsung dipandu oleh pelayan menuju ke ruang tamu yang mewah.
“Jika persiapan audiensi sudah selesai, kami akan mengantarkan Anda semua ke lokasi, untuk sementara mohon untuk menunggu di ruangan ini sampai saatnya tiba…”
“Baiklah….”
Mereka diantarkan ke sebuah ruang tunggu yang memiliki dekorasi yang cukup detail, dan agak berbeda dengan kota Pelabuhan yang di pimpin oleh Gandhar.
Hagness pun tersenyum ketika melihat Cain sedang memandangi seluruh ruangan itu.
“Di antara ras hewan, ada beberapa ras yang memiliki ketangkasan dalam seni… Mereka bekerja sesuai dengan keahlian ras masing-masing…. Contohnya dekorasi di ruangan ini, kemungkinan dibuat oleh ras rubah… Karena tangan mereka cukup cekatan dan selera mereka cukup bagus.
“Aku cukup terkejut karena ruangan ini ternyata lebih mewah dari yang aku bayangkan…. Sepertinya di Kerajaan Esfort juga tidak banyak yang bisa membuat karya sebagus ini…”
“Yah, karena itu kami menggunakan keluwesan tangan mereka itu untuk berdagang dengan negeri lain….. Kebetulan Beast Kingdom ini juga memiliki tambang emas, jadi kami juga kaya akan logam mulia….”
“Padahal memiliki dekorasi semewah ini tidak akan membuat kita kemenangan dalam pertarungan….”
Hagness dan Cain hanya bisa tersenyum pahit setelah mendengar komentar Randal yang sama sekali tidak tertarik dengan dekorasi.
Mereka menunggu di ruangan itu dengan santai sambil menikmati teh yang disuguhkan oleh pelayan dari ras kelinci.
“Teh ini juga rasanya cukup enak… Sepertinya aku baru pertama kali meminum rasa teh seperti ini…”
“Ya… Kami juga memiliki kebun teh, saat Anda pulang nanti, kami akan siapkan beberapa untuk Anda bawa pulang…”
“Terima kasih…. Sepertinya orang di mansion-ku akan sangat senang menerimanya….”
Ketika mereka bertiga sedang berbincang, tiba-tiba pintu diketuk dan seorang pelayan pun masuk.
“Maaf telah membuat Anda menunggu… Persiapan audiensi sudah selesai, saya akan memandu Anda ke sana…”
Setelah mendengar hal itu, serentak Cain dan kedua orang lainnya pun berdiri.