“Aku pulang.”
Ketika aku pulang, ibuku sedang beres-beres karena sudah lewat waktu makan siang. Dia menatapku kaget dan berkata, “Kamu pulang lebih awal,” tapi aku tidak ingin dia khawatir, jadi aku mengatakan kepadanya, “Itu sudah direncanakan.”
Meskipun itu kencan, aku kembali di sore hari dan itu tidak sesuai dengan jadwalku.
Ibu akan pergi sebentar di sore hari untuk menjadi agen, jadi dia tidak melanjutkan masalah ini lebih jauh.
Sepertinya Uzuki sedang mengunjungi rumah temannya untuk saat ini, dan ayah belum pulang kerja.
Aku berjalan melewatinya dan kembali ke kamarku.
Aku melepas pakaian yang aku pinjam dari ibuku. Aku senang Satsuki-kun mengatakan ini terlihat cocok padaku. Meskipun, aku ingin memakai pakaian yang aku pilih sendiri lain kali.
“Mungkin lain kali…”
Aku datang dua jam lebih awal untuk kencan, tapi untuk beberapa alasan, Satsuki-kun sudah ada di sana. Aku gugup dan jadi aku pergi lebih awal, tapi Satsuki-kun dalam kondisi yang lebih buruk daripada aku.
Aku sangat gugup jadi aku tidak bisa mengatakan apa-apa sepanjang waktu. Aku bisa memikirkan hal-hal di dalam kepalaku, tapi aku tidak bisa mengungkapkan pikiran itu dengan kata-kata.
Aku mencoba untuk melakukan yang terbaik sampai saat ini, tapi ketika aku benar-benar melihat Satsuki-kun di depanku, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku.
Aku mencoba untuk tidak melakukan kontak mata dengannya sehingga aku tidak akan memelototinya setidaknya, tapi itu berarti aku tidak bisa berinteraksi dengannya sama sekali. Aku juga tidak mengatakan apa-apa, jadi Satsuki-kun khawatir dan mengusulkan agar kita pulang lebih awal…
Betul sekali. Jika aku tidak ramah, Satsuki-kun akan berada dalam masalah juga.
Tapi aku tidak ingin pergi seperti ini, jadi aku mencoba yang terbaik untuk membalas senyumannya.
Aku tidak bisa menahan rona saat itu, tapi aku sangat malu karena Satsuki-kun menatap wajahku, tahu?
Tapi aku senang dia mengerti bahwa aku tidak sengaja memelototinya.
Setelah itu, kesalahpahaman teratasi dan aku akhirnya bisa berbicara dengan Satsuki-kun sebentar.
… Tapi, aku bertemu ayahku segera setelah itu, dan hal-hal menjadi aneh lagi.
Aku tidak tahu mengapa ayahku ada di sana sejak awal. Aku tidak ingin berpikir bahwa dia mengikutiku pagi-pagi sekali, tapi itu juga bukan tidak mungkin.
Itu karena aku seorang agen dan aku dalam posisi untuk mengambil alih bisnis keluarga Kinoshita. Mereka mungkin berpikir bahwa berkencan dengan laki-laki adalah hal yang mustahil bagiku.
Ketika aku bertemu ayahku, suasana kencan itu benar-benar hancur, dan aku segera menghadapi kenyataan.
Bagaimanapun, kenyataan tidak hilang begitu saja. Kau tidak bisa bersembunyi dari kenyataan dengan mimpi.
Aku seorang agen. Beginilah seharusnya aku hidup.
Aku senang aku bisa menjadi gadis SMA normal untuk satu hari, dan aku berterima kasih kepada Satsuki-kun untuk itu.
Besok, aku akan menjadi agen lagi, seperti biasa.
Tapi…
Ada beberapa hal yang tidak bisa berakhir seperti ini.
Selama ini aku hanya memikirkan diriku sendiri. Aku telah bertahan dengan banyak hal hanya karena aku seorang agen, seperti sendirian di sekolah dan segalanya. Itu hanya membuat suasana kelas lebih buruk.
Satsuki-kun adalah orang yang canggung di kelas, namun dia mendekatiku dan mengajakku berkencan…
Dia melakukan semua ini untukku.
Jadi setidaknya aku ingin kencan hari ini berjalan lancar. Aku tidak peduli dengan pekerjaanku sebagai agen atau ayahku, karena itu bukan urusan Satsuki-kun…
Tapi pada akhirnya, aku mengatakan sesuatu dengan sangat egois tanpa memikirkan Satsuki-kun.
Aku memintanya untuk memainkan piano untukku …
Satsuki-kun, kamu bilang kamu lupa lembaran musiknya, tapi itu mungkin bohong.
Ketika kamu mencoba memainkan piano, tanganmu gemetar. Nafasmu semakin memburuk.
Dia tidak bisa bermain piano lagi.
Alasannya pasti karena kesalahannya di festival sekolah. Mungkin ia trauma dengan kejadian itu.
Tanpa disadari, aku dengan tidak peka mencoba membuatnya bermain piano.
Kupikir hanya aku yang bermasalah, tapi Satsuki-kun juga menyembunyikan berbagai hal bersama…
Aku tidak ingin melihat Satsuki-kun kesusahan lagi.
Aku ingin dia bisa bermain piano lagi.
Sekarang giliranku untuk membalas budi.
Apa yang bisa kulakukan untuknya?
Aku melihat lemari di kamarku.
Setelah festival tahun lalu, aku benar-benar menemukan sesuatu yang ingin kulakukan.
Potongan-potongan keinginan itu sekarang tersimpan di suatu tempat di dalam lemari. Aku tidak bisa mengatakan aku ingin melakukannya saat itu, jadi aku menyerah seperti yang selalu kulakukan.
Untuk pertama kalinya dalam enam bulan, aku mengeluarkannya dari lemari.
Jika aku menunjukkan padanya apa yang benar-benar ingin kulakukan, aku bertanya-tanya apakah Satsuki-kun akan memiliki keberanian untuk melakukannya. Akankah dia bisa bermain piano lagi?
Ketika kami pergi berkencan, aku berharap waktu akan tetap seperti ini selamanya, tapi itu tidak akan membantuku bergerak maju. Aku harus melangkah maju untukmu, Satsuki.-kun
Aku tidak bisa berhenti dari pekerjaanku, masa depanku mungkin ditentukan, tapi aku tidak ingin memberikan perasaan yang kumiliki kepada orang lain.
Aku tidak bisa lagi mengabaikan suara lembut yang berdegup di dalam hatiku.
Kali ini aku ingin ada untukmu, Satsuki-kun!
Begitulah aku bisa membalas Satsuki-kun karena membuat keinginanku menjadi kenyataan.
