Selene benar-benar sangat marah. Dia memutuskan bahwa dia harus melengserkan pangeran yang jahat dan kejam itu dengan segala cara. Meskipun dia memutuskan demikian, tapi sebenarnya dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa dia lakukan hanyalah membungkuk di tempat tidur.
“Aku bahkan tidak mengerti lagi.”
Selene bergumam pada dirinya sendiri sambil berbaring telungkup membentuk huruf ‘大’ di atas tempat tidur yang lembut dan empuk.
Tempat Selene saat ini bukanlah ruangan seperti penjara yang biasa dia tinggali, tapi ruangan yang hangat dan cerah. Kamar ini adalah ruang tamu dengan kualitas terbaik yang bisa ditawarkan Kerajaan Aquila, untuk tamu-tamu yang berstatus tinggi.
Bagaimana bisa berubah seperti ini. Kalimat ini mungkin sudah digumamkan oleh Selene lebih dari seratus kali, sejak dia dipindahkan ke kamar ini, sekitar satu minggu yang lalu.
Hari itu, Selene terbangun di sore hari, yang lebih awal dari biasanya, jadi dia menarik selimut sekali lagi dan hendak tidur nyenyak. Kemudian segera setelah itu, seorang pelayan dari kastil datang menerobos masuk dan menyeretnya keluar dari kamar, membersihkannya, dan menyuruhnya mengenakan gaun putih bersih yang membuat Selene merasa seperti dia tidak mengenakan apa-apa sama sekali. Setelah persiapan selesai, Pangeran yang mengejarnya di hutan, dan seorang pria tua yang tampak seperti beruang datang mengunjunginya.
Nama Pangeran itu sepertinya Milano, dia mengatakan kepada Selene sesuatu yang tidak bisa dimengerti, “Aku melakukan negosiasi untuk membantumu keluar dari sini. Jadi jangan khawatir tentang apa pun dan serahkan semuanya padaku.” dengan senyum menyegarkan yang menjengkelkan di wajahnya.
Apa yang dia bicarakan tiba-tiba entah dari mana, apakah ada sekrup yang lepas di kepalanya? Pikir Selene, tapi orang yang dia hadapi adalah pangeran gila seks itu. Jika dia melawan, dia mungkin akan benar-benar menyiksanya. Dan sementara Selene dalam kewaspadaan penuh, pria tua dengan banyak jenggot– pria yang tampak tegas bernama Kumahachi menghiburnya dengan suaranya yang lembut, sangat kontras dengan penampilannya, jadi kesukaan Selene terhadapnya masih berada di sisi positif. Di sisi lain, emosi yang dia miliki terhadap Milano mirip dengan niat membunuh.
Meskipun dia sendiri mengenakan pakaian yang bagus, tapi mengapa dia membuat ajudannya mengenakan pakaian yang menyedihkan seperti itu? Mungkin karena dia hanya membawa serta pria kotor seperti Kumahachi bersamanya sehingga dia akan terlihat lebih luar biasa, tidak diragukan lagi. Ketika dia sampai pada kesimpulan itu, Selene memiliki simpati yang tulus untuk Kumahachi, yang menurutnya sama seperti dirinya yang dulu.
Jadi, sampai negosiasi selesai, Selene harus pindah dan tinggal di sini, di ruangan yang rapi dan cantik ini. Dia tidak diizinkan keluar rumah seperti biasanya, tetapi makanan di sini jauh lebih mewah, dan bahkan dilengkapi dengan makanan ringan dan makanan penutup. Namun, dia masih tidak puas dengan kenyataan bahwa tidak seperti kamar sebelumnya, dia tidak bisa melarikan diri dari kamar ini.
Dia tidak benar-benar tahu bagaimana atau mengapa situasinya berubah seperti ini, satu-satunya hal yang dia pahami adalah jika negosiasi berjalan dengan baik maka itu akan menjadi hal yang mengerikan baginya. Itulah mengapa Selene mendedikasikan dirinya untuk berdoa kepada iblis setiap hari, “Semoga semuanya hancur, semoga negosiasi tidak berhasil, sehingga saya bisa kembali ke penjara saya.”, begitulah isi doanya.
『Princess! Ada sesuatu yang harus saya laporkan!
Menyelipkan dirinya ke dalam ruangan melalui celah pintu adalah Butler yang dengan cepat berlari ke arah Selene, terengah-engah. Setiap hari, Selene menyuruh Butler menyelinap masuk sebagai mata-mata untuk mengumpulkan informasi dan melaporkan kepadanya mengenai situasi yang terjadi.
“Bagaimana?”
『Silakan bergembira! Mereka secara resmi mencapai kesepakatan untuk memindahkanmu ke Kerajaan Helifalte! Doa-doa Putri akhirnya terjawab pada akhirnya!
“Tidak mungkin.”
Dalam keputusasaan, Selene jatuh tersungkur di tempat tidur. Iblis bodoh. Kau tidak berguna.
Di sisi lain, Butler sangat bersemangat, dia sangat bersemangat sampai-sampai dia akan melakukan tap dance karena kegembiraannya.
『Aku mendengar dari tikus-tikus di hutan, bahwa sebelum ini, Putri bertemu dengan anak kecil bernama Milano di hutan, benar? Kemudian dia langsung jatuh cinta pada pesonamu saat dia melihatmu. Yah, bahkan jika dia seorang pangeran, dia masih seorang pria di hati. Jadi hasil ini wajar saja.』
Butler menyilangkan kaki depannya sambil mengangguk.
“Sepertinya bahkan Tuhan tahu betul bahwa kerajaan kecil ini tidak pantas untuk orang sekaliber Putri, apalagi penjara kecil yang kotor itu. Butler ini, sebagai kepala pelayan, sangat bangga akan hal ini……』
Ketika dia berbicara sampai titik itu, tiba-tiba Butler kembali sadar. Itu karena dia memperhatikan ekspresi Selene yang seolah-olah dia akan menangis.
『Mohon maafkan kekasaran saya. Aku gagal memperhatikan perasaanmu dan terbawa suasana. Jika Putri akan meninggalkan negara ini, maka itu berarti Putri Arue, dan juga…… ibumu, kamu tidak akan bisa bertemu mereka lagi.』
Meskipun bisa pindah ke Kerajaan Helifalte yang lebih makmur seharusnya menjadi sesuatu yang patut disyukuri, tapi itu juga berarti bahwa ibu Selene telah benar-benar meninggalkannya. Butler benar-benar ingin memukuli dirinya sendiri karena begitu ceroboh.
『Princess, mungkin benar bahwa Ratu telah meninggalkanmu. Namun, itu hanya “saat ini” Anda, Putri. Anda harus menjadi wanita yang luar biasa. Kau harus membuktikan dirimu dengan kemampuanmu sendiri, dan membuatnya mengakui putrinya sendiri sebagai orang yang luar biasa. Tidak hanya itu akan membuat kehidupan Putri menjadi yang paling luar biasa, itu juga akan berfungsi sebagai balas dendam yang paling manis juga menurut pendapatku, bagaimana Putri? Anda tidak perlu khawatir, karena Anda akan selalu memiliki Butler ini sebagai tangan kanan Anda. Yakinlah.
Butler berkata dengan suara lembut, melompat dari tempat tidur, sebelum kembali ke lorong sekali lagi. Sekarang kepergian Selene telah diputuskan, Butler yang bertindak sebagai koordinator untuk hewan-hewan di hutan perlu memberi tahu mereka bahwa masuk tanpa izin ke dalam Surga adalah hal yang tidak boleh dilakukan atau sesuatu yang sejalan dengan itu. Dia benar-benar ingin tinggal bersama Selene yang menderita karena rasa sakitnya, tetapi tidak banyak waktu yang tersisa. Butler bergegas keluar dengan keengganan yang menyakitkan.
Saat Butler keluar, sebuah ketukan terdengar di pintu kayu.
“Selene, bolehkah saya masuk?”
Dan sebelum Selene bisa menjawab, sumber suara itu, Arue, sudah memasuki ruangan. Dia berjalan ke arah Selene dengan senyum lebar di wajahnya, tampaknya dalam suasana hati yang sangat baik.
“Bersukacitalah Selene! Pangeran Milano mengatakan bahwa dia akan membantumu! Tapi, aku ingin tahu bagaimana Pangeran Milano tahu tentang Selene? Tapi sekali lagi mereka mengatakan bahwa dia adalah Pangeran Suci, jadi kurasa dia benar-benar istimewa?”
“Nee-sama……”
Arue memiringkan kepalanya sedikit, tapi bukannya mengkhawatirkan detail-detail kecil, saat ini hatinya berada di awan sembilan pada kenyataan bahwa Selene akan bebas pada akhirnya, matanya bersinar berbinar-binar. Di sisi lain, ekspresi Selene tenggelam semakin dalam. Ahh, untuk berpikir bahwa aku tidak akan bisa melihat kakak perempuan malaikatku seperti ini lagi, hati Selene penuh keputusasaan, matanya menjadi gelap gulita.
“Kenapa kau membuat wajah sedih seperti itu Selene? Kamu tidak akan bisa melihatku untuk sementara waktu, tapi kamu tidak perlu kembali ke ruangan gelap itu lagi, kamu bisa mengenakan pakaian yang cantik, makan makanan yang lezat, dan di atas semua itu kamu bisa hidup bersama dengan pangeran yang keren juga, kamu tahu?”
Namun, kata-kata Arue yang menyemangati memiliki efek sebaliknya pada Selene. Mata Selene memerah sebelum dia mulai terisak. Bagian pertama dari apa yang dia katakan masih bisa ditanggung oleh Selene, tetapi bagian terakhir adalah yang memberikan pukulan terakhir baginya. Mengapa dia harus dipisahkan dari kakak perempuannya yang baik hati dan cantik untuk hidup bersama pangeran pedofil yang menjijikkan itu?
“Kembalikan aku.”
“Eh?”
“Aku, kamar itu, oke dengan, kembalikan aku.”
Kata-kata Selene bercampur dengan isak tangisnya membuat Arue bingung. Jika dia tidak ingin pergi ke negara yang tidak dikenal sendirian maka dia bisa memahaminya, tapi dia masih tidak mengerti mengapa dia ingin kembali ke ruangan itu. Jika dia ingin tinggal di negara ini, bukankah kamar ini jauh lebih baik daripada penjara itu? 1
“Selene, mengapa kamu ingin kembali ke kamar seperti penjara itu? Bisakah kamu memberitahu alasannya pada onee-chan-mu?”
“Nee-sama dan yang lainnya, tidak akan bertemu……”
“Aku dan ‘orang lain’?”
Ketika Arue bertanya balik, Selene mengangguk sebagai balasannya. Ada sangat sedikit orang yang biasanya berinteraksi dengan Selene. Selain dirinya sendiri, satu-satunya orang lain adalah pelayan yang datang untuk mengurus kebutuhan minimum yang diperlukan. Jadi, hanya ada satu orang yang tersisa yang sesuai dengan kata ‘orang lain’ yang dia katakan.
–Itu adalah Ratu kerajaan ini, ibu Arue dan Selene.
Arue tiba-tiba teringat sesuatu. Sejak Selene dikurung di ruangan itu, Arue telah mencari informasi mengenai hubungan orang tua-anak dalam karya sastra selama waktu luangnya, untuk mengungkap pikiran ibunya.
Dalam salah satu buku dikatakan, ‘Ada beberapa anak yang tidak ingin dipisahkan dari orang tua mereka, bahkan ketika mereka disiksa dari orang itu. Mereka berpikir bahwa itu karena mereka adalah anak yang buruk sehingga mereka harus melalui cobaan ini, jadi jika mereka mengatasi cobaan tersebut, maka mungkin ibu akan mencintai mereka lagi. Dia akan memuji mereka lagi. Tentunya Selene adalah salah satu dari tipe seperti itu juga, itulah mengapa dia ingin kembali ke penjara kotor itu, pikir Arue.
Namun, Arue yang hadir selama negosiasi tahu bahwa keinginan adik perempuannya tidak akan pernah terkabul. Karena Arue dengan jelas melihat ekspresi bahagia ibunya ketika dia tahu bahwa sampah yang harus dia kurung, tidak bisa dibuang, bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi, dan ibunya tidak pernah sedikit pun menghargai Selene sama sekali.
Tetapi untuk mengatakan kebenaran itu pada adik perempuannya yang masih muda terlalu kejam. Arue dengan lembut berjongkok di hadapan adik perempuannya yang menyedihkan, dan menyeka air mata Selene, mencoba menghiburnya.
“Selene, kamu tahu, kebahagiaan adalah sesuatu yang datang bersama kesedihan. Mungkin sekarang ini sulit bagimu, tetapi kebahagiaan yang sama besarnya sedang menunggumu di masa depan. Selene, kamu telah banyak menderita, kan? Itulah mengapa Anda akan menjadi putri paling bahagia di dunia. Daripada tinggal dalam kegelapan ini, jika kamu berjalan maju maka kamu pasti akan bisa melihat lebih banyak hal indah di dunia ini.”
Arue mendorong Selene untuk menjauh dari ibunya secara tidak langsung. Dia memahami perasaan Selene yang ingin bersama ibunya lagi, tetapi menjauhinya adalah demi adik perempuannya.
Namun, pada kenyataannya dia salah paham. Apa yang Selene maksudkan dengan ‘Nee-sama dan yang lainnya’ adalah kakak perempuannya sendiri dan sayuran di surga. Dia telah berusaha keras untuk mereka selama beberapa tahun. Jadi pikiran untuk berpisah dari mereka benar-benar disesalkannya. Meskipun apa yang dilakukan Selene hanya menanamnya dengan benar dan sebenarnya tanah hutanlah yang melakukan kerja keras, tetapi orang itu sendiri berpikir bahwa dialah yang melakukan kerja keras.
Adapun pemikiran Selene mengenai poin utama dari percakapan ini, ibunya sendiri, dia hanya menganggapnya sebagai obaa-san yang histeris, dan di atas semua itu, dia tidak pernah melihatnya entah berapa lama, jadi dia sama sekali tidak peduli padanya. Jika hal ini bisa diekspresikan dalam diagram lingkaran atau di kertas ujian, maka ibunya, dalam benaknya, sudah masuk dalam kategori “tidak ada yang di atas” atau “yang lain”. Tidak seperti Arue yang telah dilihat Selene sejak lahir ketika dia masih hanya seorang loli berambut pirang, dan masih melihatnya sampai sekarang dalam perjalanannya untuk menjadi gadis muda yang cantik.
Singkatnya, sayuran jauh lebih penting daripada ibunya sendiri di mata Selene. Sementara itu, Arue tersenyum lembut padanya seolah-olah untuk meyakinkannya, sama sekali tidak menyadari kebenarannya.
“Selene, meskipun kita tidak akan bisa bertemu satu sama lain untuk sementara waktu, tapi karena aku akan pergi ke Helifalte juga jadi kamu tidak perlu khawatir. Aku akan sedikit lebih lambat darimu Selene, tapi mungkin tidak akan memakan waktu lama.”
“Eh, nee-sama, ikut juga!”
“Ibu membuat syarat bahwa jika aku bisa belajar di luar negeri di Helifalte maka dia akan menyerahkan Selene. Meskipun ini akan membebani Pangeran Milano, tapi dia mengatakan bahwa lebih baik begini, bagiku untuk pergi ke Helifalte. Dia orang yang sangat murah hati.”
Saat dia mendengar itu, arus listrik mengalir melalui otak Selene. Sekarang Selene akhirnya mengetahui rencana pangeran jahat itu.
Memikirkannya dengan tenang, bukankah aneh baginya untuk menyeret Selene yang masih anak-anak dan terbuang secara sosial ini? Hanya ada satu alasan yang bisa Selene pikirkan, mengapa orang ini sengaja melakukan ini.
–Untuk menyanderanya.
Pangeran jahat itu, tidak peduli apa yang dia katakan, niat sejatinya adalah untuk menikmati adik malaikatnya Arue. Mengingat betapa menawannya Arue, kemungkinan itu sangat mungkin terjadi. Namun, tempat ini masih berada di dalam Kerajaan Aquila, tidak peduli seberapa besar pengaruh Milano, dia mungkin masih berhati-hati di negara lain.
Cara terbaik untuk menikmati doamu sesuka hatimu adalah dengan menyeretnya ke dalam lapangan permainanmu sendiri. Jika dia berada di negara asalnya, maka dia bisa menggunakan posisinya sebagai pangeran untuk memerintahkan Selene melakukan tindakan mesum tanpa ada bumerang, tidak peduli seberapa mesumnya.
Dalam kehidupan Selene sebelumnya, ada banyak game dalam genre yang dia sukai yang berisi sesuatu di sepanjang garis, seorang pangeran dari negara besar jatuh cinta dengan putri dari negara yang lebih kecil. Dan banyak di antaranya, seiring berjalannya cerita, ternyata sang pangeran dan raja sebenarnya adalah penjahat yang paling mengerikan, mereka akan menjerumuskan pahlawan wanita ke dalam keputusasaan yang mendalam. Dan lebih sering daripada tidak, mereka akan menggunakan adik perempuan pahlawan wanita atau keluarganya sebagai sandera untuk terus melakukan hal-hal buruk dengannya.
“Kita harus berterima kasih kepada Pangeran Milano untuk itu bukan. Jadi Selene, jadilah pendengar yang baik dan jangan menimbulkan masalah bagi Pangeran, oke?”
Mengapa kita harus berterima kasih kepada pangeran seperti itu? Selene berpikir sambil meratap dalam benaknya, tapi setelah melihat kakak perempuannya yang berhati murni yang tidak tahu bagaimana meragukan orang lain, tidak seperti dirinya yang bengkok dari segi kepribadian, Selene telah menyiapkan tekadnya.
Selene melompat ke dada Arue, memeluknya erat-erat. Meskipun Arue sedikit terkejut, tapi dia memeluknya kembali tanpa mengatakan apa-apa, menepuk-nepuk rambut lembut Selene.
“Aku, lakukan yang terbaik, lindungi.”
“Ya, gadis yang baik.”
Itu benar, aku harus melindungi kemurnian kakakku tersayang dengan segala cara. Jika kau bertanya padaku, pangeran itu, dia memiliki gelar Pangeran Suci atau apa pun itu, dia juga memiliki ayahnya yang nama panggilannya adalah Raja Singa juga, dan Milano sendiri juga memiliki nama panggilan ‘Singa Muda Helifalte’ jika aku ingat dengan benar. 2
Ada apa dengan nama panggilan keren yang dia miliki. Bukankah itu sangat berbeda dengan julukan ‘Penguntit Bawang Putih’ di kehidupan masa lalu saya yang dipanggil orang? Dan satu-satunya hal yang saya lakukan ketika saya masih menjadi orang tua adalah melihat gadis-gadis manis dan suka menaruh bawang putih di ramen saya, hanya itu yang pernah saya lakukan dan orang-orang sudah memanggil saya seperti itu.
Mengesampingkan masa laluku yang keji, jika mereka adalah Raja Singa atau Singa Muda atau apa pun yang tidak kupedulikan, maka aku akan menjadi serangga di dalam perut Singa3, memakannya dari dalam, dan membuat bangsa yang besar ini runtuh dengan sendirinya. Untuk melindungi kakak perempuanku tersayang, aku bersedia menghancurkan bangsa pangeran yang sombong ini sampai hancur berkeping-keping. Dia akan menyesal membawaku ke negaranya untuk selamanya.
Begitulah tingkat tekad Selene yang ulet.
-Banyak sejarawan di era selanjutnya mengatakan hal ini. Kerajaan Helifalte membanggakan diri dalam kemakmuran panjangnya yang berlanjut hingga hari ini. Dan waktu ketika kerajaan berada pada puncaknya, waktu ketika kerajaan bersinar paling terang, masa keemasannya, tidak diragukan lagi selama pemerintahan Raja Milano Helifalte Agung, yang meletakkan dasar bagi Helifalte hari ini, orang yang disebut ‘Raja Matahari’ yang menerangi seluruh bangsanya. Namun, kita tidak boleh melupakan orang yang mendukungnya dari bayang-bayang, orang yang berkontribusi pada bangsa ini sama besarnya dengan dia, ‘Putri Cahaya Bulan’ Selene Aquila.
Menurut catatan keluarga kerajaan yang tersisa di era ini, Selene sang Putri Cahaya Bulan diselamatkan dari neraka oleh Milano yang masih muda, dan sangat berterima kasih kepadanya. Tepat sebelum kepergiannya, dia bersumpah kepada kakak perempuannya Putri Arue bahwa dia akan melindunginya dengan nyawanya. Pada saat itu, Selene hanyalah seorang gadis berusia delapan tahun. Tapi jangan salah mengira itu hanya kata-kata gadis muda yang tidak masuk akal. Karena prestasi besar Putri Selene semuanya terletak pada bukti-bukti sejarah. Jika bukan karena kontribusinya, pasti keluarga kerajaan Helifalte akan mengalami kemunduran, dan bangsa Helifalte tidak akan berkembang menjadi seperti sekarang ini.
