“Tentu saja, dengan sihir [Transfer]…”
Tiffana juga mengetahui bahwa Cain dapat menggunakan sihir [Transfer] yang melegenda itu. Hanya beberapa orang di kerajaan Esfort yang mengetahui itu. Tiffana tahu karena sebagai komandan Royal Knight dia mendapat penjelasan dari para petinggi.
Namun ketika ia mendapat penjelasan itu dia hanya berpikir, ‘apa boleh buat jika itu Cain’, namun ia mengerti bahwa itu menghabis kan banyak energi sihir untuk memindahkan banyak orang sekaligus.
Tak ada seorang pun yang menyadari bahwa ratusan orang ini dapat dipindahkan dalam sekejap. Namun tentu saja ia tidak bisa melakukan itu di depan para siswa dan guru.
Lalu para siswa turun satu persatu dari dalam mobil Van yang digunakan melindungi mereka. Mereka memucat ketika melihat ratusan orang penyeang yang ditangkap. Meskipun penyerangan ini sudah berakhir, salah sedikit saja mungkin nasib mereka akan berubah drastis.
Telestia kelompoknya pun turun dari mobil van dan menghapiri Cain.
“Cain-sama…. Penyerangan ini sebenarnya….”
Cain merasa harus mengatakan hal ini pada Telestia dan Silk, dan ia meminta Liltana untuk sedikit menjauh.
“Sebenarnya—“
Ia pun menjelaskan bahwa penyerangan ini dilakukan oleh Marquis Cordino dan Viscount Bard serta mantan Senat Republik Ilstein, Marf. Dia jug menjelaskan bahwa mereka akan menyerahkan para siswa lain kepada Dark Guild untuk menjadikan mereka budak dan dijual.
Setelah mendengar penjelasan Cain sampai akhir, ekspresi keduanya semakin gelap.
“Jangan-jangan akan menjadi perang…”
“ya mungkin saja akan terjadi perang jika terjadi sesuatu pada kalian semua….”
“Meskipun ini berhasil dicegah, sepertinya ini akan menjadi masalah yang rumit bagi pihak Kerajaan dan Republik Ilstein ya…”
Sebagai pihak kerajaan juga tak dapat semudah itu memberikan kesimpulan mereka. Itu akan diputuskan setelah mereka kembali ke Ibukota dan membuat pertemuan yang melibatkan raja.
Para guru dan Para siswa selain Cain mengikuti perintah Tiffana berangkat lebih dulu kembali ke kerajaan bersama dengan setengah prajurit Royal Knight sebagai pengawal. Meskipun Silk dan Telestia tidak nyaman dengan ini, mereka terpaksa menerima karena para Royal Knights ini tak akan sanggup membawa ratusan penyerang ini.
“Baik kalau begitu mari kita mulai…”
Cain pun mengangguk pada perkataan Tiffana, dan mulai memasukan para penyerang yang sudah terikat itu kedalam mobil Van satu persatu.
Mereka memasukan semua penyerang itu kedalam dua mobil Van, dan satu sangkar besar.
“Kita bawa Viscount Bard dan komplotan nya serta Marf dan komplotannya ke ibukota kan?? “
“Ya, tidak apa-apa… Kurasa kami tidak akan sanggup mengawasi orang sebanyak ini…”
Awalnya mereka berencana untuk membawa Marf dan kelompoknya ke benteng perbatasan, namun setelah pasukannya terbagi, mereka tak sanggup mengawasi orang sebanyak ini. Jadi mereka memutuskan untuk membawannya ke Ibukota Kerajaan.
Pertama-tama ia menyentuh mobil Van yang berisikan Viscount Bard dan kelompoknya dengan tangannya, lalu menggenggam tangan Tiffana dengan tangan satunya.
“[Transfer]!”
Seketika Cain, Tiffana dan satu mobil Van pun menghilang.
◇◇◇◇
Karena adanya status darurat, seluruh pasukan Royal Knight sudah berada dalam keadaan bersenjata penuh. Setelah Tiffana mendapatkan informasi penyerangan kepada Cain dan rombongannya, Tiffana segera pergi dan para Ksatria yang tersisa bersiaga penuh melindungi istana.
―― Dan tiba-tiba muncul sebuah kotak bersi di tempat latihan Royal Knight. Para ksatria itu pun membunyikan tanda darurat. Lalu para ksatria pun dalam sekejap berkumpul di tempat latihan.
Yang muncul di tempat itu adalah Tiffana dan Cain. Serta mobil Van. Ketika para ksatria itu melihat sosok Cain, mereka bebisik, ‘Ternyata tuan Silford ya…’ dan menghela nafas lega.
“Para penyerang sudah ditangkap! Masih ada beberapa lagi penyerang lainnya, Cepat siapkan penjara untuk mereka!!”
“Baik!!”
Harap maklum,ini hari senin…
Setelah mendengar instruksi Tiffana, para ksatria pun segera mengangkut para penyerang itu ke penjara. Cain secara berulang kembali memindahkan para penyerang ke Ibukota.
Setelah selesai menangni para penyerang itu, paea ksatria pun berbaris di hadapan Tiffana.
“Kalau begitu, mari kita mulai operasi penangkapan Marquis Cordino!!”
“!???”
Para ksatria tampak terkejut mendengar Tiffana mengatakan akan melakukan penangkapan kepada Marquis Cordino yang merupakan bangsawan kelas atas.
“Kenapa kalian diam! Penyerangan ini adalah ide Cordino!!! Ayo berangkat!!”
Sesaat sebelum deklarasi itu.
Cain bermaksud ikut bersamanya, namun Tiffana menghentikannya.
“Ini adalah tigas para Ksatria… Kami senang jika Cain ada disana… tapi para Ksatria tidak akan ada gunanya… Aku minta Cain untuk membicarakan ini dengan Yang Mulia dan yang lainnya…”
“…Baiklah aku mengerti… Berhati-hatilah …”
“――――Ya”
Setela itu Tiffana memeluk Cain, dan segera membawa para Royal Knight menuju ke mansion Cordino. Setelah Cain menyaksikan mereka pergi, ia pun menuju ke Istana untuk menjelaskan hal ini kepada Raja dan Duke Eric.
◇◇◇◇
“Sial!! Kenapa orang ssebanyak itu masih gagal!!!”
Terlihat sosok Cordino yang sedang kesal dan menendang kursi di ruang kerjanya yang mewah. Disampingnya ada sosok Rigan yang pernah berbicara dengan Marf. Karena dia bisa mengawasi pergerakan di ibukota ini, dia dapat mengetahui lebih dulu bahwa para ksatria sedang menuju ke rumah ini, jadi dia datang untuk memberikan Cordino peringatan.
“Apa boleh buat.. penyerangan itu sudah gagal… tapi… kenapa mereka bisa mengetahui inormasi secepat ini padalah jaraknya sejauh itu…”
“Itu bukan urusanku!!! Pertama tama… aku harus membawa beberapa emas dan bersembunyi… Cepat siapkan perjalanan keluar negeri!!”
“Siap, laksanakan…”
Setelah memastikan Rigan telah pergi, Cordino menggeser sebuah lukisan, dan dibaliknya terlihat sebuah tombol yang tersembunyi.
Ketika ia menekannya, rak buku pun mulai bergerak kesamping dan sebuah lorong yang cukup untuk satu orang muncul.
“Setidaknya aku harus membawa sebanyak yang aku bisa…”
Cordino pun memasuki lorong itu. Ada sebuah tangga menuju kebawah, ia pun lalu membuka kunci pintu di ujung lorong itu dan kemudian masuk kedalam.
Sesungguhnya cerita menggantung itu adalah karya penulis…Hahaha
Ada sebuah ruangan seluas sekitar 16 meter persegi, dan didalamnya terdapat sejumlah kotak berisi koin emas dan batu permata serta benda-benda langka lain. Itu tidak lain adalah ruangan untuk menyembunyikan harta yang telah Cordino kumpulkan selama ini.
“Sudah sebanyak itu masih saja gagal…. Padahal… padahal aku sudah bersusah payah untuk sampai ke titik ini… Semua karena anak sialan itu!!! Semua rencana ku berantakan!”
Cordio berteriak sambil terus mengemas kotak-kotak emas itu kedalam [Magic Bag] miliknya. Dan tiba-tiba, diruangan yang seharusnya hanya ada Cordino sendirian itu terdengar suara.
“Kau tidak ingin kalah kan….. Kalau begitu ――”
Setelah mendengar suara yang seperti bergema di kepalanya itu, Cordino pun berbalik, dan memastikan tidak ada orang disana.
“Siapa itu!?? Seharusnya hanya aku yang tahu tempat ini….”
“――Aku akan meminjamkanmu kekuatan…”
Suara itu terdengar dari sebuah permata yang tertutup.
“Suaranya dari sini?? Apa sebenarnya kotak ini…”
Cordino meletakan tangannya di tutup kotai permata itu, dan kemudian membukanya.