Setelah mendengar penyataan Seto wajah Logsia menjadi semakin serius. Dia tampak menatap dengan tajam, namun Seto sama sekali tak terlihat terpengaruh. Mungkin baginya Cain jauh lebih menakutkan.
“Apapun yang terjadi negeri kami memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam perang… Setidaknya ini sudah ditetapkan diantara para bangsawan kami…bahkan jika itu atas keinginan putera mahkota, keputusan ini tidak akan berubah….”
Seto tak terlihat akan mundur, dengan ekspresi seriusnya ia tak mengalihkan pandangaan dari Logsia sedikitpun.
“..Bahkan dengan keinginan dariku ya?”
“Ya, saya tidak berniat untuk merrubah apa yang telah saya katakan…. Bahkan jika kami harus melawan seluruh ras iblis sekalipun.”
Logsia tersentak mendengar perkataan Seto. Sampai saat ini Seto belum pernah sekalipun melakukan penentangan terhadap sang putera mahkota.
Logsia pun akhirnya luluh setelah berhadpan dengan Seto yang menunjukan ekspresi serisu dan penuh tekad. Ia pun mengalihkan pandangannya dan kemudian menarik nafas dalam-dalam.
“… Aku bisa mengerti keinginan Seto-dono. Jika perang terjadi maka persahabatan dengan Cain-dono ini akan hancur… Maka dari itu anda sekeras itu menolaknya ya…”
“Tidak, bukan itu maksud saya…. Saya tidak masalah dengan melakukan peperangan dengan manusia, hanya saja saya tidak kan pernah menantang Cain-dono…”
“Hah?! Kenapa sampai segitunya…. Kenpapa anda sangat membela Cain-dono? Meskipun dia adalah bangsawan, dia masihlah seorang anak-anak…”
Mendengar pertanyan Logsia, Seto pun menghela nafas, dan kembali berbicara setelah sekilas melirk kearah Cain.
“Dengan mengambil sikap permusuhan dengan Cain-dono, maka sudah dipastikan…… Bahwa nasib ras iblis akan binasa…”
Bersamaan dengan perkataan itu berakhir, Logsia dengan penuh amarah memukul meja dengan tinju nya dan kemudian berdiri.
“Apa maksudmu kekaisaran ku akan kalah melawan anak kecil ini!!! Katakan dengan jelas Seto!!”
“——Ya, itu benar. Yang Mulia Putra Mahkota”
Seto sudah mengetahui kekuatan asli Cain. Tidak, mungkin lebih tepatnya dia tidak mengetahui seluruh kekuatan Cain. Namun bahkan dari kadar yang dia ketahui saja, Cain sudah lebih kuat dari dirinya yang merupakan raja iblis. Tidak lebih tepatnya adalah dia tidak akan kalah melawan Iblis manapun.
Itu semua karena dia pernah mendengar cerita dari Cain. Bahwa di dunia ini tersegel dewa jahat dan pecahannya tersebar ke seluruh dunia. Dan mereka yang terpengaruh oleh pecahan ini akan mendapatkan kekuatan yang sangat besar. Namun mereka cenderung tidak dapat mengendalikannya dan akan berujung kepada kehancuran.
Bahkan jika itu ras manusia maupun ras iblis sekalipun. Jika hal itu terjadi di negeri manusia Cain dapat berusaha mengatasinya, namun jika hal demikian terjadi di negeri para iblis, maka Cain tidak akan bisa segera mengatasinya.
Karena itu setidaknya Cain menceritakan hal ini kepada Seto sebagai sahabatnya, dan agar segera memberitahu nya jika terjadi sesuatu. Awalnya bahkan Seto tidak mempercayai ini,namun Cain menunjukan Statusnya kepada Seto.—— Dia membeberkan semua isi Statusnya.
Dia adalah sosok yang dapat dipercaya oleh ras iblis maupun ras manusia.
Ketika Seto melihat status milik Cain, dia benar benar terkejut dengan isinya sampai ia menangis gembira. Dia tak pernah sebangga ini telah mendapatkan kepercayaan Cain.
Terlebih, title yang tertera di statusnya adalah utusan dewa dan Demigod. Dia tidak sebodoh itu sampai ingin memusuhi sosok dewa seperti Cain.
Seto benar-benar menaruh kepercayaan kepada Cain. Dan dia memantapkan dalam hatinya bahwa dia tidak akan bermusuhan dengan Cain yang telah menganggapnya sebagai teman.
Melihat Seto yang sama sekali tak berniat untuk mundur, Logsia pun kembali duduk seolah-olah dia telah kalah.
“Apa memang selaayak itu… Cain-dono…”
Seto hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun.
“Aku juga menentang peperangan dengan umat manusia… Jika tetap bersikeras untuk berperang, meskipun itu kakak, aku akan menyeret mu turun dari posisi putera mahkota…..”
Tidak hanya Seto, bahkan Lizabeth juga sampai menyatakan penetanganya. Apalagi dia sampai mengatakan akan mengambil posisi putera mahkota. Logsia sungguh tercengang mendengar ini.
Berdasarkan pendapat mereka ini Logsia dapat menerka bahwa Cain bukanlah seorang bangsawan biasa.Logsia pun mengarahkan pandangannya kepada Cain dengan gerakan yang canggung.
“…Cain-dono… tolong jawab dengan jujur… Jika…. Jikas saja sampai perang dengan ras manusia pecah, apa yang akan terjadi…?”
Mendengar pertanyaan dari Logsia ini, Cain pun memasang wajah serius dan kemudian menjawab.
“…Jika saja ada negeri manusia, tidak, satu saja manusia yang menjadi korban, aku akan memaksa kalian pulang ke negeri kalian… Yah meskipun aku tidak menjamin kalian akan punya negeri untuk pulang…”
Cain menjawab dengan sedikit nada mengancam. Baik Seto maupun Lizabeth tidak akan menerima jika terjadi pembantaian, dan memang Cain pun tidak berniat melakukan itu.
Namun, bukan berarti dia tidak bisa melakukannya.
Meskipun Logsia tidak tahu apa yang dikatakan Cain itu benar atau tidak, dia tetap merasa canggung dan menelan ludah ketika Cain selesai mengatakannya.
“… Baiklah… Meskipun aku tidak dapat memutuskan ini sendirian, tapi akan aku camkan perkataan barusan dihatiku… Nanti akan ada rencana pertemuan yang membahas rencana kedepan, Cain-dono, aku bersyukur jika kau bisa berada di Istana ini…. Liza bisa aku mengandalkanmu?”
“Tentu saja kakak, dengan senang hati…”
Berbeda dengan Logsia yang dipenuhi ketegangan, Lizabeth tersenyum seakan penuh dengan keceriaan.
Karena butuh waktu beberapa hari untuk mengumpulkan para raja iblis, maka Cain sementara tinggal di Istana kekaisaran sebagai tamu kehormatan.
Seto memiliki mansion dikota ini, jadi dia akan menginap disana. Awalnya Cain ingin ikut bersamanya, namun dia segera menolaknya karena Cain berstatus tamu kehormatan.
“Tentu saja karena Putera Mahkota telah mengundang anda sebagai tamu kehormatan, saya tidak bisa mengundang anda menginap dirumah saya…”
Meskipun ia agak terkejut ketika ditolak, namun ia terpaksa menyetujuinya sebagai seorang perwakilan dari Kerajaan Esfort. Namun diruangan yang diantaarkan itu, sudah ada Lizabeth, dan dia selalu menemani Cain.
Tentu saja dia tidak sampai berkata ingin tidur di kamar tamu, tapi ia terus berada dikamar itu sampai benar-benar tiba saatnya tidur.
Setelah beberapa hari terlewati, para raja iblis di seluruh penjuru telah tiba dan berkumpul untuk melakukan pertemuan dengan Putera Mahkota.