Setelah panggilan telepon dengan Touko-senpai, aku langsung menghubungi Karen.
Tentu saja, niatnya adalah setuju untuk bertemu besok.
Aku berkata “Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian dalam keadaan tertekan itu. Jadi, aki membatalkan semua rencanaku dengan teman-temanku.”
Ketika aku mengatakan itu, Karen tampak sangat senang bahwa aku telah menjadikannya prioritas dan membalasku dengan mengatakan “Karen senang sekali!” berulang kali.
Kencan keesokan harinya adalah kencan paling ramah yang pernah aku lakukan dengannya dalam waktu yang lama. Selain itu, dia terus menempel erat padaku. Aku ingat terakhir kali kita bahkan tidak berpegangan tangan.
Aku juga pergi ke Festival Kampus. Meskipun giliranku untuk membantu penjualan adalah besok lusa. Tapi, aku memutuskan untuk bantu-bantu sedikit.
Aku sangat tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi dengan si Kamokura dan anak laki-laki dari perkumpulan.
Tampkanya dia datang ke stand kami tepat sebelum aku dan Karen tiba. Dia menanyakan apakah salah satu dari anak laki-laki itu ingin bermain Mahjong. Tetapi ketika dia melihat bahwa tidak ada yang mau, dia pergi ke tempat lain.
Alasan mengapa si Kamokura itu memiliki banyak waktu luang. Mungkin karena dia gagal ngajak jalan Touko-senpai seperti yang dia harapkan.
Mampus lu..
Selama minggu berikutnya, Karen melekatkan terus menempel padaku seolah-olah kita baru saja berpacaran.
Sampai pada titik di mana dia ingin berada di sisiku setiap hari bahkan ketika makan siang.
Mungkin dia mencoba membuat si Kamokura cemburu, menunjukkan padanya bahwa dia dan aku akur.
Ini benar-benar menyebalkan, aku lebih suka menghabiskan waktuku denga Ishida dan teman seperjuanganku.
Selama waktu itu, Touko-senpai dan aku tidak lagi bertemu secara langsung
Karena saat ini tidak ada tanda-tanda Karen dan Kamokura bertemu. Namun, kami masih berhubungan setiap hari.
Kupikir sikap Karen saat ini hanyalah kemarahan sesaat terhadap Kamokura. Jadi, hanya masalah waktu sebelum dia menyelinap kembali untuk melihatnya.
Dengan pemikiran itu, aku ingin mendengar pendapat Touko-senpai.
‘Itu mungkin seperti yang kamu bayangkan, Isshiki-kun.’
Dia mengatakannya dengan nada yang sama seperti biasanya.
“Sudah kuduga, aku ingin tahu kapan mereka akan melanjutkan hubungan mereka.”
Setelah mendengar kata-kata itu. Touko-senpai mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan pikiranku.
‘Tapi mungkin itu sebaliknya, kan?’
“Apa maksudmu?”
‘Um, mungkin saja Karen-san sudah merenungkan masa lalunya dan menyadari bahwa kamu adalah orang yang paling penting dalam hidupnya.’
“Kau berpikir seperti itu?”
‘Dari kejauhan, kalian berdua tampak seperti pasangan yang sangat saling mencintai.’
“Itu karena aku dan Karen hanya berakting seperti itu. Bukanah Touko-senpai mengatakan kepadaku bahwa aku harus membuat Karen merasa lebih dekat denganku.”
‘Memang benar. Tapi, aku ingin kamu memikirkannya lagi. Apa kamu yakin ingin menyakitinya dan meninggalkannya?’
…Apa yang kau katakan? Kupikir kita sudah memutuskan untuk membuat mereka merasa putus asa dan sangat menyesal karena berselingkuh dari kita?
…Atau mungkinkah Touko-senpai ingin memulai dari awal lagi dengan si Kamokura itu? Merasa bahwa dia sudah berubah…
Aku mulai merasa tidak nyaman dengan semua ini.
“Apa maksudmu dengan itu, apakah itu berarti Touko-senpai tidak ingin putus dengan Kamokura?”
‘Bukan begitu. Tapi, jika sikap Karen berubah, wajar jika perasaanmu juga berubah, kan? Jadi, kuoikir sudah waktunya bagimu untuk menganalisis kembali apa pilihan terbaik untukmu? Apakah kamu ingin tetap dengan rencana ingin putus dengan Karen-san? Setelah ini, tidak ada jalan untuk kembali.’
“Aku sudah mencapai titik dimana aku tidak bisa melanjutkan hubunganku dengannya, setelah dia berselingkuh dariku! Aku tidal bisa melhat Karen seperti dulu lagi. Bahkan sekarang, aku terpaksa bertemu dengannya demi menjalankan rencana kita.”
Aku berhenti berbicara, mengambil waktu sejenak untuk bernapas dan memasukkan lebih banyak ketidakberdayaan ke dalam kata-kataku selanjutnya.
“Dan, aku yakin Karen akan menyelingkuhiku lagi.”
Dan kemudian, di ujung telepon, aku mendengar Touko-senpai menghela nafas lega.
‘Baiklah, kalau kamu sudah membulatkan tekadmu. Aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Aku juga tidak berniat untuk memulai kembi hungunganku dengan Tetsuya. Mari kita tetap pada rencana awal.’
“Ya terima kasih banyak. Jadi apa selanjutnya?”
‘Kurasa perasaan Karen-san kurang lebih sudah kembali ke Isshiki-kun saat ini. Pertama-tama, kamu harus terus melanjutkan ini.’
“Aku mengerti. Tapi, kurasa perasaan Karen padaku hanyalah upaya provokasi terhadap Kamokura. Jika keduanya menyelinap kembali untuk bertemu satu sama lain, kita akan kembali ke titik awal lagi.”
‘Kalau begitu, kita perlu memberinya dorongan.’
“Dorongan apanya?”
‘Aku sudah memberitahumu sebelumnya ‘kan? Soal meningkatkan kepopuleran di antara para gadis.’
Ya, aku ingat Touko-senpai mengatakan itu padaku.
Tapi, aku tidak tahu bagaimana melakukannya.
“Apa sebenarnya yang harus kulakukan untuk mewujudkan itu? Aku sama sekali tidak memiliki ide untuk itu.”
‘Nah, dari apa yang kulihat, Kamu sudah melakukan beberapa hal dari saran yang kuberikan kepadamu. Tapi, iitu masih belum cukup. Jadi aku akan mengurusnya.’
“Apa yang akan kau lakukan, Touko-senpai?”
‘Aku berencana untuk bertemu dengan beberapa gadis. Alasannya adalah… Bicara tentang Natal, Hari Valentine dan hari libur lainnya yang akan datang.’
“Begitu?”
‘Lalu, Isshiki-kun akan datang ke tempat kami nongkrrong. Dengan alasan bahwa kamu kebetulan lewat.. Dan dengan cara ini, kamu akan dapat mendekati lebih banyak gadis dan meningkatkan popularitasmu.’
“Dan menurutmu itu akan berhasil? Aku tidak berpikir mereka akan senang memiliki seorang pria yang mengganggu percakapan mereka begitu tiba-tiba, bukan?”
‘Tenang saja, sebelum melakukan itu, aku akan mengatakan seseuatu ‘Aku ingin mendengar pendapat dari laki-laki’. Nah, kalau kamu kebetulan lewat di antara kami. Mereka pasti tidak akan terganggu kalau kamu tiba-tiba ikut bergabung dalam percakapan, kan?’
“Kedengarannya cukup masuk akal. Meskipun, aku tidak punya topik apa untuk dibicarakan dengan gadis-gadis itu. Aku bahkan tidak tahu apa yang mereka suka.”
‘Maka, kamu perlu mencari tahu terlebih dahulu aplikasi yang akan kusebutkan ini. Aplikasi ini adalah aplikasi selfie di smartphone.’
Touko-senpai lalu menyebutkan beberapa nama aplikasi selfie.
‘Cari tahu apa kekurangan dan kelebihan aplikasi-aplikasi itu, apakah itu berbayar atau gratisan dan cari fitur-fiturnya. Kalau kamu bisa menjelaskannya dengan cara yang mudah dipahami oleh para gadis, kupikir kamu akan mendapat banyak poin dari itu.’
“Begitu, ya.”
Memang benar wanita sangat berhati-hati dengan foto yang mereka unggah ke media sosial.
Mereka pasti ingin mengetahui informasi soal aplikasi yang dapat membuat mereka terlihat lebih cantik.
‘Dalam percakapan itu, cobalah untuk menunjukkan bahwa kamu jago dalam hal pemrograman. Yah, faktanya kita sama-sama dalam jurusan Teknik Informatika (IT). Dan juga, kamu pernah mengatakan padaku bahwa kamu cukup mahir di Java dan Python, kan?’
Aku memang pernah mengatakan itu padanya.
Tentu saja, alasanku mengatakan itu padanya agar aku bisa setara dengan Touko-senpai yang merupakan mahasiswi terbaik di tahun kedua Teknik Informatika.
‘Saat ini, ada kelas pemrograman bahkan di humaniora. Dan banyak gadis mengalami kesulitan melakukan tugas-tugas itu. Aku dulu membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Tapi, sekarang aku ingin kamu melakukannya untukku. Kupikir ini saja akan meningkatkan reputasimu di antara para gadis. Setelah itu, kamu dapat terus berinteraksi dengan gadis lain.’
Yah, kurasa aku bisa mencobanya.
‘Sejak awal, Isshiki-kun tidaklah buruk dari sudut pandang para gadis. Bahkan sejak tahun ajaran baru dimulai, ada beberpaa gadis disekitarku yang mengatakan kalau kami itu cowok manis dan tampan.’
“Ini bukan semacam lelucon kan?”
Aku bisa merasakan otot-otot wajahku mengendur.
‘Aku sangat serius. Kalau tidak, mana mungkin Karen-san memilihmu sebagai pacarnya.’
Aku tidak yakin apakah gadis-gadis benar-benar berpikir seperti itu tentangku. Meskipun, aku tidak berpikir Touko-senpai berbohong kepadaku. Tapi, kemudian aku teringat satu hal.
“Tapi, bukankah itu ide yang buruk?”
‘Apa maksudmu?’
“Karena orang lain mungkin menyadari bahwa Touko-senpai dan aku dekat. Dan jika Karen dan Kamokura mengetahui hal ini, bukankah itu akan merusak rencana kita?”
Terlepas dari kekhawatiranku, Touko-senpai menjawab dengan sangat tenang.
‘Aku sudah memikirkannya juga. Jadi, aku akan meminta Hitomi untuk memanggilmu, dengan begitu kita bisa menyelesaikan masalah.’
Oh, itu terdengar lebih baik. Jadi, Touko-senpai telah memikirkan segalanya.
‘Kita harus tetap bersikap seolah kita tidak mengenal satu sama lain. Jangan terlalu sering berbicara denganku dan fokuslah untuk berbicara dengan gadis-gadis lain.’
Setelah itu, Touko-senpai dan aku berbicara tentang kapan kita akan melaksanakan rencana itu, topik apa yang akan aku bicarakan dengan para gadis, restoran di mana pertemuan cenderung paling sering terjadi.
Mengenai kapan pelaksanaan rencananya, kami memutuskan bahwa Touko-senpai akan menghubungiku setelah anggota gadis yang akan berkumpul telah diputuskan.
Pada saat yang sama, Touko-senpai memberitahuku semua yang dia ketahui tentang kepribadian gadis-gadis itu, apa yang mereka sukai, apa yang tidak mereka sukai, bagaimana cara mereka berpikir dan hal semacam itu.
Awalnya kupikir tidak mungkin popularitasku di kalangan perempuan meningkat dengan cara yang begitu sederhana. Tapi, ketika aku mendengar cerita Touko-senpai, ternyata lebih mudah dari yang kubayangkan.
Terlebih lagi, Touko-senpai sendiri bersedia mendukungku jika ada masalah.
Apakah memang semudah ini untuk melakukan itu?
* * *
Minggu berikutnya, aku pergi ke sisi lain stasiun kereta yang biasa kugunakan.
Di tempat itu ada restoran prasmanan di mana kau dapat makan apa pun yang kau inginkan. Dan disanalah Touko-senpai dan teman-temannya ada di sana untuk mendiskusikan apa yang akan dilakukan para perempuan saat acara musim dingin di perkumpulan.
Sekarang pertengahan November.
Ada sejumlah ‘hot event musim dingin’ yang menanti kami, seperti Natal, Tahun Baru dan Hari Valentine.
Perkumpulan kami biasanya mengadakan acara setiap tahun untuk merayakan kesempatan ini. Dan sekarang gadis-gadis itu dikumpulkan dengan dalih seperti itu.
Kami membuat settingan bahwa aku ada di sana kerena kebetulan ingin makan kue.
Jadi, aku harus pergi ke restoran, memesan minuman, dua kue dan kemudian duduk di meja di lantai atas.
…Pertama-tama, aku harus mencari tempat duduk dimana aku bisa dekat dengan para gadis…
Aku bergerak ke belakang sembari memikirkan itu.
“Eh, bukankah itu Isshiki-kun?”
Aku mendengar suara memanggilku. Aku melihat ke belakang dan ada Kazumi-san yang melambaikan tangan. Di sebelahnya ada Touko-san dan empat gadis lainnya.
Aku mendekati meja para gadis dengan nampan di tanganku.
“Isshiki-kun, apa kamu datang ke sini sendirian?”
Hitomi-san menanyakan pertanyaan seperti itu padaku dengan sangat alami. Itu seperti yang telah kami rencanakan.
“Ya, aku sendirian.”
“Kalau kamu mau, kamu bisa duduk bersama kami.”
Dia kemudian menunjuk ke tempat kosong
“Oke, kalau kau tidak keberatan …”
Aku menarik kursi yang kosong dan duduk di meja yang sama dengan para gadis.
Dua gadis yang bersama Touko-senpai dan Kazumi-san adalah Mina-san dan Ayaka-san. Mereka adalah mahasiswi tahun kedua di Fakultas Ekonomi. Yang di sebelah mereka adalah Manami-san. Seorang mahasiswi tahun pertama dari Fakultas Sastra. Dan terakhir Yuri-san. Mahasiswi tahun kedua lainnya di Fakultas Bisnis.
Keempat gadis itu cukup imut dan berpengaruh. Sepertinya Touko-senpai melakukan pekerjaannya dengan baik dan memilih gadis yang tepat.
“Di mana kamu bertemu Kazumi, Isshiki-kun?”
Mina-san bertanya.
Sebelum dia bisa menjawab pertanyaan seperti itu. Hitomi-san melakukannya untukku.
“Yah, jujur saja, aku hanya mengenalnya dari Touko. Saat aku sedang mencari buku tentang pemrograman di perpustakaan beberapa hari yang lalu dan saat itulah aku bertemu dengannya. Sejak itu, terkadang dia biasanya membantuku mengerjakan pekerjaan rumahku.”
“Iyakah? Tapi Hitomi, jangan main-main dengan mahasiswa baru dari perkumpulan kami. Lagipula, Isshiki-kun aset yang sangat menjanjikan.”
Mina-san tertawa saat mengatakan itu.
“Hmm, kalau begitu. Aku akan berbagung dengan perkumpulan kalian. Jadi, kamu tidak akan menguh lagi ‘kan?”
Hitomi-san tersenyum setelah mengatakan itu. Dia tampaknya menjadi orang yang sangat licik untuk membuat hal-hal yang menguntungkannya.
“Tapi Isshiki-kun berpacaran dengan Karen, bukan? Bukankah itu akan membawa masalah untuknya?”
Orang yang berbicara adalah Manami-san. Sepertinya dia dekat dengan Karen. Jadi, aku tidak terkejut dia mendapat informasi seperti itu.
“Ya kau benar.” jawabku samar.
“Mitsumoto Karen? Aku sangat tidak menyukai gadis itu. Dia tampaknya sangat populer di kalangan pria.”
Mina-san berkata sambil mengangkat bahunya.
“Hei, Mina. Kamu tidak boleh mengatakan itu di depan Isshiki-kun.”
Manami-san berseru, meskipun dia mengatakannya sambil tersenyum.
“Ah, benar… Maafkan aku, Isshiki-kun. Aku adalah tipe orang yang blak-blakkan. Jadi, tolong jangan tersinggung ya.”
Kemudian, Ayaka-san berada di sebelahnya membuka mulutnya.
“Aku juga setuju denganmu, Mina . Tingkah laku Karen sangat bervariasi tergantung pada apakah dia bersama anak laki-laki atau tidak.”
“Ya, sikapnya di kamp sangat buruk. Aku sendiri cukup terkejut.”
Aku sudah tahu sebelumnya bahwa Karen memiliki reputasi buruk di antara teman-teman Touko-senpai, karena dialah yang memberitahuku tentang hal itu.
Nah, giliranku untuk berbicara.
“Yah, menurutku Karen adalah orang yang baik. Aku tahu dia memiliki hati yang baik terlepas dari apa yang orang lain katakan.”
Menurut Touko-san, jika aku mendengar bahwa gadis-gadis lain mengungkapkan hal-hal buruk tentang Karen, aku tidak perlu menunjukkan bahwa aku setuju dengan pemikiran mereka. Aku harus memastikan bahwa aku adalah pacar yang baik.
Keempat gadis itu bertukar pandang sejenak.
“Y-Yah, begitulah. Isshiki-kun juga pasti memiliki penilaian baik tersendiri soal Karen. Jadi, kurasa itulah sebabnya kamu pacaran dengannya.”
“Sebenarnya, Karen sangat imut. Dia memiliki suasana yang sangat menawan di sekelilingnya.”
“Dari sudut pandang anak laki-laki, Karen itu tipe orang yang tidak bisa ditinggalkan sendirian. Jadi, jangan terlalu mengkhawatirkannya.”
Tapi, Mina adalah satu-satunya yang tidak lupa untuk menambahkan decakkan lidah ‘Cih’ sebagai penutup.
“Tapi, yah.. Aku hanya ingin mengatakan lain kali kamu harus lebih selektif saat memilih gadis yang ingin kamu pacari.”
Aku benar-benar ingin membersihkan namaku dari kenyataan bahwa aku pacaran dengan Karen.
Setiap kali aku mencoba membelanya, aku merasa mulutku sedikit membusuk.
Aku ingin memberi tahu mereka bahwa mereka benar, bahwa dia adalah gadis brengsek, bukan orang yang bisa dipercaya dan bahwa aku membencinya. Aku tidak sabar untuk mengekspos dia ke seluruh dunia.
Namun, Touko-senpai memperingatkanku tentang pemikiran para gadis tentang seorang pria yang mengekspresikan atau berpikir buruk tentang pacarnya. Jadi, aku harus menerimanya dengan orang-orang yang berpikiran buruk tentang Karen.
“Oh tidak, aku terlihat sangat jelek dalam selfie yang baru saja aku ambil!”
Hitomi-san berkata sambil melihat smartphonenya. Dia mencoba mengubah topik pembicaraan dan ini adalah isyarat bagiku untuk pamer tentang keterampilan pemrogramanku.
“Jelek apanya? Bolehkah aku melihatnya?”
Aku segera berbicara dengan Hitomi-san.
“Hora, foto yang kuambil barusan sangat jelek, kan?”
Itu adalah foto yang benar-benar normal dan terlihat baik-baik saja. Tapi kami berdua berakting, jadi aku harus ikut bermain.
“Hm, mungkin itu karena pencahayaannya. Jadi, kau perlu menyesuaikan warna kulit dan white balance atau semacamnya.”
Sambil mengatakan itu, aku mengoprasikan smartphone Hitomi-san.
“Oh, itu terlihat jauh lebih baik sekarang. Terima kasih banyak, Isshiki-kun, aku tidak bisa mengunggahnya ke media sosial dengan tampilan seburuk itu!”
Hitomi-san berkata dengan sangat bersemangat.
“Sepertinya kamu tahu banyak tentang aplikasi kamera, Isshiki-kun.”
Orang yang tentu saja terpancing adalah Mina-san. Dia adalah satu-satunya yang didorong untuk berbicara denganku, karena gadis-gadis lain memperhatikanku dengan minat.
“Yah, meskipun aku tidak tahu banyak. Tapi, aku ingin mencoba membuat aplikasi kamera sendiri dan aku juga sedang melakukan sedikit riset.”
Apa yang kukatakan tentang membuat aplikasi sendiri adalah benar adanya.
Aku mencoba membuat aplikasi Android dengan tujuan menghasilkan uang. Meskipun dibutuhkan beberapa pengetahuan teknis untuk membuat filter dan membuat orang tersebut terlihat cantik dan aplikasi yang kubuat tidak cukup bagus untuk dijual.
“Begitu, ya. Btw, apa ada aplikasi yang kamu rekomendasikan untukku?”
Yuri-san adalah orang yang berbicara.
“Hmm, mungkin aplikasi K sangat populer beberapa yang lalu. Tapi, sekarang aplikasi yang populer adalah SO, UL, BP dan B9. Kalau kau ingin hasil fotomu terlihat alami. Aplikasi SO mungkin lebih tepat. Lalu, aplikasi UL dan BP juga bagus untuk edit foto.”
“Aku menggunakan UL. Tapi, ada begitu banyak fitur sehingga sulit untuk mengetahui yang mana yang harus digunakan.” kata Manami-san.
“Kupikir UL adalah yang terbaik kalau kau ingin lebih menonjolkan warna kulit…”
Aku menghabiskan waktu lama untuk menjelaskan fitur aplikasi selfie kepada para gadis. Aku juga menambahkan beberapa ‘teknik editing untuk berbagai situasi’ ke dalam percakapan.
Aku hanya mengulangi semua tips yang diberikan Touko-senpai kepadaku. Satu-satunya hal yang aku teliti sendiri adalah mengenai aplikasi selfie populer saat ini dan layanan berbayarnya.
Aku tidak tahu apa-apa tentang teknik editing.
Aku hanya menyampaikan ulang pengetahuan yang Touko-senpai dapatkan dari rekan kerjanya di tempat model.
“Kamu luar biasa, Isshiki-kun. Aku tidak tahu kamu tahu banyak tentang hal semacam ini.” kata Ayaka-san dengan ekspresi kagum.
Kemudian, Hitomi-san menganggukkan kepalanya sambil berkata:
“Isshiki-kun tahu banyak tentang aplikasi dan pemrograman. Dia sudah banyak membantu mengerjakan tugasku.”
Aku merasa konyol saat Hitomi-san mengatakan itu padaku. Padahal, akulajh yang sedang dia bantu.
“Kalau begitu, maukah kamu mengajariku, Isshiki-kun? Aku juga mengalami kesulitan dengan tugas pemrogramanku.”
Sambil mengatakan itu, Mina-san mencondongkan tubuhnya ke depan.
“Aku juga dong! Aku ada mata pelajaran pemrograman pada semester depan. Aku sudah lama mengkhawatirkan soal itu. Bisakah kamu membantuku, Isshiki-kun?”
Selanjutnya yang membuat permintaan ini adalah Yuri-san.
“Aku dalam situasi yang sama. Aku tidak tahu apa-apa tentang pemrograman dan aku sangat bingung tentang apa yang harus kulakukan.”
Begitu juga denga Ayaka-san..
Kemudian, untuk pertama kalinya, Touko-senpai membuka mulutnya.
“Aku akan sangat berterima kasih kalau kamu membantu mereka, Isshiki-kun. Aku cukup sibuk dengan mata pelajaran semester ini dan aku juga memiliki banyak tugas yang harus kuselesaikan.”
Dia mengatakannya tanpa ragu-ragu. Sejak aku duduk di kursi ini, Touko-senpai nyaris tidak menatapku.
Seolah-olah dia tidak tertarik denganku.
“Sampai sekarang, aku selalu mengandalkan Touko. Maaf, ya.. karena sudah merepotkanmu. Aku tidak tahu bahwa kamu sangat sibuk.”kata Mina-san.
“Tapi, kalau Isshiki-kun mau membantu kita. Itu bisa meringankan beban Touko.” kata Manami-san.
Aku harus menanggapi mereka dengan ramah. Ini kesempatan besarku untuk mendapatkan kepercayaan para gadis.
“Um, kalau kalian tidak.keberatan denganku. Dengan senang hati aku akan membantu kalian.”
“Terima kasih, Isshiki-kun!’
“Kamu juga tahu banyak tentang aplikasi kamera. Haa, andai aja aku mengenalmu lebih cepat…”
“Aku juga berpikir begitu. Seharusnya aku memberitahu kalian lebih awal.”
“Sangat di sayangkan kamu itu pacarnya Karen itu.”
“Hei, kamu tidak boleh mengatakan itu.”
Aku merasa lega. Sepertinya rencananya berhasil.
Kemudian Touko-senpai melihat jam di tangan kirinya dan membuat gerakan mengetuknya dua kali.
Itu adalah sinyal bagiku untuk pergi.
Menurut Touko-senpai, kunci penting saat berbicara dengan perempuan adalah mengetahui kapan harus mundur.
Waktu terbaik untuk pergi adalah ketika para gadis berpikir kau ingin berbicara dengan mereka lagi. Kalau kau tinggal terlalu lama, para gadis akan berpikir kau menjengkelkan.
“Kalau begitu, aku duluan..” kataku sambil berdiri dari tempat dudukku.
“Eh, kamu sudah mau pergi?”
“Kenapa gak nanti saja?”
“Yah, aku ingin berbicara lebih banyak dengan kalian. Tapi, aku harus pergi. Aku punya janji dengan temanku. Aku ingin membeli beberapa buku untuk kuliahku.”
Aku menjawab dengan nada sedih.
Jelas ini hanya akting.
“Begitu, ya. Sayang sekali.”
“Yah, kapan-kapan ayo ngobrol bareng.”
“Sampai ketemu lagi di perkumpulan.”
“Sampai jumpa! Oh, semoga berhasil dengan tugas pemrogamaman kalian.”
Aku membungkuk kecil pada para perempuan itu dan meninggalkan tempat. Dengan ini, aku seharusnya sudah melakukan semuanya dengan baik, seperti yang diperintahkan Touko-senpai.
Aku akan meneleponnya nanti untuk mengetahui apa hasilnya.
* * *
“Semuanya berjalan sangat baik hari ini.”
Malamnya aku menelepon Touko-senpai dan ini hal pertama yang dia katakan padaku.
‘Setelah kamu pergi, kami terus ngobrol dan semua gadis memiliki pendapat yang sangat positif tentangmu. Kamu melakukannya dengan baik.’
“Terima kasih banyak. Tapi, ini semua berkatmu, Touko-senpai.”
Senang rasanya mendengar kata-kata itu. Meskipun aku tidak bisa bangga di depan orang yang melakukan semua pekerjaan.
‘Itu tidak benar. Kenyataan bahwa kamu mampu melakukan apa yang aku suruh, serta mampu melakukan percakapan dan tersenyum secara alami itulah yang membuat mereka semua memiliki penilaian yang tinggi terhadapmu. Kamu bisa berbangga diri akan hal itu.’
Cukup memalukan mendengar Touko-senpai memujiku seperti ini.
“Dan soal Karen-san juga. Kamu melindunginya tanpa mengiyakan ucapan mereka dan kamu juga melakukannya tanpa agresif dan dengan kata-kata yang tepat.”
Hmm, itu karena Touko-senpai memberitahuku bahwa saat aku berbicara dengan seorang gadis, untuk fokus menjawaban atas dan tidak terlalau banyak bicara.
Tapi aku tidak pandai berbicara dengan orang asing, terutama wanita.
‘Selain itu, mereka sekarang ada di pihakmu, Isshiki-kun. Jadi, jika mereka mengetahui Karen berselingkuh, mereka akan sangat marah, mereka akan berkata, ‘Aku tidak percaya gadis itu berselingkuh dengan pria lain, padahal sudah punya pacar yang mans dan penyayang seperti Isshiki-kun’..’
“Terima kasih. Kurasa itu penting karena perasaan para gadis sangat berpengaruh terhadap psikologisku. Syukurlah, mereka ada di pihakku.”
Sebenarnya, aku juga khawatir tentang hal itu.
Cara terbaik untuk balas dendam adalah dengan membuat mereka jatuh cinta padamu, lalu mencampakkannya dengan cara yang paling kejam, tapi ada kemungkinan orang-orang di sekitarku akan berkata, ‘Itu jahat! Kamu tidak perlu sampai harus seperti itu, kan?’ Aku takut orang-orang malah akan bersimpati pada mereka.
Kamokura tidak terlalu bersimpati dengan gagasan bahwa dia berselingkuh dari pacarnya.
Meskipun aku tidak berpikir ada gadis yang akan setuju dengan apa yang telah dilakukan Karen. Aku pernah mendengar bahwa wanita menjadi makhluk yang sangat berempati.
Ketika mereka melihat Karen menangis, beberapa gadis mungkin akan berpikir, ‘Kurasa tidak perlu sampai sejauh itu.‘ Atau ‘Situasi ini sangat menyedihkan bagi Karen’.
Maka, apabila ada yang membela Karen, kerusakan balas dendamku akan terbagi dua. Jika memungkinkan, aku ingin membalas dendam pada Karen dan Kamokura sepenuhnya.
‘Yah, Menurutku sebagian besar perempuan akan berada di pihak kita. Selain itu, aku juga punya beberapa ide lain. Mari kita bicarakan itu lain kali.’
Apakah kau memikirkan hal itu juga?
Yah, jika kita menyerahkannya pada Touko-senpai, pasti akan berhasil.
‘Oke, kalau begitu. Sampai nanti.’
“Oh, tunggu sebentar.”
Aku langsung memanggi Touko-senpai, saat dia hendak menutup teleponnya.
‘Iya, ada apa?’
“Ini tentang pekerjaan rumahku sebelumnya …. Aku ingin meminta bantuanmu.”
‘Pekerjaan rumah?’
“Ya. Ini tentang definisi ‘menjadi gadis imut’ yang Touko-senpai minta dariku.”
‘Ah, soal itu. Apa kamu sudah sampai pada satu kesimpulan?’
“Aku punya jawabannya di pikiranku. Tapi, aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata.”
Aku menunggu sebentar, lalu melanjutkan.
“Jadi, Touko-senpai. Maukah kau menemaniku dalam satu hari?”
‘Eh? Denganku?’
Touko-senpai bertanya dengan suara gemetar yang tidak biasa.
“Ya. Kupkir menjadi ‘gadis imut’ berbeda untuk setiap orang. Aku benar-benar minta maaf karena aku mengatakan hal-hal yang dipikirkan orang secara umum. Jadi, aku tidak ingin mengatakan sesuatu yang biasanya dipikirkan oleh semua orang lagi. Aku ingin memberi tahumu apa yang kupikirkan dan rasakan, apa yang terbaik untukmu.”
Aku mengucapkan kata-kata itu dengan sangat serius. Aku sudah memikirkannya untuk waktu yang lama dan aku siap untuk memberikan jawabanku.
Touko-senpai tetap diam untuk sementara waktu. Di luar telepon, aku bisa merasakan bahwa dia ragu-ragu.
“Aku mohon padamu. Jika kau berpikir bahwa aku mengatakan sesuatu yang tidak masuk akalagi. Kau bisa berhenti percaya padaku.”
Touko-senpai tetap diam untuk waktu yang lama.
Namun, akhirnya aku mendengar suara dari sisi lain telepon
‘Oke, baiklah.’
“Terima kasih banyak!” kataku dengan sangat bersemangat.
‘Jadi, kapan kita akan pergi?’
“Kapanpun aku bisa. Selama itu tidak mengganggu waktu sibukmu, Touko-senpai.”
‘Oke. Bagaimana dengan Minggu depan? Aku punya waktu luang di hari itu .’
“Kedengarannya sempurna bagiku! Sampai jumpa hari Minggu depan. Aku akan menghubungimu lagi nanti, aku akan mencari tahu ke mana kita bisa pergi dan apa yang harus dilakukan!”
‘Iya. Sampai jumpa Minggu depan kalau begitu…’
Setelah kata-kata itu, dia menutup telepon.
Baiklah, kita sudah siap. Satu-satunya yang tersisa adalah mengimplementasikan rencana yang ada dalam pikiranku.
Jadi, aku harus meyakinkan Touko-senpai dan menjadi orang yang bisa berdiri di sisinya setelah konfrontasi.
Aku merasa bahwa aku bisa mencapai apa pun sekarang.