Hari kerja yang damai telah berlalu dan akhir pekan telah tiba. Dan sekarang, waktu menunjukkan pukul 20:47.
Hari ini adalah hari dimana kami berempat (aku, Rinka, Kurumizaka-san dan Kiyokawa) akan bermain game bersama.
Sehari sebelumnya, Rinka memberitahuku bahwa kita akan online mulai pukul 21:00 hari ini.
Tapi barusan, Rinka meneleponku lagi dan mengatakan bahwa baik Kurumizaka-san dan dia ada sesuatu yang harus dilakukan dan akan terlambat 5-10 menit.
Sedangkan, di sisi lain. Kiyokawa tampaknya tidak memiliki masalah dan dia sudah login.
Tapi tetap saja, dia tidak memberitahuku nama player yang dia gunakan di game Black Plains.
Menyesal bahwa aku seharusnya bertanya kepada Rinka tentang hal itu, aku menyalakan komputerku dan meluncurkan Black Plains. Dalam menu, aku memilih Kazu, yang mengenakan baju besi buritan dan login.
Mengenakan headphoneku, aku memasuki ruang obrolan suara. Tentu saja, aku satu-satunya di ruangan itu. Aku melihat daftar peserta di server. Kazu, Rin dan Sturmangriff semuanya terdaftar. Sepertinya Kiyokawa belum bergabung atau mungkin dia belum diberi URL server oleh Kurumozaka-san dan Rinka.
“……Ah, Aaya-san sudah login.”
Setelah login ke dalam game Black Plains, aku dengan santai melihat daftar temanku.
Ini jarang terjadi baginya login di jam ini.
Dia biasanya login sekitar pukul 22:00 dan logout pada pukul 23:00.
Jika memungkinkan, aku ingin mengundangnya untuk melakukan quest harian denganku. Tapi, aku menahan diri untuk tidak melakukannya.
[Ah, ini Kazu!]
Aaya-san mengirimiku obrolan.
Maaf, tapi aku harus menolaknya.
[Maaf, Aaya-san. Aku sudah punya rencana dengan teman-temanku.]
Hari ini… aku punya rencana untuk bermain dengan teman-temanku di dunia nyata.
[Begitu, ya. Yah, aku juga sama sih.]
[Serius? Kebetulan sekali, ya.]
[Begitulah. Tapi, kurasa temanku itu akan sedikit terlambat. Jadi, maukah kamu menemaniku sampai temanku login, Kazu?]
[Tentu. Yah, aku juga sedang menunggu temanku login.]
[Entah mengapa kita berdua mirip ya? Apakah ini kebetulan?]
[Ini bukan kebetulan yang menyenangkan, lho.]
Untungnya(?), Kami berdua telah menemukan seseorang untuk menghabiskan waktu bersama.
Aku akan menghabiskan waktu mengobrol dengan Aaya-san sampai Rinka dan yang lainnya tiba di sini.
[Oh, ngomong-ngomong. Di antara teman-temanku yang login. Ada satu pria yang pernah kita bicarkan tempo hari. Bagaiamana menurutmu?]
[Kupikir kita harus melaporkannya ke administrator.]
[Kamu terlalu membenci pria tampan, kau tahu. Dia pria yang baik, oke.]
[Benarkah? Hm, kurasa aku akan pergi melihatnya sendiri nanti.]
[Lho, bukannya kamu mau bermain dengan teman-temanmu, Kazu? Kalau begitu, kamu tidak bisa.]
[Jangan khawatir. Aku akan istirahat sebentar untuk memastikannya. Setidaknya aku akan melihat avatar seperti apa yang dia kenakan, lalu melaporkannya.]
[Pada akhirnya, kamu akan melaporkannya. Kamu yang terburuk.]
Aku disebut yang terburuk (hiks).
Bukannya aku membenci pria tampan.
Itu karena pria tampan pernah merebut gadis yang pernah kusukai. [TN: Yang di maksud di sini itu past dia ‘MC’ masih umur 5 th.]
Aku masih tidak bisa melupakan senyum bahagia di wajah mereka.
…… Tunggu, kalau aku bersama gadis itu, aku tidak akan berpacaran dengan Rinka, kan?
Di satu sisi, aku bisa menganggap pria tampan itu sebagai dewa asmara untuk kisah cintaku.
[Aaya-san. Maaf, aku salah paham.]
[Eh?]
[Pria tampan adalah yang terbaik, bukan!]
[Eh, Kenapa tiba-tiba? Apa kamu termasuk pria seperti itu? Salah satu temanku adalah Senpau yang menyukai BL.]
[Mana mungkin, kan? Dan juga, aku tidak peduli dengan Senpaimu itu.]
Ah, aku ingat.. Aku juga punya teman yang suka BL juga.
Terlebih lagi, gadis ini adalah pemimpin di balik layar dari grup Idol populer. Saat itu, aku benar-benar terkejut.
[Btw, apa nama player pria tampan itu?]
[Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang kulakukan adalah memasukkan username Senpaiku, tetapi aku tidak bisa menemukannya. Jadi, aku tidak tahu.]
[Begitu, ya. Yah, mau bagaimana lagi. Kurasa aku bisa menemukannya nanti.]
Di tengah permainan aku akan meminta izin Rinka dan yang lainnya untuk istirahat sebentar dan mencari pria tampan ini.
Sepertinya masih ada waktu. Jadi, kali ini aku yang akan mengangkat topiknya.
[Dengar, Aaya-san. Salah satu temanku yang login adalah, gadis yang pernah kubicaran tempo hari.]
[Eh, serius!? Gadis mengerikan itu? Haruskah aku melaporkannya?]
[Tidak, jangan lakukan itu. Dan juga, jangan katakan hal yang sama seperti yang kulakukan padanya. Lagipula, dia adalah Kouhaiku yang imut.]
[Whoa~ apa yang harus aku lakukan? Aku ingin pergi melihat seperti apa wanita jalang itu. Siapa namanya?]
[Maaf, aku lupa bertanya tentang itu padanya. Tapi, sebentar lagi aku akan mengetahuinya.]
Aku ingin tahu nama seperti apa yang diberikan Kiyokawa untuk karakternya dalam game Black Plains.
Mungkinkah dia akan menggunakan nama aslinya sebagai plesetan…?
Mungkin juga nama itu secara tak terduga penuh dengan penyakit delusi.
Setelah membiarkan imajinasiku berjalan liar di otakku, aku melanjutkan obrolan dengan Aaya-san.
Kami terus mengobrol tentang pria tampan dan gadis kouhai.
Kami berbicara satu sama lain, menyembunyikan informasi kehidupan nyata kami sampai menit terakhir.
Dan dalam pertukaran ini …… ada titik balik dalam hubungan kami.
[Seperti apa gadis mengerikan itu?]
[Hm, kurasa dia mirip dengan Idol popular ‘Kiyokawa Ayane’ dari Star☆Mines.]
….. Tidak, gadis itu tidak hanya mirip. Tapi, dialah orang itu sendiri. Gadis yang kubicarakan ini adalah Idol popular Kiyokawa Ayane itu sendiri.
[Begitu. Aku akan mengubah topik pembicaraan. Kazu, kamu menyukai Mizuki Rinka ‘kan?]
[Ya, tetapi akhir-akhir ini, aku juga mendukung Kiyokawa.]
[Eh.]
[Yah, sebagai penggemar. Aku penggemar Kiyokawa Ayane.]
Setelah mengenalnya lebih jauh. Aku mendapati diriku mendukungnya.
Apalagi aku dan dia berteman. Wajar jika aku berada dalam posisi untuk mendukungnya.
[……Apa kamu ingin bertemu dengannya secara langsung?]
[Kalau bisa, aku ingin bertemu dengannya.] [TN: Sekali lagi, mimin ingatkan, mereka masih menyembunyikan tentang ‘Pria tampan/Ayanokouji Kazuto’ dan ‘Gadis kouhai/Kiyokawa Ayane]
Yang kukatakan pada Aaya-san hanyalah kebohongan belaka, faktanya kami sering bertemu di sekolah, bahkan aku pernah mengunjungi rumahnya. Dan, sekarang.. kami akan bermain game online bersama.
[Bagaimana jika Kiyokawa hanya berpura-pura menjadi Ojou-sama? Bagaimana jika dia sebenarnya hanya gadis biasa?]
[Aku tidak peduli. Bagaimanapun, itu tidak mengubah fakta bahwa Kiyokawa-san berusaha sangat keras, kan? Bukankah itu yang membuatnya begitu imut dan menawan?]
Aku sudah tahu identitas sebenarnya dari Idol popular, Kiyokawa Ayane.
[Aaya-san?]
…….
Apa yang sedang terjadi? Obrolan kami tiba-tiba berhenti.
Aku ingin tahu apakah dia sudah meninggalkan obrolan.
Saat aku menunggu dengan tenang, aku menerima pesan mengejutkan dari Aaya-san.
[Sebenarnya, akulah orangnya. Aku Kiyokawa Ayane.]
…….
………….
Aah, kau pasti bercanda, kan?
Biasanya, Aaya-san tidak akan membuat lelucon seperti ini. Jadi, aku terkejut dengan pernyataannya yang tiba-tiba.
… Yah, untuk saat ini. Aku akan berpura-pura terkejut dan mengikuti arus.
[A-Apa yang kau katakan! Aaya-san adalah Kiyokawa Ayane?]
[Itu benar. Aku Kiyokawa Ayane.]
[Ahaha.. Ayolah, Aaya-san. Jangan bercanda terus.]
[Aku tidak bercanda. Aku sangat serius.]
[Tidak, kau pasti bohong. Aku yakin itu.]
Aku bisa mengatakannya karena aku berteman dengan Kiyokawa.
……Apakah tidak cukup bukti untuk mengatakan itu bohong.
[Kazu, aku ingin kamu percaya padaku. Teman yang pernah aku bicarakan tempo hari, dia Nana-senpai dan Rinka-senpai.]
[Bukankah mereka hanya terlihat mirip?]
[Tidak, mereka berdua asli. Karena Kazu orangnya bisa dipercaya. Jadi, aku bisa mengatakan yang sebenarnya.]
[Aku tidak akan tertipu, oke.]
[Kenapa kamu tidak percaya padaku? Aku curhat padamu karena kamu Kazu…….]
[Karena aku bersama mereka bertiga sekarang.]
[Eh?]
[Eh?]
…….
Keheningan panjang terjadi di ruang obrolan.
Aku yakin Aaya-san di sisi lain layar juga bermasalah.
Tapi, aku juga bermasalah di sini.
Aaya-san bukan tipe orang yang membuat lelucon seperti ini. Maka dia pasti Kiyokawa Ayane.
T-tidak, tidak, tidak. Itu tidak mungkin.
Jika identitas asli Aaya-san adalah Kiyokawa, maka …… orang yang dia sukai adalah――――
[Apakah namamu dimulai dengan “Aya”, kebetulan?]
* *
*Ba-dump* , aku merasa seolah-olah hatiku telah direnggut.
Kupikir itu tidak mungkin, tetapi aku mulai mengetik obrolan dengan jariku yang sudah gemetar.
[Iya.]
[Dan mungkinkah namamu mengandung kata “Kazu”?]
……Aah, tidak diragukan lagi.
Fakta bahwa dia bisa mempersempit nama asliku dengan tepat berarti dia asli.
Dan cara kata-katanya tiba-tiba menjadi lebih sopan.
Tapi, bagaimana…….
Bagaimana ini mungkin?
Aku mulai pusing sekarang.
Tapi, aku harus mengirim balasan.
Aku harus mengungkapkan identitas asli Kazu sekarang.
[Aku, Ayanokouji Kazuto.]
…….
………….
Keheningan panjang terjadi lagi.
Aku ingin tahu wajah seperti apa yang dia buat sekarang?
Mungkin dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.
Aku menatap ruang obrolan dan menunggu balasan sambil menahan detak jantungku yang cepat dan keras.
Kemudian, sebagai kesimpulan dari keheningan panjang ini, Aaya-san…….
Tidak, tindakan Kiyokawa adalah――――
[Masked☆Aaya-san meninggalkan obrolan.]
“Sial, dia melarikan diri!”
Tindakan yang Kiyokawa pilih adalah melarikan diri.