“Oooh, jadi ini rumahmu, Sakata. Bukankah rumah ini terlalu besar untuk ditinggali seorang diri saja?”
“Ini adalah rumah yang normal saat ayahku dan Nayu masih tinggal di sini, tapi mungkin rumah ini terlalu besar untuk ‘ditinggali seorang diri’. Tapi, dengan ‘tinggal sendiri’ seperti ini, aku jadi lebih leluasa!”
‘Tinggal sendiri’, sebanyak mungkin aku mencoba untuk menekankan kata-kata itu supaya dia tidak berpikir ada yang aneh.
“Mengesampingkan soal itu… Mengapa kau tiba-tiba datang ke rumahku, Nihara-san? Selain itu, bagaimana bisa kau mengetahui alamat rumahku?”
“Loh, sebelumnya aku sudah bilang padamua kalau saat musim panas nanti aku akan datang ke rumahmu untuk membuatkanmu makanan, kan? Itu sebabnya, aku menanyakan alamat rumahmu pada Kurai.”
Masa…
Tapi yah, memang sih, sebelumnya Nihara-san pernah bilang padaku kalau dia akan datang ke rumahku untuk membuatkanku makanan, hanya saja saat itu kukira dia cuman sekadar bercanda.
Ya ampun, aku benar-benar tidak bisa tahu kapan gadis gyaru ini akan mengatakan sesuatu yang serius atau bercanda.
“Oh iya! Bagaimana kalau kita panggil Kurai atau teman-teman yang lain untuk bermain di rumahmu?”
Perkataan tak terduga dari Nihara-san sontak membuatku jadi panik.
Aku menggelengkan kepalaku sekuat yang aku bisa untuk menunjukkan ketidaksetujuanku.
“Kau tahu, Nihara-san? Aku bukan orang yang ekstrovert sepertimu, jadi aku tidak akan memanggil banyak orang ke rumahku untuk bermain. Kupikir kau harus berhenti untuk mencoba masuk ke rumah orang semena-mena seperti itu?”
“Bukankah itu tidak ada hubungannya dengan ekstrovert atau tidak? Selain itu, kudengar dari Kurai, pas masih SMP, biasanya kau dan teman-temanmu akan berkumpul di rumahmu dan berpesta sampai pagi.”
MASA…!
Eh, ntar dulu, berpesta sampai pagi? Apaan coba itu, kami kan cuman main gim sampai pagi.
“Itu terjadi saat kelas 3 SMP. Sejak saat itu, aku telah terlahir kembali sebagai kepribadian yang baru, dan aku tidak bergaul ataupun bermain dengan sekelempok orang semalaman!”
“Hmm…? Tapi Kurai bilang padaku kalau bahkan saat kalian kelas 1 SMA, kalian berdua sering bermain gim sepanjang malam sampai pagi? Cuman dia juga bilang kalau baru-baru ini, kau akan menolaknya mentah-mentah saat dia mengajakmu untuk bermain di rumahmu? Apa ada seusatu yang terjadi padamu di kelas 2 ini?”
MASAAAAAAAAAAAAA!!
Mulutmu itu kok ringan banget sih… Ya ampun, cobalah pelajari sedikit sifat yang selalu tenang dari waifumu si Ranmu-chan itu!
“Kau tidak boleh mengabaikan hubungan pertemanan yang kalian miliki itu loh? Seorang teman yang bisa kau ajak bicara tentang apa yang kau sukai dan menerimamu yang menjadi dirimu sendiri itu sangatlah berharga.”
“Kau sendiri, Nihara-san, biasanya kau akan pergi bersenag-senang dengan sekumpulan anak yang ekstrovert, kan?”
“Hmm… Yah, kau memang benar. Cuman itu sedikit berbeda dari hubungan pertemanan antara kau sama Kurai. Yah, kalau kau tidak mengerti juga tidak apa-apa sih…”
Saat Nihara-san mengatakan itu sambil tertawa….
Bang—dari dalam ruang tamu, ada terdengar suara bising.
“Hmm? Apa itu… Eh, mungkinkah, Nayu-chan sudah pulang?”
Saat Nihara-san mengatakan itu, dia mulai melepas sepatu botnya.
“Lah, kau mau ngapain? Jangan seenaknya mencoba masuk dengan langkah yang seolah-olah ini adalah rumahmu sendiri!?”
“Bukankah ini tidak masalah? Lagipula aku juga ingin menyapa Nayu-chan!”
Menyapa Nayu… mungkinkah, [Nayu] yang dia maksud di sini adalah orang yang berada di pikirannya—atau lebih tepatnya, Yuuka yang Nihara-san pikir sebagai [Nayu] di sini tidak berpenampilan saama seperti yang dia pikirkan.
“Tunggu dulu, Nihara-san! Kau tidak boleh membuat kekacauan atau semacamnya di rumah orang!”
“Whoa!? H-Hei Sakata, kalau kau menarik bajuku seperti itu—gyaaaa!”
Dengan panik, aku menarik baju Nihara-san hingga membuatnya jadi kehilangan keseimbangan dan terjatuh menimpaku yang membuatku ikutan jatuh juga.
Dan kemudian, hasilnya…
——Nihara-san berada di atasku, dan dadanya yang montok itu menempel di mulutku.
“Kyaaa!? Tungg—, Sakata! Kalau kau bernafas seperti itu… Aahnn.”
“S-Sesak banget… Hei, minggir—”
“Kyaaaaaaaa!!!”
Jeritan yang terdengar seperti sesuatu yang keluar dari film horor bergema di lorong.
Dan kemudian, tap, tap, tap, tap, dari ruang tamu, aku bisa mendengar suara kaki yang berlari.
“Menjauh darinya!! Jangan terlalu menempel pada Yuu-kun!!”
“Gyaaa!?”
Kupikir, barusan aku mendengar suara Nihara-san yang mengerang.
Setelah itu, dada Nihara-san akhirnya terlepas dari mulutku.
Oksigen langsung menyebar ke seluruh otakku, tapi di saat yang sama—aku merasakan perasaan putus asa. Karena, suara yang barusan terdengar itu… jelas merupakan suaranya Yuuka.
“Uggh, sakitnya… Eh?”
Aku perlahan mengangkat tubuh bagian atasku.
Di hadapanku, ada Nihara-san yang memegangi bagian belakang kepalanya dan menunjukkan ekspresi terkejut.
Aaah… dalam hal ini, aku tidak akan bisa beralasan lagi.
Di rumah Sakata Yuuichi, ada Watanae Yuuka.
Mulai sekarang, dalam waktu singkat, hubungan kami akan segera terungkap. Dari situ, fakta bahwa Yuuka adalah Izumi Yuuna juga akan terungkap, dan itu akan menjadi sebuah skandal.
Kehidupan SMA kami yang tenang—akan segera berakhir.
“…Oh, kukira siapa, tapi seperti yang kupikirkan, kau sudah pulang toh Nayu-chan!”
——Hah?
Dengan takut-takut, aku berbalik ke belakang.
Dan di sana…, seorang yang berdiri itu bukanlah Yuuka, atau lebih tepatnya, itu adalah Yuuka, tapi dia memakai wig rambut cokelat-nya dan dibiarkan tergerai lurus. Dia juga merias bagian matanya, dan saat ini dia tidak memakai kacamata.
Dengat kata lain—di sana, Yuuka berubah menjadi sosok dari [Nayu] yang dipikirkan oleh Nihara-san.
“H-Halo, Nihara-san!”
Sambil membungkuk, Yuuka menunjukkan senyuman.
Pakaian yang dia pakai adalah gaun biru muda yang biasa dia pakai… Kurasa, dia pasti mempersiapkannya dengan tergesa-gesa agar tidak menjadi masalah kalau-kalau dia ketahuan oleh Nihara-san.
Itu benar-benar pengambilan keputusan yang bagus, sungguh, Yuuka memang hebat!
Tapi, saat aku berpikir seperti itu… Yuuka melotot ke arahku.
Dan kemudian, dengan suara yang sedikit kesal, dia mulai berbicara.
“Maaf ya, ‘kakakku’ telah melakukan sesuatu yang kasar padamu… Yuu-kun? Jangan jadi terlihat bahagia seperti itu hanya karena kau habis menyentuh payudara yang besar!”
“Aku tidak bahagia!”
“Begitukah? Tapi bukankah kau itu orang yang suka dengan payudara besar?”
“Kumohon, tolong koreksi kesalahpahamanmu itu sesegera mungkin…”
“…Pfft! Ahaha! Ya ampun, bukankah kau itu sangat akrab dengan adikmu, Sakata.”
Sambil menatapku, Nihara-san tertawa terbaha-bahak sampai ada air mata yang kelaur dari matanya.
Dan kemudian, Nihara-san beralih ke arah Yuuka dan menggengam tangannya dengan erat.
“Kita ketemu lagi, Nayu-chan. Seperti yang kupikirkan, kau itu sangat imut!! Aku itu orang yang akan merasa tenang ketika aku melihat anak yang imut… itu sebabnya, aku sangat ingin untuk bertemu denganmu seperti ini, Nayu-chan!?”
“Yah… errm, a-aku merasa terhormat?”
Yuuka memiringkan kepalanya, dan kemudian sekali lagi membungkuk kepada Nihara-san.
Sambil melihat interaksi di antara mereka berdua, aku—merasakan keringat dingin yang mengalir deras di punggungku.