DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

RabuKome Manga no Sekai ni Haitteshimattanode, Shujinkou to Kuttsukanai Heroin wo Zenryoku de Shiawase ni Suru Chapter 60 Bahasa Indonesia

Hukuman yang Dijanjikan

Hari ini adalah hari Sabtu, di minggu pertandingan.

Hari
Sabtu dan Minggu, adalah hari dimana aku bisa bersantai dan tidur karena
biasanya tidak ada yang istimewa terjadi selama akhir pekan, tapi hari ini aku
bangun sedikit lebih awal dari biasanya.

Itu karena aku memiliki tugas yang penting.

Ini adalah tugas yang aku nantikan dan juga pada saat yang sama sedikit
kutakuti.

Sekitar 80% menyenangkan dan 20% menakutkan.

“Fua~,
Selamat pagi Rinke.”

Ketika aku turun ke ruang tamu, aku melihat kalau Rinke sudah bangun
dan  sedang bersiap-siap untuk membuat
sarapan.

Rambutnya diikat ke
samping dengan scrunchie.

“Pagi, Onii-chan. Tumben kamu bangun lebih awal hari ini.”

“Aku
ada urusan hari ini.
Jadi, kamu tidak perlu membuatkan makan siang untukku.”

Aku sudah memberitahunya tadi malam, tapi aku
akan mengatakannya lagi untuk jaga-jaga.

“Ya, aku ingat. Kalau begitu, mungkin aku akan makan di luar juga. Sudah lama aku tidak melakukannya.”

“Apakah kamu punya rencana hari ini, Rinke?”

“Yah, tidak ada sih. Aku tidak punya rencana untuk nongkrong dengan
teman-temanku,
dan aku sudah
menyelesaikan PR-ku.”

“Eh… Nah, bagaimana kalau kamu ikut keluar bersamaku hari ini?”

“Eh? Ah? Bukankah kamu akan berkencan dengan Sei-chan, Onii-chan?”

“Tidak, Sei-chan juga ada tapi itu bukan kencan.”

“Maksudmu itu hanya nongkrong dengan teman-teman? Kalau begitu, aku akan merasa lebih canggung jika aku ikut denganmu.”

“Itu juga bukan nongkrong.”

“Kalau
begitu, apa…?”

“Latihan memasak?”

“Eh? Sei-chan
tidak bisa memasak? Itu mengejutkan. Kupikir dia bisa.”

“Tidak, Sei-chan bisa memasak dengan sangat baik. Masalahnya adalah temannya. Aku membicarakan tentang mengajarinya
cara memasak. Bagaimana, maukah kamu ikut juga?”

Saat aku memberitahunya, wajah Rinke terlihat
sedikit bingung.

“Apakah kamu yakin ingin aku ikut? Bukankah aku akan
mengganggumu?”

“Kamu tidak mengganggu kok, selain itu, kamu hebat dalam memasak jadi
aku yakin kamu akan disambut di sana.”

“A-Aku tidak sehebat itu…”

“Tidak, tidak. Kamu selalu membuatkanku makanan yang begitu
lezat setiap harinya.”

“S-Siapa pun bisa melakukan itu kok…”

“Jika siapa pun bisa melakukannya, orang bernama Fujise
tidak akan ada di dunia ini.”

Dia adalah tipe orang, di mana bahkan Sei-chan yang sangat mencintainya pun, mau tak mau harus
menjejalinya
dengan segala hal tentang memasak.

“Jadi, bagaimana menurutmu? Tentu saja aku tidak
memaksamu untuk ikut.”

“Jika Sei-chan
dan temannya tak keberatan, maka aku mau.”

“Ah, oke. Aku akan menghubungi mereka kalau begitu. Dan juga, selain Sei-chan dan temannya, ada juga satu orang
lain yang bergabung dengan kita.”

“Siapa? Apakah Shigemoto-san, orang yang datang ke rumah kita sebelumnya?”

“Tidak, itu seorang ojou-sama.”

“Ojou-sama?”

Satu-satunya kata yang muncul di benakku, yang sangat cocok
untuknya adalah ‘Ojou-sama’

Setelah itu, aku menggunakan RINE untuk menanyakan apakah adikku, Rinke, boleh ikut ke pelatihan hari ini.

Aku juga mengatakan kepada mereka kalau dia bisa membantu juga karena dia cukup hebat dalam memasak.

Sei-chan
langsung memberikan OK karena dia pernah bertemu Rinke sebelumnya. Sementara Fujise langsung setuju dengan
mengatakan “Aku akan senang diajari olehnya.”

Dan Ojou-sama juga tampaknya tak keberatan dengan itu.

Ketika aku memberi tahu Rinke kalau semua orang setuju.
Dia setengah senang dan setengah gelisah.

“Aku senang tapi apakah tak
masalah? Apakah aku tidak mengganggu?”

​​“Jangan khawatir, Rinke adalah gadis yang
baik dan koki yang sangat hebat.”

Aku mengusap kepalanya untuk semakin meyakinkannya.

“O-Oi, Onii-chan,
Kenapa kamu mengusap kepalaku?”

“Tidak, aku hanya berpikir kalau sungguh imut melihat bagaimana Rinke terlihat cemas begitu sekarang.”

“I-Itu
bukan alasan yang pantas.”

Rinke berlari menjauh dari tanganku
seolah-olah dia sedang melarikan diri dari sesuatu.

“J-Jadi, jam berapa kita berangkat?”

“Kurasa mereka akan menjemput kita sekitar jam
11.”

“Menjemput kita?
Maksudmu apa?”

“Yah, kurasa kamu
harus menantikannya.”

Rinke sepertinya tidak
mengerti apa yang akan terjadi, tapi dia masih bersiap untuk jam 11.

Tentu saja dia tidak
mengenakan seragam atau pakaian formal apa pun, dia hanya mengenakan pakaian
kasual.

Dia mengenakan kaos
merah ketat dengan kardigan putih yang indah, dan di bawahannya ada rok hitam
yang pas di atas lututnya.

Itu adalah pakaian
yang sangat sederhana namun cantik, dan sangat cocok untuk Rinke.

Dia juga mengenakan
sepatu merah dengan hak yang sedikit tinggi agar serasi dengan pakaiannya saat
ini.

“Rinke, kamu terlihat
sangat imut. Itu terlihat sangat bagus untukmu.”

“Ah, uh, m-makasih.”

Pipi Rinke sedikit
memerah, seolah untuk menyembunyikan rasa malunya, dia menarik rambutnya ke
telinganya.

Rambutnya ditata ekor
kuda samping seperti penampilannya yang biasa, tapi pakaiannya memberikan kesan
yang berbeda dari biasanya.

Aku tentunya juga
mengenakan pakaian kasual. Aku mengenakan celana jins gelap, dan kaos putih
dengan jaket di atasnya.

Aku merasa agak
sedikit khawatir dengan pakaianku, tapi ini yang akan aku pakai.

Begitu jam menunjukkan
pukul 11, kami meninggalkan rumah.

“Maaf sudah membuatmu
menunggu. Hisamura-kun dan adiknya.”

“Tidak, kami tidak
menunggu selama itu.”

“Begitukah? Senang
mendengarnya. Masuklah.”

Yang berdiri di depan
rumah kami adalah ‘Ojou-sama’, Tojoin-san, dan tepat di belakangnya
adalah limusin.

Sementara limusin itu
benar-benar berwarna hitam, Tojoin-san mengenakan gaun yang tampak putih
bersih.

Dia mengenakan sabuk
hitam besar di pinggangnya, yang memperlihatkan pinggulnya yang ramping dan
membuat tubuhnya terlihat lebih ramping dari biasanya.

Rambut emasnya
tergerai dengan anggun, dan tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kata
“Ojou-sama” sangat cocok dengan pakaiannya.

“E-Eh? A-Apakah itu
limusin?”

Ya, itulah jenis
reaksi yang wajar ketika kalian melihat sesuatu seperti ini untuk pertama
kalinya.

Aku juga cukup
terkejut ketika aku pertama kali melihatnya diparkir tepat di depan rumah.

Yah, aku pernah
membaca cerita aslinya sehingga aku sudah tahu kalau Tojoin-san sangat
kaya. Jadi aku mungkin kurang terkejut daripada Rinke.

“Adik Hisamura-kun,
namamu Rinke, kan? Senang bertemu denganmu, namaku Kaori Tojoin.”

“To-Tojoin…san”

Rinke melirikku dengan
takut-takut.

Meskipun angkatanmu
lebih rendah, selama kamu bersekolah di sekolah yang sama, kamu pasti sudah
mendengar tentang Kaori Tojoin.

Dengan ekspresi gugup
di wajahnya. Rinke membalas salam itu.

“S-Senang bertemu
denganmu. Aku Rinke Hisamura. Kakakku berhutang budi padamu.”

“Tidak, akulah yang
berhutang banyak padanya. Aku berutang padanya lebih banyak daripada yang bisa
aku bayarkan.”

“Eh…!?”

Rinke membelalakkan
matanya karena terkejut.

Pasti tidak pernah
terpikir kalau Tojoin-san akan berhutang pada kakaknya.

Maksudku, aku juga
terkejut.

Memangnya dia hutang apa?
Memangnya apa yang aku lakukan?

“Kamu menunjukkan
wajah yang mengatakan kalau kamu tidak ingat apa-apa, Hisamura-kun.”

“Ah, maaf. Tapi apakah
Tojoin-san benar-benar berhutang sesuatu padaku?”

“Yang di taman
hiburan. Kamu menjernihkan suasana di antara kami.”

“Ah! Itu toh.”

Itu soal kencan taman
hiburan hari itu. Saat Tojoin-san tidak mengganggu Fujise dan Yuuichi
dalam kencan mereka.

Tentunya jika aku
tidak ada di sana, Yuuichi akan diambil darinya.

Tapi itu hanya aku
yang bertindak sendiri. Jadi, cukup lancang bagiku untuk memintanya berutang
apa pun padaku.

“Tidak perlu
dipikirkan. Itu hanya sesuatu yang aku lakukan dengan egois untuk diriku
sendiri.”

“Berkat keegoisanmu,
aku masih memiliki kesempatan dalam perlombaan itu serta memiliki hubungan yang
lebih baik dengan ayahku.”

Oh benar, aku ikut
campur dalam hubungan antara Tojoin-san dan ayahnya juga.

Sekarang, setelah
kuingat-ingat lagi, aku melakukan sesuatu yang cukup berisiko hari itu.

“Fufu, masih
ada lagi tapi aku akan menahan diri untuk saat ini. Kalian masuklah ke dalam
mobil.”

“A-Ahh, ya, makasih.”

“M-Maaf mengganggu.”

Rinke dan aku memasuki
limusin yang sangat mahal dan mewah, itu membuat kami merasa sangat tidak
nyaman dan tidak pada tempatnya.

Kursi di limusin jauh
lebih lembut dan jauh lebih nyaman daripada sofa mana pun, tapi entah bagaimana
juga terasa tidak nyaman pada saat yang bersamaan.

Aku bertanya-tanya
apakah Rinke merasakan hal yang sama. Ada juga sandaran di belakangnya tapi
bukannya bersandar, dia malah meluruskan postur tubuhnya.

Tojoin-san,
yang terkekeh melihat adegan itu, berbicara kepada Rinke.

“Santai saja. Setelah
ini, kita akan mampir ke tempat Fujise dan Shimada-san dulu, jadi kamu
akan lelah jika tetap kaku terlalu lama.”

“A-Ahh… Terima kasih…
Tojoin-senpai.”

“Fufu, aku
senang kamu memanggilku senpai. Aku tidak pernah memiliki siapa pun yang
benar-benar dapat aku panggil kouhai, jadi aku senang kamu memanggilku senpai.
Kamu bisa memanggilku dengan nama depanku, Kaori.”

“A-Apakah kamu yakin?”

“Un, bolehkah aku memanggilmu
Rinke-san juga?”

“Tentu saja, Kaori-senpai.
Aku merasa terhormat.”

“Senang bertemu
denganmu, Rinke-san”

Oh, aku tidak
menyangka Tojoin-san memiliki kesan yang baik tentang Rinke.

Awalnya, aku agak
khawatir membiarkan mereka berdua bertemu.

Itu karena, dalam
cerita aslinya, mereka memiliki jenis hubungan seperti kucing dan anjing.

Dalam cerita aslinya,
Rinke bertemu Tojoin-san saat dia sedang jatuh cinta dengan Yuuichi.
Jadi hubungan mereka dimulai dengan situasi yang salah.

Cara mereka memanggil
satu sama lain dengan nama depan mereka tidak pernah terdengar dalam cerita
aslinya.

Ini terasa sedikit
aneh mengingat bagaimana hubungan mereka di cerita aslinya.

Nah, Rinke saat ini
tidak mencintai Yuuichi sekarang.

Aku tidak tahu lagi
apa yang akan terjadi…

“Ahh, kamu memasak
setiap hari? Itu luar biasa.”

“B-Biasa saja kok. Aku
sudah terbiasa.”

“Aku yakin butuh
banyak usaha untuk bisa sampai ke sana. Bahkan jika kamu sudah terbiasa. Itu
luar biasa.”

“T-Terima kasih.”

Mereka sedang
melakukan percakapan yang asyik sekarang.

Ini adalah adegan yang
tidak pernah muncul dalam cerita aslinya.

Aku tidak yakin apa
yang akan terjadi di masa depan kami semua, tapi hubungan mereka seharusnya
tidak menjadi hal yang buruk bagi siapa pun.

Sebagai kakak Rinke.
Aku senang melihat Rinke bergaul dengan banyak orang.

Ah, tapi bergaul
dengan pria itu buruk. Terutama Yuichi.

Jika dia jatuh cinta
pada Yuuichi, dia akan menjadi heroine lain yang kalah. Jadi dia jelas
tidak boleh melakukan itu.

“Kamu sangat imut.
Sayang sekali kamu adalah adik Hisamura-kun. Bagaimana kalau kamu
menjadi adikku saja?”

“Tunggu, kenapa kamu
merayu adikku?”

Itu sungguh tiba-tiba.

Apakah kamu
sebegitunya menyukai Rinke?

Aku terkejut. Bukankah
kalian baru bertemu sepuluh menit yang lalu?

“Aku anak tunggal.
Jadi aku selalu berharap aku memiliki adik perempuan.”

“Begitu, ya.”

Ya, aku tahu hal ini
karena itu disebutkan dalam cerita aslinya.

“Jadi jika kamu
menjadi adikku, bukankah itu menyelesaikan segalanya?”

“Itu tidak masuk
akal.”

Memang benar kalau
Rinke adalah gadis yang sangat cantik dan memiliki kepribadian yang sangat
baik. Tapi Rinke adalah adikku.

“Jadi bagaimana
menurutmu, Rinke-san?”

“Eh, kamu serius?”

Saat aku menanyakan
itu padanya, dia membalasku dengan senyuman.

Tunggu, jadi yang
mana? Aku sama sekali tidak tahu.

Jika dia serius, tidak
peduli apa pun yang akan dilakukan Tojoin-san, aku tidak akan pernah
membiarkan dia mengambilnya dariku.

Itulah yang aku
pikirkan, saat aku hendak menyela pembicaraan.

“Maaf, Kaori-senpai.
Tapi aku adalah bagian dari keluarga Hisamura dan satu-satunya adik Onii-chan.”

“Rinke…”

Rinke berkata sambil
menunduk, tidak melakukan kontak mata denganku atau Tojoin-san.

Tapi aku bisa melihat
pipinya perlahan memerah.

Rinke, itu sangat
menyenangkan untuk didengar! Aku sangat senang-

“Itu karena Onii-chan
tidak bisa hidup sendiri. Aku yakin dia akan mati jika aku tidak ada untuk
mengurusnya.”

“Tidak, tidak, itu
tidak mungkin alasan utamanya, kan?”

“T-Tentu saja.”

Tiba-tiba aku merasa
sangat depresi. Tapi, mungkin itu hanya karena kepribadian Rinke, mungkin
itulah sebabnya dia mengatakannya seperti itu.

Hah, itu sangat imut.

Aku beruntung memiliki
adik perempuan seperti dia.

“O-Onii-chan. Kenapa kamu memasang senyum sombong kayak gitu?”

“Bukan apa-apa kok.
Aku hanya berpikir kalau Rinke sangat imut.”

“Ba-Baka. Kamu mengolok-olokku kan.”

“Tidak, tidak. Tentu
saja tidak. Kenapa pula Onii-chan
mengolok-olokmu.”

“Kamu tersenyum
sombong sekarang. Dasar Onii-chan
bodoh!”

Mau bagaimana lagi,
mulutku mengendur menatapnya. Rinke sangat imut.

“Ara ara, Rinke-san ternyata
cukup pandai juga bermesraan tepat di depanku.”

“A-Aku tidak
bermesraan dengan baka Onii-chan.”

“Fufu, kuharap aku punya adik seperti Rinke-san. Aku iri padamu Hisamura-kun.”

“Fu~, Rinke tidak akan bersikap seperti ini pada orang lain, bahkan
pada Tojoin-san.”

Saat aku mengatakan
itu, Tojoin-san menyeringai padaku.

Hmm? Apa itu? Dia
seperti sedang merencanakan sesuatu…?

“Sepertinya kita akan
sampai di rumah Shimada-san. Fujise
tampaknya juga bersamanya. Jadi semuanya sudah lengkap.”

“Y-Ya, kurasa begitu.”

Aku merasakan sesuatu
yang menakutkan… Apakah dia akan melakukan sesuatu pada kami?

Aku tidak tahu apa
yang akan dia lakukan dan aku tidak punya cara untuk benar-benar
menghentikannya.


RabuKome Manga no Sekai ni Haitteshimattanode, Shujinkou to Kuttsukanai Heroin wo Zenryoku de Shiawase ni Suru Bahasa Indonesia

RabuKome Manga no Sekai ni Haitteshimattanode, Shujinkou to Kuttsukanai Heroin wo Zenryoku de Shiawase ni Suru Bahasa Indonesia

Since I’ve Entered the World of Romantic Comedy Manga, I’ll Do My Best to Make the Heroine Who Doesn’t Stick With the Hero Happy.,Isekai Romcom, RabuKome Manga no Sekai ni Haitteshimattanode, Shujinkou to Kuttsukanai Heroin wo Zenryoku de Shiawase ni Suru, ラブコメ漫画の世界に入ってしまったので、主人公とくっつかないヒロインを全力で幸せにする
Score 9.2
Status: Ongoing Tipe: Author: Artist: , Dirilis: 2021 Native Language: Japanese
Saya suka mangas komedi romantis. Namun …… .. Pahlawan favorit saya adalah seorang sub-heroine, pahlawan yang kalah yang tidak akan pernah bisa terhubung dengan protagonis. Suatu hari saya ditabrak truk dan bangun untuk menemukan diri saya memainkan peran sahabat pahlawan dalam manga komedi romantis. Ya, ini mungkin mimpi. Saya bermimpi terkena truk. Dalam adegan di mana sahabat pahlawan berbicara sendirian dengan pahlawan favorit saya, saya memiliki sahabat itu. Di kelas sendirian dengan pahlawan favorit saya ……… yang harus saya lakukan adalah mengatakannya. "Aku menyukaimu." "Apa? Apa yang tiba -tiba Anda katakan …… ..?! ” "Aku akan membuatmu bahagia. Saya ingin Anda pergi keluar dengan saya. " "Hah?!" Karena saya bermimpi, saya dengan santai memberitahunya. Jika ini membangunkan saya dari impian saya, saya tidak akan menyesal ……. …… Hei, saya tidak bisa bangun dari mimpiku? Biasanya hari berikutnya, Anda tahu? Apa, apakah saya bereinkarnasi sebagai karakter ini secara kebetulan? Ini adalah kisah tentang bagaimana saya memastikan pahlawan favorit saya bahagia.

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset