DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku Volume 2 Chapter 38 Bahasa Indonesia

Pasca Penyerangan Part 4

Pagi haripun tiba, semua orang mengelilingi meja makan. Selain ada Edin dan Letia, juga ada Dashu, Himika serta Enark.

“Karena hari ini aku akan sekolah, jadi aku akan kembali lagi akhir pekan depan… Aku sudah mengeluarkan permintaan perbaikan penginapan, ketika itu selesai mereka pasti akan menghubungi kesini… Kalian bisa bersantai disini sampai minggu depan, jika perlu sesuatu tanyakan saja pada kepala pelayan Darmesia.. “

Darmesia yang berdiri di belakang cain membungkuk hormat.

Meskipun semua orang menyetujuinya, seperti biasa Enark merasa kesepian dengan kepergian Cain. Namun Cain adalah seorang pelajar, apa boleh buat.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Cain bersama Edin langsung berpindah ke ruang kantor di Guild dengan sihir [Transfer]. Menurut Edin tidak akan ada masalah jika berpindah ke sana.

“Cain-kun, kurasa dalam waktu dekat aku akan berkunjung ke Drintle lagi… jika saatnya tiba tolong ya…”

Karena sihir [Transfer] akan memindahkan kita dalam sekejap, spertinya Edin sudah tidak sanggup menahan harus menghabiskan berhari-hari di dalam kereta yang bergetar.

“Jika Edin-san terlalu mengandalkan ini, nanti jadi tidak bisa pergi kemana – mana lagi loh…”

Keduanya pun tertawa, setelah itu Cain langsung berpindah ke mansionnya.

Sesampainya di Mansion ia berganti pakaian dengan seragam sekolahnya dan bergegas berangkat ke sekolah.

Meskipun harusnya dia bersantai di akhir pekan, karena ada banyak pekerjaan sebagai walikota, baginya sekolah adalah tempat terbaik baginya untuk beristirahat.

Padahal ini masih pagi, namun dia sudah duduk dengan meregangkan tagannya di meja seakan kelelahan.

“Terlalu banyak hal terjadi di akhir pekan…. Lelahnya….”

“Duh… Cain-sama… Sampai selelah itu…”

“Cain-kun benar – benar tidak seperti anak umur 10 tahun…”

Cain hampir tidak memiliki kekuatan untuk mebalas Teles dan Silk yang khawatir. Dia hanya melambaikan tangannya dan kembali menempel pada meja.

Meskipun dia tetap ikut pelajaran, namun dia dalam keadaan setengah mimpi. Lagipula dia sudah memahami apa yang sedang diajarkan, jadi tidak terlalu masalah. Guru yang mengajar pun sudah diberitahukkan oleh Duke Eric melalui Kepala sekolah, jadi mereka tidak terlalu memikirkannya.

Dan pelajaran hari inipun berakhir. Ini adalah waktunya pertemuan dengan Yang Mulia.

“Teles, hari ini aku ada pertemuan dengan Yang Mulia, Apa aku boleh bareng? “

“Tentu saja boleh!!! Aku juga senang bisa bersama dengan Cain-sama…”

“Enaknya… Teles… Kapan-kapan aku juga pengen pulang bareng Cain-kun.”

“Nanti kalau sudah agak tenang, kita shopping di kota ya…”

Cain mencoba menghibur Silk yang mengeluarkan ekspresi kesepian. Seketika mereka berdua tersenyum bagaikan bunga yang mekar.

“Ayo ayo!! Aku tunggu ya…”

“Boleh juga… Janji ya…”

Setelah berpisah dengan Silk yang sedang tersenyum itu, Cain pun masuk ke dalam kereta milik Teles untuk menuju ke Istana Kerajaan.

Sesampainya di Istana, ia diantarkan menuju ruang pertemuan yang biasanya ia kunjungi, lalu duduk dan menikmati teh yang disuguhkan pelayan.

“Maaf membuatmu menunggu…”

Perdana Menteri Magna dan ayahnya, Garm masuk ke dalam ruang pertemuan itu. Tak lama berselang, Yang mulia pun masuk ke dalam ruangan.

“Aku telah mendengar tentang Ahli urusan kota dari Garm… dan kurasa tidak ada masalah dengan karakternya, jadi aku memutuskan untuk mengangkat orang itu sebagai penganti wakil walikotamu…”

“Dia saat ini sudah ada di Ibukota, mungkin dia akan segera sampai ke sini…”

Cain membayangkan seperti apa sosok orang yang direkomendasikan oleh ayahnya sambil mengobrol dengan mereka.

Tak lama pintu pun diketuk, dan pelayan mengatakan telah membawa orang yang akan menjadi pengganti wakil walikota.

Tampak seorang pria berusia sekitar 20an dengan rambut birunya memasuki ruangan. Cain pun terbelalak terkejut dengan sosok yang dilihatnya.

Itu adalah Alex von Silford, putra kedua Garm. Terpaut beda usia delapan tahun dengan Cain, maka usianya sekarang adalah 18 tahun. Dengan warna rambut biru yang sama seperti Garm, ayahnya, ia memiliki postur tubuh yang ramping. Terlebih, di sekolah dia memilih kelas urusan dalam kota, dan pempelajari tentang rencana pengembangan kota seta administrasinya demi membantu kakaknya, Jin dalam mengelola wilayah Gracia.

Alex memasuki ruangan lalu setelah mengatur postur tubuhnya dan kemudian membungkuk pada Yang Mulia dan Perdana Menteri.

“Saya Alex von Silford. Saya adalah putra kedua Garm. Terima kasih telah memilih saya sebagai wakil walikota. “

“Ya, Tidak masalah… aku berharap kamu bisa jadi pembatas kegilaan Cain…”

Yang mulia mempersilahkan Alex sambil memberikan sebuah komentar tambahan.

“Bukankah itu kak Alex! Katamu kakak akan membantu kak Jin di Gracia?”

“Yahh, di Gracia saat ini sedang damai, jadi tidak banyak yang bisa aku kerjakan disana… Ketika aku mendengar ajakan ayah, aku merasa akan banyak yang bisa kulakukan, aku langsung menjawab OK tanpa pikir panjang lagi…”

Alex duduk di sebelah Cain dan pertemuan pun dilanjutkan.

“Soal gereja, kurasa kepala pendeta akan segera mengirimkan pendeta baru kesana… dan kemungkinan ia juga akan mengirim investigator untuk membongkar semua kejahatan yang terjadi selama ini.”

Perdana Menteri menjelaskan hal terkait gereja.

“Terkait guild petualang, kemarin aku bersama ketua guild Edin sudah mengunjungi Drintle. Dia juga membawa penganti wakil ketua guild yang juga menjadi seorang pengawas di sana… sedangkan terkait ketua guildnya, dia tidak mengetahui tentang penyerangan ini, namun karena ini berada dalam tanggung jawabnya, jadi kudengar ia juga akan dijatuhi hukuman… Namun detail hukuman ini ditunda dulu, dan nanti baru akan diumumkan di kemudian hari…”

Cain menjelaskan kepada Yang Mulia tentang apa yang terjadi kemarin. Semua orang mengangguk mendengar penjelasan Cain.

“Maaf, boleh aku bertanya? “

Adalah Alex yang membuka pertanyaan.

“Ini pembicaraan soal ‘kemarin’ kan? Sedangkan jarak dari sini menuju ke Drintle itu dua jam perjalanan…. Sepertinya urutan cerita yang aku dengar jadi agak berantakan… Terlebih lagi aku memang mendengar bahwa aku akan diangkat menjadi wakil walikota, namun aku tidak diberitahu detailnya, sebenarnya apa yang terjadi di kota? “

Semua orang hanya menghela nafas mendengar pertanyaan Alex ini.

“Alex, Cain itu, di luar nalar… dia menguasai sihir [Transfer] yang melegenda itu, dan bisa bolak-balik Drintle-Ibukota dalam sekejap… terlebih lagi, ketika dia baru menjadi walikota, dia sudah menghancurkan tempat latihan guild petualang, mengajak perang dengan gereja di sana, dan menangkap pelaku utama kejahatan yaitu mantan wakil walikotanya dan ketua dark guild di sana… saat ini di penjara sana, ada lebih dari lima puluh orang….”

Garm menjelaskan kepada Alex kejadian yang terjadi dengan nada terkesan. Mendengarkan hal itu, menunjukan ekspresi wajah seakan tidak percaya sambil terus membandingkan wajah Garm dan Cain.

Baik Perdana Menteri maupun Yang mulia hanya mengangguk menyetujui penjelasan Garm.

“Aku tidak menyangka…. Kupikir dia hanyalah adikku yang imut, tapi ternyata dia bisa berbuat sejauh ini…”

Tentu saja Alex akan terkejut mendengar kisah Cain yang di luar nalar ini.

“Maka dari itu tadi aku bilang kan… aku ingin agar kamu jadi rem untuk kegilaan nya ini…”

“ternyata begitu ya…”

Alex pun setuju dengan ucapan Yang mulia. Bagi Cain, dia tidak mengerti bagian mana yang dimaksud di luar nalar itu. Dia hanya berpikir melakukan yang seharusnya dilakukan. Ini hanyalah salah satu langkah sebagai walikota untuk menjadikan kota Drintle menjadi kota yang lebih baik.

“Tolong jangan anggap aku seperti gumpalan yang di luar nalar begitu…. Aku kan Cuma berusaha membasmi orang-orang jahat…”

“Gak gitu juga!!!”

Yang mulia, Perdana Menteri Magna, serta Garm, membantah hal ini serentak. Cain yang tidak menyadari bahwa dirinya telah bertingkah di luar nalar, merasa lemas karena sanggahan ini.

“Ngomong-ngomong, Cain, Apa baik baik saja bagi kota itu selama kamu di sini? Mungkin saja kan jika ada sisa-sisa dark guild dan menyerang balaikota…”

Cain tidak terlalu merasa khawatir dengan pertanyaan Yang Mulia ini.

“Kalau masalah itu tenang saja… Aku sudah mempekerjakan kepala pelayan yang berbakat… Bahkan jika ada ratusan penyerang, pasti akan baik-baik saja…”

Cain menjawab dengan ringan, namun semua orang mengeluarkan keringat dingin. Mereka pun berada pada satu pemikiran ‘Pasti dia melakukan kegilaan lagi’. Karena memang pada kenyataanya dia pernah memanggil Raja iblis dan membuat kontrak dengannya.

“—-Kamu… Apa lagi yang kamu panggil kali ini….”

Suara dingin Yang mulia menusuk Cain. Seketika Cain memalingkan matanya. Perdana Menteri dan Yang mulia yang sudah bertahun tahun berpengalaman dengan bangsawan penuh intrik, tidak mungkin tidak tahu bahwa ada sesuatu di balik itu.

“Cain!! Kamu pasti melakukan sesuatu lagi kan!! Katakan sejujurnya!!! “

Yang mulia menghentakkan kedua tangannya ke meja dan melempar pertanyaan itu kepada Cain. Cain yang merasakan tatapan semua orang pun akhirnya menyerah.

“Bukan aku yang memanggil kepala pelayan itu… Awalnya aku hanya ingin menjadikan Seto sebagai bodyguard di sana, tapi sepertinya dia sedang sibuk, jadi dia mengenalkanku dengan seorang pensiunan jenderalnya untuk menjadi kepala pelayan di rumah walikota….”

“Kamu bilang Seto kan? Seto itu… Raja Iblis yang pernah melakukan kontrak dengan mu kan!?? Kamu menjadikan mantan jendralnya sebagai kepala pelayan!!!???? “

Mendengar penjelasan Cain,, Yang mulia bertanya lebih lanjut tentang kenyataan bahwa Cain menjadikan seorang jendral pasukan raja iblis sebagai kepala pelayannya.

Perdana Menteri dan ayahnya, Garm, sudah menyerah dengan kegilaan ini.

“Padahal aku sudah bilang…. Aku sudah bilang padamu untuk berhenti melakukan hal-hal di luar akal sehat sepeti ini kan!! Berapa kali harus ku katakan ini agar kamu mengerti!!!”

Wajah Yang mulia memerah, dan akhirnya duduk lemas kelelahan.

“—Ah sudahlah… Kau bisa memperlakukan Drintle sesukamu… Berbicara serius dengan mu benar-benar melelahkan… Aku akan kembali ke kamarku dan tidur…”

Yang mulia yang sudah lemas pun meninggalkan ruangan tanpa suara. Garm dan Perdana menteri hanya bisa memegang kepala mereka, tak tahu bagaimana harus merespon.

“Cain, seharian ini aku bisa benar-benar mengerti betapa gilanya dirimu ini…”

Hanya Alex lah yang memasang senyum cerah di wajahnya.

Pagi haripun tiba, semua orang mengelilingi meja makan. Selain ada Edin dan Letia, juga ada Dashu, Himika serta Enark.

“Karena hari ini aku akan sekolah, jadi aku akan kembali lagi akhir pekan depan… Aku sudah mengeluarkan permintaan perbaikan penginapan, ketika itu selesai mereka pasti akan menghubungi kesini… Kalian bisa bersantai disini sampai minggu depan, jika perlu sesuatu tanyakan saja pada kepala pelayan Darmesia.. “

Darmesia yang berdiri di belakang cain membungkuk hormat.

Meskipun semua orang menyetujuinya, seperti biasa Enark merasa kesepian dengan kepergian Cain. Namun Cain adalah seorang pelajar, apa boleh buat.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Cain bersama Edin langsung berpindah ke ruang kantor di Guild dengan sihir [Transfer]. Menurut Edin tidak akan ada masalah jika berpindah ke sana.

“Cain-kun, kurasa dalam waktu dekat aku akan berkunjung ke Drintle lagi… jika saatnya tiba tolong ya…”

Karena sihir [Transfer] akan memindahkan kita dalam sekejap, spertinya Edin sudah tidak sanggup menahan harus menghabiskan berhari-hari di dalam kereta yang bergetar.

“Jika Edin-san terlalu mengandalkan ini, nanti jadi tidak bisa pergi kemana – mana lagi loh…”

Keduanya pun tertawa, setelah itu Cain langsung berpindah ke mansionnya.

Sesampainya di Mansion ia berganti pakaian dengan seragam sekolahnya dan bergegas berangkat ke sekolah.

Meskipun harusnya dia bersantai di akhir pekan, karena ada banyak pekerjaan sebagai walikota, baginya sekolah adalah tempat terbaik baginya untuk beristirahat.

Padahal ini masih pagi, namun dia sudah duduk dengan meregangkan tagannya di meja seakan kelelahan.

“Terlalu banyak hal terjadi di akhir pekan…. Lelahnya….”

“Duh… Cain-sama… Sampai selelah itu…”

“Cain-kun benar – benar tidak seperti anak umur 10 tahun…”

Cain hampir tidak memiliki kekuatan untuk mebalas Teles dan Silk yang khawatir. Dia hanya melambaikan tangannya dan kembali menempel pada meja.

Meskipun dia tetap ikut pelajaran, namun dia dalam keadaan setengah mimpi. Lagipula dia sudah memahami apa yang sedang diajarkan, jadi tidak terlalu masalah. Guru yang mengajar pun sudah diberitahukkan oleh Duke Eric melalui Kepala sekolah, jadi mereka tidak terlalu memikirkannya.

Dan pelajaran hari inipun berakhir. Ini adalah waktunya pertemuan dengan Yang Mulia.

“Teles, hari ini aku ada pertemuan dengan Yang Mulia, Apa aku boleh bareng? “

“Tentu saja boleh!!! Aku juga senang bisa bersama dengan Cain-sama…”

“Enaknya… Teles… Kapan-kapan aku juga pengen pulang bareng Cain-kun.”

“Nanti kalau sudah agak tenang, kita shopping di kota ya…”

Cain mencoba menghibur Silk yang mengeluarkan ekspresi kesepian. Seketika mereka berdua tersenyum bagaikan bunga yang mekar.

“Ayo ayo!! Aku tunggu ya…”

“Boleh juga… Janji ya…”

Setelah berpisah dengan Silk yang sedang tersenyum itu, Cain pun masuk ke dalam kereta milik Teles untuk menuju ke Istana Kerajaan.

Sesampainya di Istana, ia diantarkan menuju ruang pertemuan yang biasanya ia kunjungi, lalu duduk dan menikmati teh yang disuguhkan pelayan.

“Maaf membuatmu menunggu…”

Perdana Menteri Magna dan ayahnya, Garm masuk ke dalam ruang pertemuan itu. Tak lama berselang, Yang mulia pun masuk ke dalam ruangan.

“Aku telah mendengar tentang Ahli urusan kota dari Garm… dan kurasa tidak ada masalah dengan karakternya, jadi aku memutuskan untuk mengangkat orang itu sebagai penganti wakil walikotamu…”

“Dia saat ini sudah ada di Ibukota, mungkin dia akan segera sampai ke sini…”

Cain membayangkan seperti apa sosok orang yang direkomendasikan oleh ayahnya sambil mengobrol dengan mereka.

Tak lama pintu pun diketuk, dan pelayan mengatakan telah membawa orang yang akan menjadi pengganti wakil walikota.

Tampak seorang pria berusia sekitar 20an dengan rambut birunya memasuki ruangan. Cain pun terbelalak terkejut dengan sosok yang dilihatnya.

Itu adalah Alex von Silford, putra kedua Garm. Terpaut beda usia delapan tahun dengan Cain, maka usianya sekarang adalah 18 tahun. Dengan warna rambut biru yang sama seperti Garm, ayahnya, ia memiliki postur tubuh yang ramping. Terlebih, di sekolah dia memilih kelas urusan dalam kota, dan pempelajari tentang rencana pengembangan kota seta administrasinya demi membantu kakaknya, Jin dalam mengelola wilayah Gracia.

Alex memasuki ruangan lalu setelah mengatur postur tubuhnya dan kemudian membungkuk pada Yang Mulia dan Perdana Menteri.

“Saya Alex von Silford. Saya adalah putra kedua Garm. Terima kasih telah memilih saya sebagai wakil walikota. “

“Ya, Tidak masalah… aku berharap kamu bisa jadi pembatas kegilaan Cain…”

Yang mulia mempersilahkan Alex sambil memberikan sebuah komentar tambahan.

“Bukankah itu kak Alex! Katamu kakak akan membantu kak Jin di Gracia?”

“Yahh, di Gracia saat ini sedang damai, jadi tidak banyak yang bisa aku kerjakan disana… Ketika aku mendengar ajakan ayah, aku merasa akan banyak yang bisa kulakukan, aku langsung menjawab OK tanpa pikir panjang lagi…”

Alex duduk di sebelah Cain dan pertemuan pun dilanjutkan.

“Soal gereja, kurasa kepala pendeta akan segera mengirimkan pendeta baru kesana… dan kemungkinan ia juga akan mengirim investigator untuk membongkar semua kejahatan yang terjadi selama ini.”

Perdana Menteri menjelaskan hal terkait gereja.

“Terkait guild petualang, kemarin aku bersama ketua guild Edin sudah mengunjungi Drintle. Dia juga membawa penganti wakil ketua guild yang juga menjadi seorang pengawas di sana… sedangkan terkait ketua guildnya, dia tidak mengetahui tentang penyerangan ini, namun karena ini berada dalam tanggung jawabnya, jadi kudengar ia juga akan dijatuhi hukuman… Namun detail hukuman ini ditunda dulu, dan nanti baru akan diumumkan di kemudian hari…”

Cain menjelaskan kepada Yang Mulia tentang apa yang terjadi kemarin. Semua orang mengangguk mendengar penjelasan Cain.

“Maaf, boleh aku bertanya? “

Adalah Alex yang membuka pertanyaan.

“Ini pembicaraan soal ‘kemarin’ kan? Sedangkan jarak dari sini menuju ke Drintle itu dua jam perjalanan…. Sepertinya urutan cerita yang aku dengar jadi agak berantakan… Terlebih lagi aku memang mendengar bahwa aku akan diangkat menjadi wakil walikota, namun aku tidak diberitahu detailnya, sebenarnya apa yang terjadi di kota? “

Semua orang hanya menghela nafas mendengar pertanyaan Alex ini.

“Alex, Cain itu, di luar nalar… dia menguasai sihir [Transfer] yang melegenda itu, dan bisa bolak-balik Drintle-Ibukota dalam sekejap… terlebih lagi, ketika dia baru menjadi walikota, dia sudah menghancurkan tempat latihan guild petualang, mengajak perang dengan gereja di sana, dan menangkap pelaku utama kejahatan yaitu mantan wakil walikotanya dan ketua dark guild di sana… saat ini di penjara sana, ada lebih dari lima puluh orang….”

Garm menjelaskan kepada Alex kejadian yang terjadi dengan nada terkesan. Mendengarkan hal itu, menunjukan ekspresi wajah seakan tidak percaya sambil terus membandingkan wajah Garm dan Cain.

Baik Perdana Menteri maupun Yang mulia hanya mengangguk menyetujui penjelasan Garm.

“Aku tidak menyangka…. Kupikir dia hanyalah adikku yang imut, tapi ternyata dia bisa berbuat sejauh ini…”

Tentu saja Alex akan terkejut mendengar kisah Cain yang di luar nalar ini.

“Maka dari itu tadi aku bilang kan… aku ingin agar kamu jadi rem untuk kegilaan nya ini…”

“ternyata begitu ya…”

Alex pun setuju dengan ucapan Yang mulia. Bagi Cain, dia tidak mengerti bagian mana yang dimaksud di luar nalar itu. Dia hanya berpikir melakukan yang seharusnya dilakukan. Ini hanyalah salah satu langkah sebagai walikota untuk menjadikan kota Drintle menjadi kota yang lebih baik.

“Tolong jangan anggap aku seperti gumpalan yang di luar nalar begitu…. Aku kan Cuma berusaha membasmi orang-orang jahat…”

“Gak gitu juga!!!”

Yang mulia, Perdana Menteri Magna, serta Garm, membantah hal ini serentak. Cain yang tidak menyadari bahwa dirinya telah bertingkah di luar nalar, merasa lemas karena sanggahan ini.

“Ngomong-ngomong, Cain, Apa baik baik saja bagi kota itu selama kamu di sini? Mungkin saja kan jika ada sisa-sisa dark guild dan menyerang balaikota…”

Cain tidak terlalu merasa khawatir dengan pertanyaan Yang Mulia ini.

“Kalau masalah itu tenang saja… Aku sudah mempekerjakan kepala pelayan yang berbakat… Bahkan jika ada ratusan penyerang, pasti akan baik-baik saja…”

Cain menjawab dengan ringan, namun semua orang mengeluarkan keringat dingin. Mereka pun berada pada satu pemikiran ‘Pasti dia melakukan kegilaan lagi’. Karena memang pada kenyataanya dia pernah memanggil Raja iblis dan membuat kontrak dengannya.

“—-Kamu… Apa lagi yang kamu panggil kali ini….”

Suara dingin Yang mulia menusuk Cain. Seketika Cain memalingkan matanya. Perdana Menteri dan Yang mulia yang sudah bertahun tahun berpengalaman dengan bangsawan penuh intrik, tidak mungkin tidak tahu bahwa ada sesuatu di balik itu.

“Cain!! Kamu pasti melakukan sesuatu lagi kan!! Katakan sejujurnya!!! “

Yang mulia menghentakkan kedua tangannya ke meja dan melempar pertanyaan itu kepada Cain. Cain yang merasakan tatapan semua orang pun akhirnya menyerah.

“Bukan aku yang memanggil kepala pelayan itu… Awalnya aku hanya ingin menjadikan Seto sebagai bodyguard di sana, tapi sepertinya dia sedang sibuk, jadi dia mengenalkanku dengan seorang pensiunan jenderalnya untuk menjadi kepala pelayan di rumah walikota….”

“Kamu bilang Seto kan? Seto itu… Raja Iblis yang pernah melakukan kontrak dengan mu kan!?? Kamu menjadikan mantan jendralnya sebagai kepala pelayan!!!???? “

Mendengar penjelasan Cain,, Yang mulia bertanya lebih lanjut tentang kenyataan bahwa Cain menjadikan seorang jendral pasukan raja iblis sebagai kepala pelayannya.

Perdana Menteri dan ayahnya, Garm, sudah menyerah dengan kegilaan ini.

“Padahal aku sudah bilang…. Aku sudah bilang padamu untuk berhenti melakukan hal-hal di luar akal sehat sepeti ini kan!! Berapa kali harus ku katakan ini agar kamu mengerti!!!”

Wajah Yang mulia memerah, dan akhirnya duduk lemas kelelahan.

“—Ah sudahlah… Kau bisa memperlakukan Drintle sesukamu… Berbicara serius dengan mu benar-benar melelahkan… Aku akan kembali ke kamarku dan tidur…”

Yang mulia yang sudah lemas pun meninggalkan ruangan tanpa suara. Garm dan Perdana menteri hanya bisa memegang kepala mereka, tak tahu bagaimana harus merespon.

“Cain, seharian ini aku bisa benar-benar mengerti betapa gilanya dirimu ini…”

Hanya Alex lah yang memasang senyum cerah di wajahnya.


Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku Bahasa Indonesia

Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku Bahasa Indonesia

Adventure Record of Reincarnated Aristocrat ~ the Apostle of Gods Who Doesn’t Know Self-Restraint~, Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku ~ Jichou wo Shiranai Kamigami no Shito ~, The Rebirth of the Reincarnated Nobility, 転生貴族の異世界冒険録~自重を知らない神々の使徒~,Chronicles of an Aristocrat Reborn in Another World – the Apostle of the Gods Who Know No Self-Restraint
Score 7.2
Status: Ongoing Tipe: Author: , Artist: , Dirilis: 2016 Native Language: Japanese
Karakter utama, Shiina Kazuya terbunuh oleh orang asing saat mencoba melindungi adik perempuan teman masa kecilnya. Dia dilahirkan kembali sebagai Kain Von Silford, putra ketiga seorang bangsawan, di dunia sihir dan pedang. Kain akan tumbuh dikelilingi oleh para dewa yang tidak tahu menahan diri, para bangsawan Kerajaan, dan wanita muda. Untuk menghindari menaikkan bendera, ia mencoba menyembunyikan jumlah statistik dan perlindungan yang luar biasa yang ia terima dari para dewa. Ini adalah fantasi jalan kerajaan dari seorang anak laki-laki yang kadang-kadang berwajah dua dan kadang-kadang canggung. lindungi dirimu dan dapatkan discout menarik di gilaspin88 terbatas

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset