Cain yang telah menikmati pemandian air panas, menginap di kamar tamu mansion.
Keesokan harinya, setelah menyantap sarapan, ia memutuskan untuk segera kembali karena hari ini adalah hari bersekolah.
Di ruang tamu, ia sedang berdua dengan Eric menikmati teh setelah sarapan.
“Cain-kun, apa bener mau pulang sekarang? “
Cain mengangguk menanggapi pertanyaan Eric.
“Ya, aku harus pergi ke sekolah hari ini… Terimakasih aku sudah merepotkan mu banyak hal… sampai jumpa lagi di ibukota… “
“Meski begitu, sihir [Transfer] benar-benar praktis ya… Aku dengar itu mustahil tanpa energi sihir yang banyak ya? “
“Kurasa satu kali [Transfer] sekitar beberapa puluh ribu MP… jadi kukira tidak mungkin untuk penyihir biasa…”
Eric menghela nafas mendengar jumlah puluhan ribu disebutkan.
“Begitu ya… Tidak masalah jika kamu melakukan [Transfer] dari sini… sebenarnya aku ingin kamu melakukannya setelah keluar dari kota, tapi aku ingin melihat sihir itu dengan mataku sendiri…”
“Aku mengerti.. kalau begitu aku akan langsung kembali… Terimakasih… sampai jumpa lagi di Ibukota, {Transfer]!”
Cain yang ada di hadapan Eric seketika menghilang, dan dalam sekejap pandangannya berubah.
Ia berpindah ke ruang kerjanya di mansion Silford.
“Aku harus cepat berangkat ke sekolah… setelah itu kerumah ibu…”
Cain mengganti pakaiannya sambil membayangkan masa lalu sarah yang sangat mengejutkan, setelah memberi tahu Collin dan Sylvia diapun berangkat sekolah.
Ketika ia memasuki kelas, sudah ada Telestia dan Silk.
“Selamat pagi, Cain-sama.”
“Pagi.. Cain-kun… “
“Teles, Silk, selamat pagi”
Setelah menyapa mereka, iapun duduk.
“Sebentar lagi liburan musim panas ya… Meskipun tahun ini tidak bisa, lain kali, Cain-kun datang lah ke daerah Malvik… Disana ada pemandian air panas.. Teles juga suka pemandian disana kan? “
“ya ya.. setelah masuk ke pemandian air panas itu tubuh seakan-akan menjadi hangat… benar-benar beda dengan mandi biasa…”
Cain yang baru merasakan nikmatnya pemandian air panas itu kemarin, ia hanya mengangguk sambil membayangkannya.
“Benar-benar nik— sepertinya itu sangat nikmat ya….”
Ia terhenti ketika ia hampir saja tak sengaja mengungkapkan bahwa ia kemarin berkunjung ke wilayah Malvik. Mereka berdua pun keheranan melihat Cain sedikit panik.
Cain menerima pelajaran di pagi hari, saat siang, karena ia hari ini tak ada kelas tambahan, iapun segera menuju ke mansion Margrave Silford di ibukota.
Setelah menyapa penjaga, ia pun memasuki mansion. Karena Garm sedang ada di Istana kerajaan, jadi Sarah yang menyambut kedatangannya.
“Ara~ Selamat datang… jarang sekali kamu datang sendirian…”
“Ibu, hari ini aku datang karena ada yang ingin aku bicarakan dengan ibu… aku juga akan membicarakannya dengan ayah, tapi aku akan membicarakan dengan ibu dulu…”
Melihat ekspresi Cain yang serius, Sarah pun memandu Cain menuju ke ruang pertemuan. Di ruangan itu Sarah duduk berhadapan dengan Cain. Setelah pelayan menyajikan teh, pelayan itu diminta untuk keluar ruangan.
“Apa yang ingin kamu bicarakan sampai-sampai ingin berduaan dengan ibu seperti ini…”
Sarah menanyai Cain yang terlihat penasaran. Cain mengeluarkan sebuah surat dari [Item box] miliknya dan menyerahkannya kepada Sarah.
“Surat ini?? “
“Akhir pekan kemarin, saat aku sedang dalam perjalanan ke wilayah Malvik, aku menyelamatkan seorang bangsawan yang di serang bandit. Dan aku dititipi surat oleh Viscount Santos von Geretta Dunlov.. “
Mendengar nama itu disebutkan, mata Sarah terbelalak.
“—Ayah ya, Cain apa kamu sudah tahu? Kalau aku putri tertua keluarga Geretta? “
Cain mengangguk, Sarah dengan wajah yang tampak sedih membuka segel di surat dengan menggunakan pisau, lalu melihat isinya.
Cain memandangi ekspresi wajah Sarah yang terdiam sambil membaca isi surat itu.Secara perlahan air mata tergenang dimatanya. Dan setelah selesai membaca keseluruhan suratnya, airmata itu mengalir.
“ketika aku menginap semalam di sana, aku bertemu dengan adik ibu… karena ia sangat mirip dengan ibu, tanpa sengaja aku memanggilnya ‘Ibu!’ dan karena itu aku jadi tahu semua kebenaran ini…”
“Lala ya… Anak Lala sepertinya juga seorang gadis ya…”
“Ya.. namanya Leila, seorang gadis yang sedikit lebih muda dari ku… saat mereka belum tahu kalau aku anak ibu, mereka ingin mmenikahkan ku dengannya…”
Cain mengatakannya sambil bercanda. Sambil menahan tawanya, Sarah meneteskan air mata.
“Ayah masih seperti biasanya ya… Lalu untuk Garm juga?? “
“Ya, aku dititipkan surat untuknya..”
Sarah meletakan surat yang telah selesai ia baca di atas meja. Dan meminum tehnya.
“Ketika Garm pulang nanti, ayo kita bicarakan ini.. tentu kita juga akan mengajak Reine juga…”
“Aku mengerti. Aku akan ada di sana sampai saat itu.. “
“Yah.. aku bersyukur kamu mau melakukan itu… akan sulit kalau ibu menjelaskannya sendirian… aku ingin Cain yang sudah menggetahui kondisinya untuk menemani ibu..”
Air matanya suddah menghilang, dan ekspresi wajah yang biasanya sudah kembali.Selama mereka menunggu kepulangan Garm, Cain menceritakan berbagai hal, mulai dari kegiatan sekolah, aktivitas dirumah, serta peristiwa-peristiwa dikota Drintle.
Mengetahui Cain melakukan hal yang diluar dugaan, Sarah memegangi perutnya dan tertawa.
Ditengah pembicaraan Reine pulang sekolah, dan di ruang pertemuan itu dipenuhi dengan percakapan yang meriah.
“Cain-kun, gak pernah datang ke rumah ini sih… aku juga sibuk di OSIS… sekali-sekali main bareng aku dong…”
“Kakak, kamu bilang begitu tapi kakak sibuk banget kan… aku sering lihat kakak di sekolah, tapi terus kesana kemari sepertinya repot sekali…”
“Hari libur juga kamu sibuk di wilayahmu… kapan-kapan ajak aku ke Drintle dong…”
“Aku juga mau berkunjung ke Drintle.. bawa aku juga ya… aku juga mau melihat kabar Alex disana.. “
Di sudutkan oleh keduanya, Cain hanya mampu mengangguk.
“ini sangat merepotkan karena masih baru mulai proyek pengembangan kota.. lagipula kebanyakan aku serahkan kepada kak Alex.. nanti aku putuskan kapan waktu yang tepat setelah berkonsultasi dengan kak Alex…”
Pembicaraan pun berlanjut, tak lama kemudian terdengar pintu diketuk. Dan pelayan memberitahu bahwa Garm sudah pulang.
“Bisakah kamu panggil Garm kemari??”
Pelayan itu mengangguk pada perkataan Sarah, dan ia meninggalkan ruangan untuki memanggil Garm.
Tak lama, Garm pun memasuki ruangan itu.
Ketika ia memasuki ruangan, ia hanya tersenyum pahit melihat hadirnya sosok Cain, dan beranggapan kalau Cain pasti sudah melakukan sesuatu lagi.
“Cain… apakah kamu melakukan sesuatu lagi…”
“…Kali ini bukan ak—“
Sarah mulai bicara setelah ia menghentikan Cain dengan isyarat tangannya.
“Aku yang akan menjelaskannya… sayang, ada hal yang aku rahasiakan sampai saat ini… waktu pertama kali aku bertemu dengan mu aku mengatakan kalau aku petualang, namun aku mempunyai nama keluarga.. Cain, bisa kamu keluarkan suratnya? “
Cain mengangguk pada permintaan Sarah, dan mengeluarkan surat dari [Item Box] miliknya, lalu menyerahkannya kepada garm.
“Surat ini… “
“Aku pikir kamu akan mengerti jika kamu membacanya….”
Garm memeriksa simbol yang ada di segel surat itu.
“Simbol ini …”
Dahi Garm mengerut melihat simbol yang tampaknya ia kenal.
“Itu adalah rumah ku… sewaktu gadis nama lengkap ku adalah Sarah von Geretta, putri tertua dari Viscount Santos von Geretta.. “
“Ap–!”
“Eh??”
Baik Garm maupun Reine terkejut dengan pernyataan Sarah ini.
“Aku rasa kamu akan mengerti setelah membaca surat itu…”
“—Baiklah…”
Garm membuka segel itu dan mulai membaca surat di dalamnya. Ketika membaca, ia sesekali melihat kearah Cain dan bergumam ‘Cain lagi ya??’.
Setelah mmembaca keseluiruhan surat itu, ia meletakannya dan menghela nafas.
“Aku tidak menyangka kamu putri tuan Santos… Pantas saja kamu tidak terlalu suka pesta… “
“Ya, meskipun aku sudah meninggalkan rumah, aku tetap saja putri bangsawan.. aku takut akan akan merepotkanmu jika orang lain tahu aku menikah tanpa persetujuan orang tuaku…”
“Benar juga.. itu akan menjadi bertentangan dengan tata krama… tapi aku tidak menyangka kalau itu tuan Santos…”
Garm dan Sarah sedang bingung dengan bagaimana mereka harus bersikap kedepannya. Lalu Cain pun masuk dalam pembicaraan.
“Tentang itu… Tuan Santos bilang kapan-kapan datanglah bersama-sama… dia juga mengatakan sudah cukup puas melihat wajah ibu yang baik-baik saja… dia juga bilang katanya ingin melihat wajah kak Reine…”
“Um… kurasa nanti kita akan berkunjung untuk memberi salam nanti.. namun aku harus meninggalkan ibukota untuk beberapa hari, dan aku tidak bisa meninggalkan ibukota begitu saja tanpa menjelaskan hal ini kepada Yang mulia…”
Garm memiliki tugas-tugas di ibukota kerajaan. ‘Istriku yang dulunya kuduga adalah seorang petualang ternyata adalah anak seorang bangsawan, dan aku harus pergi untuk menyapa orang tuanya’, penjelasan ini saja tentu tidak cukup untuk mebuatnya di izinkan meninggalkan ibukota selama beberapa hari.
“Kalau soal itu, karena aku sudah pernah kesana, jadi kita bisa pergi kesana dalam sekejap dengan menggunakan sihir [Trasnsfer]. “
“…”
“Ada cara itu ya!! “
Garm mengangguk pada saran Cain, namun Sarah dan Reine yang tidak mengerti merasa bingung.
“Cain-kun… [Transfer] itu sihir yang ada di dongeng dan cerita petualangan Hero kan? Kenapa Cain-kun bisa menggunakan sihirn itu ya?? “
“Eh”
“ah”
Mereka berdua merespon bersamaan.
Mereka sadar kalau mereka sudah keceplosan, namun ini sudah terlambat.
“Sayang… Cain-kun.. bisa kalian jelaskan…. “
Tatapan dingin dari kedua wanita itu menusuk kearah Cain dan Garm dan membuat mereka bercucuran keringat dingin.
“yahh… soal itu… itu adalah rahasia kerajaan… dan Yang mulia bilang jangan bicarakan hal ini pada siapapun…”
“Sayang… kenapa dalam percakapan keluarga ini bisa muncul kata rahasia keajaan?? Sepertinya kita perlu membicarakan hal ini dengan serius…”
Menghadapi tatapan tajam dan seyumaan Sarah, garm mengirimkan tatapannya kepada Cain. Cain pun menolehkan wajahnya dan menghela nafas.
“Ibu.. dalam sekali sehari aku bisa mneggunan sihir [Transfer] dengan memanfaatkan energi sihirku yang melimpah ini… Jadi dengan ini aku berencana mengantar kaian ke Dunlov bersama akhir pekan nanti…”
Sebenarnya berapa kalipun Cain menggunakan sihir [Transfer] energi sihir Cain tidak akan habis. Namun Cain mengatakan ini agar lebih mudah meyakinkan.
Garm pun mengangguk pada penjelasan Cain meskipun awalnya ia agak kaget dengan penjelasan berbeda ini.
“Jumlah energi sihir Cain diluar batas ya… tapi aku tidak menyangka kamu akan tumbuh sampai bisa menggunakan sihir [Transfer] yang legendaris itu…”
Sarah terkesan pada pertumbuhan Cain.
“baiklah… akhir pekan nanti ayo kita ke Dunlov… aku juga harus minta maaf karena telah meninggalkan rumah lebih dari 10 tahun…”
Dengan ini, akhirnya diputuskan bahwa mereka akan mengunjungi Dunlov pada akhir pekan.