Meskipun mereka lelah dengan tindakan Cain yang sudah diluar batas ini, mereka tetap melanjutkan persiapan pesta pengumuman pertunangan. Dan esok, adalah hari dimana pesta itu berlansung.
Para bangsawan yang ada di wilayah Gracia termasuk Garm memasuki ibukota satu per satu. Sudah menjadi kebiasaan jika ada pertunanga yang melibatkan keluarga kerajaan, maka bangsawan dari seluruh kerajaan ini datang menghadiri acara tersebut. Bahkan kostum Cain hari ini juga dibuat dan diukur oleh berbagai perusahaan yang dikumpulkann oleh kerajaan dari berbagai wilayah.
“Apa aku harus selalu membuatnya setiap kali ada acara???”
Cain mengeluh kepada Collin.
“Tentu saja karena ini adalah pengummuman pertunangan dengan keluarga kerajaan.. Jadi akan banyak bangsawan yang berkumpul… Lagipula anda kan sudah menjadi Earl, kalau kostum nya tidak tepat nanti tidak keren… Apalagi nanti orang tua Tiffana-sama juga akan datang kan??? “
“Iya juga sih…”
Karena orang tua Tiffana yang belum pernah ia temui sebelumnya akan datang, maka akan ada jadwal untuk dirinya memperkenalkan diri kepada mereka.
Cain yang sudah mengenakan pakaian barunya menaiki kereta sambil merasa gugup akan bertemu orang tua Tiffana untuk pertama kalinya.
Tak lama kemudian, kereta milik Cain telah tiba di Istana Kerajaan. Sebagai keluarga Duke, Tiffana memang memiliki mansion di ibukota, namun karena permintaan pihak mereka pertemuan diadakan di istana kerajaan. Dan Cain mengikuti panduan pelayan sambil memikirkan bagaimana orang tua Tiffana nantinya.
Tak lama kemudian, pelayan itu mengetuk pintu sebuah ruang pertemuan.
“Earl Silford sudah datang…”
“Masuklah…”
Terdengar suara dari balik pintu yang terdengar agak lembut. Mendengar konfirmasi itu, sang pelayan membukakan pintu dan berdiri di samping pintu tersebut.
Diruangan itu ada Tiffana dan Edin, serta dua orang lain yang merupakan sepasang pria dan wanita yang usianya terlihat tidak jauh dari Tiffana dan Edin.
Cain pun duduk di hadapan mereka setelah dipersilahkan.
Karena mereka adalah Elf, sosok yang memiliki telinga yang panjang, serta rambut rambut berwarna hijau muda diurai kebelakang ini adalah ayahnya. Mirip seperti Edin, penampilan kekuatannya seperti nampak terlatih. Meskipun ia adalah Elf, otot-ototya menyembuk keluar dari sosoknya yang agak ramping itu.
Dan juga, sosok wanita ramping dengan rambur perak terurai sampai ke pinggang itu tampak seperti masih berusia 20 tahunan.
“Aku adalah Earl Cain von Silford Drintle… Senang bertemu anda Duke Libert…”
Cain menyapa mereka sambil membungkuk.
“Tuan Cain, angkatlah wajahmu dan tunjukan kepada kami…”
Suara itu datang dari Duke Lethan yang duduk di hadapannya, Cain pun mengangkat wajahnya sesuai apa yang diminta. Duke Lethan itu tak mengatakan apapun dan hanya menatap Cain.
Keheningan diruangan itu terus berlanjut selama beberapa menit, lalu ekspresi Duke Lethan terlihat melembut dan kemudian ia mengangguk.
“Aku sempat khawatir ketika mendengar dari Tiffana kalau calonnya itu lebih muda… Tapi sepertinya dia memilih calon yang baik…”
Duke Lethan tersenyum kearah Tiffana, kemudian ia kembali menatap Cain dan mulai berbicara.
“Tuan Cain…. Sepertinya anda ini memang disukai oleh para dewa… aku tak akan protes jika anda menjadi calon Tiffana… tapi…”
Mendengar perkataan itu, Edin menepuk dahinya sambil bergumam “Ternyata begitu ya…”
“Sebagai seorang ayah.. Aku masih ingin memastikan kemampuanmu dulu…”
Senyuman darinya itu mirip sekali dengan Tiffana saat pertama kali mereka bertemu di tempat latihan. Tanpa sadar Cain melirik kearah Tiffana dan mengenang tentang ini.
(Otak otot milik Tiffana itu… jangan-jangan…)
Dan tiba tiba ada sosok yang menepak Duke Lethan yang sedang tersenyum ingin bertanding.
“Kamu ini… Sayang pertama-tama kamu harus memperkenalkan diri dulu kan… “
Seoraang gadis cantik yang duduk disampingnya mengingatkan Duke Lethan.
Seolah baru teringat akan hl itu, Duke Lethan menepuk tangannya.
“Yah, maaff… Namaku adalah Lathan von Libert… Ini istriku, Tina…”
“Cain-sama, aku adalah Tina von Libert, ibunya Edin dan Tiffana…”
Tina menyapa sambil tersenyum, mungkin jika ia mengatakan bahwa dirinya adalah kakaknya Tiffana tak akan ada satupun orang yang protes.
Mungkin karena usianya, dirinya memiliki daya tarik sensualitas yang sangat berbeda dari Tiffana, dan ini membuat pipi Cain sedikit memerah.
Perkenalan pun selesai dan pembicaraan utama pun dimulai.
“Ketika aku pertama kali menerima surat dari Tiffana, aku langsung berpikir, ‘Akhirnya kau menemukannya ya…’ jadi sebenarnya aku tak ada niat untuk menolaknya… walaupun jika calonnya adalah orang biasa… tapi karena aku mendengar bahwa calonnya adalah lebih muda dan lebih kuat dari Tiffana, aku jadi penasaran…”
Duke Lethan mengatakan hal itu sambil tersenyum, dan Edin pun sedikit memperingatinya.
“Cain-kun, ah, tidak, Tuan Cain ini sebagai petualang sudah menjadi rank S dan secara kemmpuannya tak ada masalah untuk kenaikan ini… Bahkan kepribadianya jugam aku juga sudah memngetahui tentang keadaan kota dari Rixets, dan kupikir beliau ini adalah sosok baik yang tanpa celah…”
“Bisa mendapatkan calon seimut ini… andai saja aku lebih muda, aku juga mau!! “
“Tu-tu! Tina!”
“Aku bercanda!”
Mendngar percakapan diantara mereka. Cain melembutkan ekspresinya.
“Tapi Tiffana ini selalu hidup berdampingan dengan pedang, jadi aku tidak berpikir dia bisa bertingkah layaknya wanita bangsawan pada umumnya… apa kamu tidak keberatan?? Kepribadiannya juga terlalu mirip dengan suamiku ini… yakan…”
Tina sepertinya juga khawatir melihat puterinya yang besar dan tumbuh sebagai seorang ksatria dan bahkan sampai menjadi sosok terkuat di kerajaan ini.
“Yang Mulia juga sudah menyetujui ini.. sedangkan aku sendiri tidak masalah dengan ini… “
“Benar kan!! Aku sering melakukan ‘pertandingan’ dengan Cain seminggu sekali… kami ini saling mencintai..”
Mendengar Tiffana yang dengan semangat mengatakan hal ini, Duke Lethan nampaknya salah paham dan wajahnya agak kaku.
“Bukankah itu masih terlalu dini untuk kalian??? Kalian masih belu bertunangan dan Tuan Caian juga amsih belum dewasa kan?? “
Cain menyadari akan kesalah pahaman ini, dan langsung menyangkalnya.
“Tunggu sebentar… Ini benar hanya sebuah pertadingan percobaan… Pertandingan biasa!!!”
Mendengar penyangkalan dari Cain ini, Duke Lethan menyadari bahwa dirinya telah salah paham, dan menggaruk kepalanya sambil merasa malu.
“Duuh! Kamu ini sayang!”
Tampaknya Tina memikirkan hal yang serupa, ia pun hanya tertawa sambil menepuk bahu Lethan.
“Begitu ya… Yosh.. aku juga mau bertarung dengan tuan Cain…”
Duke Lethan mengatajan itu dengan senyum penuh diwajahya.
“–Ya …”
Cain hanya bisa menyetujui ini.
Mereka pun berpindah ke tempat pelatihan milik Royal Knight. Tiffana pergi lebih dulu untuk memberitahu para ksatria yang sedang berlatih agaar membuka ruang untuk mereka. Para ksatria itu menjadi penonton dari jauh sambil beristirahat.
Cain dan Duke Lethan meminjam ruang ganti milik Ksatria, dan setelah mereka berganti pakaian, mereka bergegas menuju ke lokasi latihan. Ditengah perjalanan mereka, mereka berpapasan dengan ksatria yang bertugas dalam pembongkaran monster yang telah di kalahkan Cain.
“Oh, Cain-sama, Monster-monster kemarin sudah selesai di bongkar.. bisa tolong keluarkan lagi sisanya?? “
Karena ia sedang bersama dengan Duke Lethan ia berniat menolak hal ini, namun Lethan menahannya dengan memberikan isyarat tangan.
“Monster yang Cain kalahkan ya… Aku juga ingin melihatnya…. Yosh… Aku juga akan menemani mu…”
“…Baiklah…”
Mereka bertiga pun pergi menuju ke area penyimpanan material monster, lalu Cain mengeluarkan monster-monster itu dari dalam [Item Box] miliknya ke tempat yang telah di tunjukan.
Ini sudah yang kesekian kalinya, dan sudah hanya tersisa 10 ekor Earth Dragon, dan satu Rock Dragon rank SSS. Pertama-tama Cain meletakan sepuluh ekor Earth dragon itu di tanah. Duke Lethan menelan ludah melihat monster rank A itu terbaris di tanah.
Lalu Cain sedikit menjauh, dan mengeluarkan monster yang terakhir.
Rock Dragon, monster dengan panjang tubuh lebih dari 20 meter dan tinggi sekitar 10 meter itu dikeluarkan dari dalam [Item Box], lalu ia juga meletakan kepala Rock Dragon itu di sampingnya.
“I-ini, ini …”
Bahkan Duke Lethan pun belum pernah melihat monster sebesar ini. Justru akan aneh jika ada orang yang pernah melihat monster rank SSS dan termasuk kelas bencana ini.
“Ini adalah Rock Dragon yang termasuk kedalam rank SSS… Jika monster ini keluar, tak akan ada yang yakin jika kerajaan ini dapat mengalahkannya…”
Ksatria yang bertanggung jawab atas pembongkaran ini menjelaskan kepada Duke Lethan sambil memandangi ukuran monster yang tampak seperti gunung berbatu itu.
“Monster ini.. Apakah Tuan Kain yang… sendirian?”
“Begitulah yang aku dengar…”
Mendenggarkan penjelasan dari ksatria itu, Duke Lethan membuka matanya lebar-lebar. Lalu ia melirik kearah Cain, dan Cain mengangguk sambil tersipu malu.
Melihat itu, Lethan pun mulai tertawa.
“Ahhhhahahaha! Tuan Cain yang akan menjadi menantuku sekuat ini ya!! Benar-benar diluar dugaan ku… Sepertinya aku memang bukan tandingannya ya… Taapi aku ingin mencoba melawan orang yang kuat!! “
Bagaimanapun Duke Lethan memang mirip dengan Tiffana, mereka menyukai pertarungan.
Setelah selesai, mereka meninggalkan tempat penyimpanan material dan berjalan menuju ke tempat pelatihan. Ketika sampai di tempat pelatihan, Lethan dalam keadaan tersenyum. Baik Edin dan Tina merasa heran dengan hal ini.
Mereka berdua memegang pedang kayu di ruangan terbuka itu, dan saling berhadapan dalam jarak sekitar 10 meter.
“Tuan Cain, mohon kerjasamanya…. Aku mulai!”
Seketika, Duke Lethan menggunakan Boost dan dalam sekejap menghilangkan jarak diantara mereka, lalu ia mengayunkan pedangnya dari bagian atas.
Cain pun juga menggunakan boost dan menangkis pedang Duke Lethan itu. Layak sebagai petarung berpengalaman, kemampuan berpedangnya jauh lebih tajam daripada Tiffana. Energi sihirnya mengalir ke pedang kayu itu, dan Cain pun tampak terkejut.
Cain merasa bahwa orang ini pastilah lebih kuat daripada Tiffana yang dikatakan paling kuat di kerajaan ini.
“Seperti yang aku harapkan, Tuan Cain…”
Duke Lethan yang tersenyum itu mengambil jarak lalu menembgakan sihir. Sama seperti Tiffana, Sihir angin berputar di sekitar tubuh Duke Lethan.
“Mulai sekarang aku serius…. Aku mulai!!!”
Duke Lethan menghampiri Cain dengan kecepatan yang sangat berbeda dari yang ia gunakan sebelumnya.
(Ternyata memang jauh lebih kuat dari Tiffana ya…)
Seluruh tubuhnya di selimuti oleh energi sihir yang sangat melimpah sampai-sampai akan terlihat, dan di ujung pedangnya, jumlah sihir itu lebih banyak lagi.
Cain menggunakan [Clock up] dan juga begerak menghampiri Duke Lethan. Dengan statsunya yang tanpa batas ini, jika Cain seriys mungkin ini akan selesai dalam sekejap.
Dalam sekejap, dia menangkis pedang kayu milik Duke Lethan, dan menghentikan pedangnya tepat sebelum menusuk tenggorokannya.
“Kukira ini cukup kan?? “
Mendengar kata-kata itu, Duke Lethan melepaskan sihirnya dan melepaskan pedangnya lalu mengangkat tangan untuk menyerah.
Cain pun juga menarik pedang kayu miliknya dan melepaskan sihir yang menyelimuti di sekujur tubuhnya.
“Yah… aku kalah,,, aku benar-benar tidak bisa apa-apa….Eits jangan lengah!! “
Tiba-tiba Duke Lethan mencoba menusuk Cain dengan tangannya.
Cain langsung menangkap tangan kananya itu, dan memberikan satu pukulan dan membuatnya terpental. Semua ini adalah berkat latihan taijutsu nya.
Seketika setelah Duke Lethan terpukul, tangannya di tangkap, dan dia kini terduduk.
“Ini juga gagal ya…. Aku benar-benar menyerah..”
Duke Lethan berdiri sambil tertawa dan menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor.
“Dengan ini aku tidak aka proters dan bisa tenang menyerahka Tiffana pada mu… Terimakasih, tolong rawat dia Tuan Cain…”
Duke Lethan membungkuk sedalam dalamnya dihadapan Cain. Cain terkejut ini, dan ia pun segera membungkuk dengan cara yang sama.
“Aku juga mohon kerjasamanya… “
Setelah itu mereka berdua mengangkat wajah mereka dan berjabat tangan. Lalu mereka kembali ketempat Tina dan Edin sedang menonton.