Seluruh aula hening setelah mendengar perkataan sang Raja. Namun, bagi Cain sendiri juga baru pertama kali mendengar syarat harus menikahi Lizabeth, wajar jika mereka semua terkejut.
Meskipun Cain seorang bangsawan kelas atas, dia masihlah belum dewasa. Saat ini dia sudah memiliki tiga tunangan, bukan hal yang mudah baginya untuk menjadikan orang dari negeri luar sebagai isteri. Terlebih lagi, dalam kasus ini adalah antar ras manusia dan iblis. Meskipun tiba tiba di instruksikan untuk menikahi Lizabeth, Cain tidak bisa begitu saja untuk menerima nya.
Memang bagi Cain, Lizabeth adalah seorang gadis yng cukup menarik. Apalagi Cain tidak telalu membenci ras tertentu, dan ia juga memiliki Tiffana yang merupakan ras Elf sebagai tunangannya. Namun ia tidak bisa degan mudah mengikat hubungan dengan seorang puteri dari sebuah kekaisaran iblis.
“…Aku juga baru mendengar soal ini….”
Hanya itu yang bisa ia jawab. Ditengah keheningan ini, Lizabeth pun berdiri.
“Saya minta maaf karena mambuatnya sebagai sebuah syarat, namun Saya ingin kalian menerima ini… Karena saat ini negeri iblis dalam masa-masa yang genting… Ini benar-benar memalukan, saat Cain-sono datang ke kekaisaran kami sebagai pembawa pesan, beliau berhasil membujuk kakak saya, Sang Kaisar… Namun tiga dari empat raja iblis menolak dan melakukan pemberontakan….”
Mereka yang hadir diruangan ini mengerti bahwa satu ras iblis saja sudah jauh lebih kuat dari manusia manapun. Dan sosok raja iblis yang merupakan sosok terkuat dintara para ras iblis itu jauh lebih kuat lagi. Dan ketika tiga sosok raja iblis itu merencanakan pemberontakan, maka mereka dapat mengerti bahwa saat ini dunia iblis sedang dalam kekacauan besar.
Lizabeth pun melanjutkan perkataannya.
“Dan pada saat melakukan pidato kekaisaran, mereka mengarahkan taring mereka kepada kakak saya… Meskipun beliau terluka parah, beliau berhasil terselamatkan berkat adanya Cain-dono… setelah itu ketiga raja iblis itu berhadapan dengan Cain-dono…. Dan hasilnya dua raja iblis telah mati, sedangkan satu ditangkap…. Jika saja tidak ada Cain-dono, mungkin kekaisaran kami tidak akan selamat, dan dipastikan akan terjadi perang besar…”
Lizabeth menjelaskan semua yang terjadi sehingga semua orang mudah mengerti. Dan hanya satu yang para bangsawan itu pahami.
———Cain von Silford lebih kuat dari Raja Iblis…
Meskipun ia seorang anak bagsawan, dia terus-menerus menoreh prestasi dan menjadi bangsawan sejati serta beberapa tahun kemudian ia sudah menjadi Margrave.
Mereka paham bahwa Cain menjadi bagsawan bukan sekedar dari keberuntungan, namun dengan kemampuannya. Bahkan terkait pertunangannya dengan puteri raja, puteri duke, dan seorang komanan Ksatria.
Selain itu mereka tahu bahwa kota Drintle sudah berkembang melebihi kota-kota manapun, bahkan mungkin lebih baik dari Ibukota sekalipun. Para bangsawan itu juga pernah mengunjungi kota Drintle itu untuk mengamati.
Dia juga membuat produk-produk unik yang tak pernah terpikirkan orang lain sebelumnya sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat disana. Setiap bangsawan disini pernah merasa ingin menirunya, namun pada akhirnya mereka tidak bisa dan memutuskan untuk membeli barang dari Drintle. Dan lagi-lagi Drintle mendapat pemasukan dari sana.
Tentu saja pajak yang kota itu bayarkan jauh lebih besar daripada kota-kota lain. Karena itu, untuk dapat memanfaatkan aset kota Drintle, sang raja dan para petinggi memberikan kota-kota yang diserahkan Republik Ilstein, kepada Cain dan menjadikannya seorang Margrave.
Dengan menyerahkan kota yang belum berkembang, dan jika dimasa depan kota itu berkembang, maka pajak yang diterima kerajaan pun akan bertambah. Ini akan menjadi sebuah investasi.
Selain itu, Telestia dan Silk ditetapkan untuk menikah dengan Cain. Ia terpaksa menyetujui rencana Raja dan Duke Erick yang menawarkan anak mereka yang cantik.
Perdana Menteri Magna juga telah memprediksikan bahwa ini akan menjadi lahan basah bagi kerajaan, sehingga mereka tidak akan bisa menentang ini.
Cain yang menanggung semua harapan itu tidak hanya memiliki reputasi baik di bidang perekonomian, namun dia juga berbakat dalam bela diri. Dan sudah masyur terkenal bahwa dimansion nya ada patung naga yang merupakan monster peringkat SS.
Meskipun tidak di publikasikan, Cain juga menjadi seorag petualang peringkat S.
“Cain-dono telah menyelamatkan saya ketika saya ditangkap oleh ras manusia, dan nyawa saya dalam bahaya… Berkat Cain-dono pula saya bisa kembali dengan selamat ke Kekaisaran… Dan tentang pemberontakan yang terjadi juga bisa di selesaikan berkat Cain-dono, serta kami memutuskan untuk menerima perdamaian dengan ras manusia… Bukan kah wajar bagi keluarga kekaisaran seperti kami untuk menghargai semua bantuan ini??”
Lizabeth berbicara dengan nada berbeda, ia berbicara layaknya seorang keluarga kekaisaran. Sang raja pun menatap wajah Cain dengan ekspresi kebingugan.
“Meskipun begitu…. Cain sudah punya beberapa tunangan… dan ada juga puteriku… Apakah sebagai tuan puteri, Lizabeth-dono baik-baik saja dengan ini??? Bukankah ada sosok yang lebih cocok untuk anda??”
“Apa menurut anda ada orang yang lebih baik dari Cain-dono?? Kekaisaran Beneshitos kami memimpin berbagai wilayah dan empat raja iblis…. Dan posisi itu harus ditentukan berdasarkan kekuatan…. Sekuat itulah posisi itu…. tidak ada banyak orang di dunia ini yang bisa melawan tiga raja iblis tanpa masalah sedikitpun…Lagi pula——”
Lizabeth menghentikan perkataannya.
Sekilas Lizabeth menatap sang Raja, lalu ia melanjutkan perkataannya.
“Aku ingin melakukan pernikahan dengan Cain-dono yang telah mendapatkan pengakuan dari——— Hero, Yuuya-sama…. Tidak ada kehormatan yang lebih tinggi dari ini sebagai puteri kekaisaran Beneshitos…”
Para hadirin terkejut mendengar perkataan Lizabeth.
(Ah… dia mengatakan soal Yuuya-san…. Apa baik-baik saja ya…)
Cain mulai berkeringat dingin. Yuuya sudah meninggal dan menjadi sejarah. Terlebih ini adalah Kerajaan Esfort. Yuuya yang merupakan raja pertama mereka merupakan sosok yang dipuja-puja di kerajaan ini. Bahkan patung Yuuya juga terpajang di dalam Istana.
Setelah mendengar nama Yuuya disebutkan, bahkan sang raja sekalipun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“A-apa yang barusan…. Apakah Lizabeth-dono bertemu dengan raja pertama. Yuuya-sama??? Padahal beliau sudah meninggal ratusan tahun lalu… Cain… apa maksudnya ini??”
Raja pun menatap tajam kearah Cain.
“…Tidak… itu… Bagaimana mangatakannya ya…. Yah sepertinya tidak ditempat ini….”
Cain tidak bisa membicarakan semuanya, jadi ia hanya bisa berusaha mencari alasan. Namun raja pun mengangguk, mungkin karena ia telah menduga maksudnya.
“Baik… Kita akan menjelaskan ini secara rinci nanti…. Iya kan Cain??”
Sambil tersenyum pahit menjawab ‘Siap!’ dan menundukan kepalanya.