DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku Volume 5 Chapter 26 Bahasa Indonesia

Pemberesan Masalah

Tiffana dan para pasukannya terpukau. Dan Cain menyarungkan kembali pedangnya, lalu menatap kearah kepala Cordino.

(Kenapa dia jadi menarik perhatian Dewa jahat itu ya…)

Tiba-tiba Cain mendengar suara yang tak terduga.

“Aku tidak menyangka… ternyata ada utusan kakek-kakek pencipta itu ya….”

Cain terkejut dan seketika langsung mengambil jarak dari arah datangnya suara itu. Kepala Cordino itu matanya terbuka dan mengucapkan kata-kata itu.

“Kamu… Lumayan menarik ya… Behentilah jadi utusan kakek-kakek itu dan jadi utusan ku saja….”

“…Aku menolak… Jadi utusan Dewa jahat… pasti isinya cuma merepotkan saja…”

Mungkin jawaban Cain itu diluar dugaannya, kemudian kepala Cordino itu pun tersenyum.

“Begitu ya… Hm??? Jiwamu itu… Ohh jadi begitu… kamu dan kedua orang itu….”

Sebelum kata-kata itu berakhir, Cain menembakan sihirnya dan membakar habis kepala Cordino. Dan ketika api membara, terdengar suara untuk terakhir kalinya.

“Namaku adalah Aaron… Aku dulu pernah menyebut diriku sbagai dewa permainan… Mari kita berjumpa lagi suatu saat nanti… wahai keturunan orang-orang yang menyegelku….”

Dan suara itu menghilang.

Setelah api itu padam, kepala Cordino sudah menjadi debu.

“Daripada itu…”

Saat itu mansion masih dalam keadaan terbakar. Cain berusaha menata ulang perasaannya dan kemudian menembakan sihir air untuk memadamkan api. Para ksatria yang bisa menggunakan sihir air juga ikut membantu.

Sekitar 10 menit kemudian, seluruh api sudah berhasil dipadamkan berkat sihir Cain dan para prajurit, dan kemudian asap putih membumbung tinggi.

Kemudian Cain menggunakan [Search] untuk memeriksa orang yan masih hidup. Dan ditemukan dua reaksi yang sangat pudar.

Cain buru-buru masuk kedalam mansion, yang baru saja terbakar itu.

“Tunggu!! Itu masih berbahaya….”

Tanpa mempedulikan perkataan para prajurit, Cain melompat ke lantai dua dan kemudian menendang pintu kamar target. Disana ada dua sosok manusia yang pingsan dan darah bercucuran dari perut mereka. Salah satu dari mereka adalah pelayan, dan satunya adalah anak laki-laki Cordino, Habbit.

Cain pun mengangkat mereka berdua, kemudian menendang jendela, dan melompat keluar. Para ksatria terkejut melihat Cain tibatiba melompat dari lantai dua membawa dua orang bersamanya. Namun Cain tidak mempedulikan itu dan membaringkan keduanya ditanah.

“Tunggu sebentar…”

“[Area Heal]”

Seketika berkat sihir Cain, luka mereka berdua pun tertutup.

“Kurasa ini cukup…”

Napas mereka berdua menjadi lebih stabil. Mngkin itu berkat sihir Cain sudah efektif.

“Mereka ini…”

Cain berbalik ketika Tiffana bertanya kepada nya dari belakang.

“Aku menggunakan [Search] dan memeriksa kondisi sekitar, tapi hanya mereka berdua yang masih hidup… Dia ini adalah Habit.. anak sulungnya, teman satu sekolahku…”

Sejujurnya Cain juga tidak tahu, apakah langkahnya menyelamatkan mereka adalah benar atau salah. Cordino dengan ini sudah dipastikan bahwa dia terlibat pemberontakan. Dan hukuman untuk dia dan keluaranya akan diputuskan oleh raja, dan mungkin saja seluruh keluarganya dapat dihukum mati.

Itu artinya Habbit sebagai anak sulung dan pewaris sah nya juga ikut mempetanggung jawabkan ini.

(Kurasa hanya bisa menyerahkan masalah ini pada Yang Mulia ya…)

Habbit dan pelayan yang diselamatkan itu pun dibawa ke Istana oleh para ksatria. Mayat Cordino yang tanpa kepala itu pun dibungkus kain putih dan kemudian diangkut.

“Cain… Kita kembali ke istana… Kita perlu menjelaskan ini pada Yang Mulia..”

“Ya, benar… Tadi aku juga pergi tiba-tiba…”

Mereka berdua pun menuju ke Istana dalam keheningan.

◇◇◇◇

Disebuah ruang pertemuan di Istana.

Sang raja terus menyatukan tangannya tampak sedang berpikir dan terlihat kerutan di dahinya. Setelah mendengar penjelasan dari Tiffana dan Cain, mereka seolah tak bisa percaya.

“Jangan-jangan… Apa dewa jahat itu akan bangkit…?”

Cain pun menggelengkan kepalanya sebagai respon dari pertanyaan raja itu. Cain tidak bisa memberikan jawaban pasti karena dia juga belum yakin. Dia perlu bertanya dengan para dewa sebelum memberikan jawaban.

“Begitu ya.. jika belum bangkit maka kita akan aman…. Tapi Cain… terimakasih sudah membasmi utusan dewa jahat itu…”

“Benar… Jika Cain tidak segera ke ibukota untuk memberikan laporan, bisa gawat…”

Memang berkat kelengahan Cordino Cain bisa mengalahkannya dengan cepat, namun energi sihir yang dipancarkan Cordino itu sangat luar biasa kuat. Jika tidak ada Cain, dan dia mengamuk di ibukota, maka tak ada satupun yang dapat menghentikannya.

“Untuk rinciannya kita tanyakan nanti pada anaknya yang berhasil selamat… Kalau begitu mari kita bicarakan tentang Republik Ilstein…”

Cain pun mengangguk seolah baru teringat. Tadinya mereka sedang dalam pembicaraan itu sampai akhirnya Cain tiba-tiba keluar untuk melawan utusan dewa jahat.

Semua orang disini paham bahwa tergantung dari sikap negara lawan mereka nantinya, bisa jadi akan terjadi perang. Mereka harus menentukan orang yang cocok untuk menyelesaikan masalah ini dengan damai tanpa peperangan.

Terlebih karena selama ini, ini adalah tanggung jawab Cordino.

“Biar aku yang akan mengurus negosiasi dengan Republik Ilstein… Kurasa aku akan mulai dengan membuat rincian masalah ini terlebih dahulu…”

Raja pun mengangguk menyetujui perkataan Duke Eric.

“Ya.. Eric.. aku serahkan padamu…”

Kemudian pertemuan pad hari itu pun bubar, Dan Cain kembali menuju mansionnya.

Dihariberikutnya, pengawasan di istana diperketat, dan para prajurit melakukan pemeriksaan kepada para pelaku penyerangan.

Pada awalnya Viscunt Bard tidak mau berbicara, namun ketika ia mengetahui bahwa Cordino telah meninggal, diapun menjdi pasrah dan kemudian perlahan mebeberkan seluruh yang ia ketahui.

Interogasi pun juga dilakukan kepada Marf. Namun dia memutuskan untuk segera mengakui semuanya.

◇◇◇◇

“…………Begitu ya”

Perdana menteri membacakan dokumen tentang rincian kasus yang telah diringkas disebuah ruang pertemuan. Disana sudah ada Sang raja, Perdana menteri Magna tentunya, Komandan Royal Knight Tiffana, serta wakilnya Dime.

Sebenarnya sang Raja juga ingin menggundang Garm, ayah Cain untuk hadir, tapi saat ini dia sedang ada di Gracia. Cain sempat bertanya ‘Apa aku sebaiknya membawanya kemari?’ Namun sang raja tidak bisa membiarkan sihir [Transfer] milik Cain terbongkar jadi ia membiarkan pertemuan ini berlangsugn anpa kehadiran Garm.

“Adalah mantan senat Marf yang terlibat secara langsung, namun itu dibawah arahan Cordino… mungkin juga akan menjadi pertanyaan soal melintasi wilayah Republik Ilstein tanpa izin, namun kita masih punya kenyataan mereka ingin menjadikan tuan puteri dan para anak bangsawan sebagai budak untuk poin kita menyudutkan mereka…”

Mendengar perkataan Magna, sang raja terlihat berpikir dan kebingungan.

Jika salah sedikit saja sudah dipastikan akan terjadi perang. Sejujurnya karena ada Cain, mereka bisa memenangkan peperangan bahkan jika dia sendirian yang maju. Namun Cain masih dibawah umur, dan bahkan jika terjadi perang, ia tak akan mengijinkan Cain berdiri di medan perang.

Berdasarkan hukum yang berlaku dikerajaan Esfort, tidak memperbolehkan anak dibawah umur untuk berperang.

Mereka terus mengajukan pendapat mereka, dan kemudian membuat ringkasannya, dan mengirimkannya dalam bentuk surat kepada Parlemen Republik Ilstin.

“Kurasa ini sudah cukup… Ngomong-ngomong, Cain… Kamu memang bisa kembali kesini, tapi kamu masih dalam perjalanan tour kan?? meskipun kamu sudah menambahkan pengawalan pada Teles da yang lainnya.. tapi aku lebih tenang jika kamu bisa ada disana berjaga-jaga jika terjadi sesuatu…”

Mendengar itu, Cain pun teringat bahwa dia masih berada dalam perjalanan pulang dari tour. Mungkin mereka akan tiba di ibukota beberapa hari lagi. Jika dia ikut menyambut mereka di ibukota nanti entah apa yang akan mereka katakan.

“Kenapa Cain yang kemarin kita tinggal bisa menyambut kita di ibukota??” Begitulah mungkin pertanyaan mereka nanti. Dia pun tak bisa membatkan sihir [Transfer] miliknya ini menjadi perbincangan.

Meskipun ia membawa para penyerang itu dengan sihir [Transfer], namun sudah dipastikan mereka akan dihukum mati.

Bahkan diantara para Royal Knight ada aturan tegas untuk tidak membicarakan sihir Cain.

“Benar juga… Aku akan mencoba segera bergabung dengan mereka dan bersama-sama kembali kesini…”

“Aku akan sangat bersyukur jika kamu mau melakukan itu…. jika ada kamu mau ada serangan apapun mereka akan aman….”

“Baiklah.. aku akan segera kesana setelah berganti pakaian… “

Cain pun langsung menggunakan sihir [Transfer]. Yang mulia telah mengatakan kepada Cain untuk sebisa mungkin menggunakan sihir itu di tempat tak terlihat oleh para pelayan, jadi ia mendapatkan izin khusus menggunakan sihir itu di tempat tertentu di istana.

Cain berpindah kerumahnya dan berganti pakaian lalu memberi kabar kepada Collin dan Sylvia. Kemudian ia segera berpindah lagi. Tujuannya adalah benteng perbatasan negara. Para siswa seharusnya sudah memasuki wilayah Kerajaan Esfort.

Rencananya mereka tidak akan melewati kota Terenxa yang berada dibawah pemerintahan Viscount Bard. Jadi kemungkinannya mereka langsung menuju ke Ibukota, atau melewati Drintle.

Cain pun menyusuri Benteng perbatasan dan memasuki wilayah kerajaan Esfort. Atau lebih tepatnya ia terbang melewatinya. Setelah terbang selama dua jam, ia berhasil menemukan kereta para siswa.

Cain merasa lega kereta itu tidak mengalami masalah apapun. Lalu dia pun turun di dekat kereta itu.


Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku Bahasa Indonesia

Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku Bahasa Indonesia

Adventure Record of Reincarnated Aristocrat ~ the Apostle of Gods Who Doesn’t Know Self-Restraint~, Tensei Kizoku no Isekai Boukenroku ~ Jichou wo Shiranai Kamigami no Shito ~, The Rebirth of the Reincarnated Nobility, 転生貴族の異世界冒険録~自重を知らない神々の使徒~,Chronicles of an Aristocrat Reborn in Another World – the Apostle of the Gods Who Know No Self-Restraint
Score 7.2
Status: Ongoing Tipe: Author: , Artist: , Dirilis: 2016 Native Language: Japanese
Karakter utama, Shiina Kazuya terbunuh oleh orang asing saat mencoba melindungi adik perempuan teman masa kecilnya. Dia dilahirkan kembali sebagai Kain Von Silford, putra ketiga seorang bangsawan, di dunia sihir dan pedang. Kain akan tumbuh dikelilingi oleh para dewa yang tidak tahu menahan diri, para bangsawan Kerajaan, dan wanita muda. Untuk menghindari menaikkan bendera, ia mencoba menyembunyikan jumlah statistik dan perlindungan yang luar biasa yang ia terima dari para dewa. Ini adalah fantasi jalan kerajaan dari seorang anak laki-laki yang kadang-kadang berwajah dua dan kadang-kadang canggung. lindungi dirimu dan dapatkan discout menarik di gilaspin88 terbatas

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset